Thursday 7 October 2021

Refleksi 21 Tahun Provinsi Banten : Jauh Pangang Dari Api

 



Dua Puluh Satu tahun sudah usia Provinsi Banten, tepat 4 Oktober tahun 2000  secara resmi Banten memisahkan diri dari Jawa Barat. Perjalanan panjang pemekaran Provinsi Banten selama hampir lima dekade baru dapat terwujud pada awal abad Milenium. Banyaknya cucuran keringat para penggagas pendirian Provinsi Banten diiringi suka dan duka perlu kita maknai dengan semangat pembangunan yang bebas dari nuansa koruptif.
 
Dalam merefleksikan dua puluh satu tahun Provinsi Banten, perlulah kita sejenak berkaca ke belakang, apa saja yang terjadi, kemudian dimaknai bagaimana pembenahan ke depan. Langkah-langkah yang bersifat resolusi dalam segala aspek pembangunan berdasarkan lokalitas perlu terus digali guna terwujudnya kesejahteraan yang diidam-idamkan, secara konkret dan terarah.
 
Perjalanan Provinsi Banten sejak berdirinya memiliki lika-liku dan serba serbi yang mewarnai, terutama masalah pembagian kekuasaan dan kesejahteraan bagi elit-elitnya, pada akhirnya Banten dikenal dengan Provinsi dinasti dan Pejabat-pejabat korupnya. Pengakaran politik dinasti di Banten saat ini sudah sampai pada taraf yang mengkhawatirkan, politik dinasti disini penulis gambarkan bukan saja dari trah/keturunan, namun lebih jauh pada hegemoni kekerabatan (baik hubungan darah, bisnis sampai kepada golongan/partai).
 
Permasalahan politik dinasti ini, menyisakan masalah yang begitu kusut, yang mulai terbuka satu demi satu. Budaya pengkondisian proyek untuk pengusaha-pengusaha tertentu yang mendukung kekuasaan pemerintah menjadi masalah tersendiri, kemudian pembentukan program-program pemerintah yang terkesan melindungi kelompok elit juga nampak jelas di Banten.
 
Dalam modus-modus pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, ekonomi dan pelayanan publik, para penguasa menanamkan kukunya untuk memilah-milah kelompok yang dapat diajak bekerja sama (dikondisikan), alhasil banyaklah bermunculan pengusaha-pengusaha bodong untuk membangun/merawat relasi pengusaha-pejabat untuk melanggengkan kekuasaan.
 
Lima Agenda Pembangunan Provinsi Banten Yang Gagal
 
Konsepsi kesejahteraan menurut para ahli ialah pendistribusian ekonomi yang merata, kemudahan mengakses sandang dan pangan, indeks kebahagiaan yang baik, kemudahan mengakses informasi dan kemudahan dalam pelayanan publik (Ah Maftuchan, 2016).
Apabila kita ukur melalui konsepsi kesejahteraan, masyarakat Banten saat ini mungkin akan mengatakan hal yang amsih jauh panggang daripada api saat ini. Kegagalan pembangunan dari berbagai lini dapat kita ukur dari lima agenda pembangunan yang belum tercapai di Provinsi Banten, yakni di bidang pendidikan, kesehatan, pariwisata, Agraria dan Pesisir/Maritim, dan Pelayanan Publik.
 
Pertama, pembangunan di bidang pendidikan masih belum tercapai dikarenakan banyaknya akses yang sulit ditembus, terutama daerah pinggiran Kabupaten Lebak dan Pandeglang yang memiliki askes jalan mencapai sekolah ada yang mencapai di atas lima kilometer. Pembangunan penunjang sarana pendidikan seperti buruknya kondisi jalan mencapai sekolah ikut mempengaruhi kualitas sekolah tersebut, dikarenakan jika askes jalannya buruk bukan hanya siswa yang malas belajar, tetapi gurunya pun turut malas mengajar, aspek lainnya di bidang pendidikan ialah kesejahteraan guru yang belum terperhatikan secara penuh, sehingga mempengaruhi kualitas mengajar guru, terlebih guru honorer yang gajinya tidak sampai satu juta rupiah perbulannya.
 
Kedua, Pembangunan kualitas kesehatan di Banten juga masih tergolong terbelakang. Pemerintah Banten saat ini menggagas pengobatan gratis dengan menggunakan KTP, namun program ini terhambat dengan pelayanan dari RSUD Banten yang tidak maksimal melalui prosedural yang cukup rumit, bahkan pengguna BPJS pun tidak langsung dilayani kala berobat di rumah sakit. Yang perlu dilakukan adalah pengkoordinasian antar lembaga, agar kekacauan administratif semacam ini tidak terjadi, karena program bukan hanya sebuah gagasan menarik dan bagus, namun harus dengan optimisme bersama. Apabila Pemerintah optimis dalam penanganan kesehatan, akan tetapi RSUD nya spesimis, maka hanya akan menimbulkan ketelantaran penderita penyakit, maka disini terjadi disfungsi regulasi/deregulasi (kemandekan regulasi/aturan).
 
Ketiga, Pembangunan pariwisata yang belum tertata dengan baik, karena pariwisata di Banten 75% dikelola oleh privat (swasta), sehinggan pemerintah provinsi tidak memiliki andil lebih dalam penyerapan pendapatan di bidang pariwisata, seharusnya pariwisata di Banten dilakukan dengan berbasis lokalitas, artinya pengelolaan pariwisata dilakukan melalui optimalisasi pemerintahan desa dengan mengandalkan BUMDES yang berafiliasi dengan Pemerintah melalui badan usaha milik daerah maupun dengan dinas pariwisata secara langsung, sehingga linierisasi program ini pun akan berdampak terhadap pengurangan angka pengangguran di perdesaan.
Keempat, pembangunan agraria atau lebih akrab kita sebut dengan land reform (Reforma Agraria) melalui Undang Undang Nomor 5 tahun 1960 Tentang Aturan Pokok Agraria masih jauh dari ketercapaian. Terlalu tingginya kepentingan di atas tanah menjadi momok tersendiri, alih-alih melakukan pembangunan, pemerintah justru mendegradasi lahan pertanian secara besar-besaran, sehingga cita-cita untuk mencapai kedaulatan pangan semakin jauh jaraknya untuk tercapai. Konflik agraria pun turut mewarnai gejolak konflik. Gejolak konflik yang terjadi di Banten lebih banyak dilatari oleh kepentingan industrialisasi ataupun pembangunan kota-kota baru. Alih fungsi semacam ini secara sadar dimaknai oleh masyarakat akan mendegradasi kearifan lokal yang ada, tetapi justru pemerintah lebih mengindahkan kepentingan pengusaha ketimbang suara rakyat yang ingin mempertahankan tanahnya, untuk masalah ini banyak kasus terjadi di Banten.
 
Disamping pembangunan bidang Agraria, penting juga rasanya penulis sampaikan pentingnya pembangunan kemaritiman/pesisir yang belum tersentuh secara baik oleh pemerintah Provinsi Banten, pasalnya sampai saat ini banyak keluhan yang dilakukan nelayan terkait tempat bersandar kapal (dermaga) dan penataan infrastruktur pesisir, terutama di wilayah Banten bagian selatan, dengan gelombang laut yang cukup tinggi tetapi kualitas sandaran kapal masih dikatakan seadanya atas dasar swadaya menurut kemampuan nelayan, belum tersentuh secara masif. Tentu saja hal ini tidak aman bagi nelayan, kemudian tidak adanya lembaga keuangan yang mengurusi pinjaman nelayan, maka kedepan perlu adanya Bank bagi nelayan.
 
Terakhir, Pelayanan publik sampai saat ini belum menunjukkan motivasi dari good and clean governence, sebagaimana dikemukakan di muka bahwa pelayanan publik saat ini masih bersifat matrealistik, artinya dapat dilakukan pelayanan baik apabila ada pembayaran atas jasa pelayanannya. Disini aspek keadilan dalam pelayanan justru dikesampingkan, mengingat masyarakat membutuhkan pelayanan dengan baik tanpa harus diberikan beban tambahan, seperti pungutan liar. Itu sudah menjadi tugas pemerintah tentunya.
 
Perburuan Rente Di Banten
 
Kondisi-kondisi yang belum tercapai dengan biak sebagaimana diungkapkan di atas, mesti diperhatikan serius oleh pengambil kebijakan (legislatif dan pemerintah) secara arif dan bijaksana dengan mempertimbangkan kepentingan rakyat, bukan dengan motivasi tertentu kelompok elit. Saat ini kepercayaan publik terhadap pemerintahan loka tidaklah terlalu baik, hal ini dikarenakan penguasa-penguasa lokal lebih memperhatikan pengusaha dan investor ketimbang rakyatnya. Politik rente menyebabkan terjadinya spesimistis rakyat terhadap pemerintahannya. Maka selanjutkan patut kita kemukakakn kondisi politik rente di Banten.
Relasi antar pengusaha-penguasa sudah bukan lagi menjadi barang tabu saat ini, kita disuguhkan sajian-sajian berita televisi, pemberitaan media cetak dan online terkait dugaan korupsi pejabat lokal, begitu pula di Provinsi Banten, beberapa tahun lalu Gubernur Banten ditahan KPK karena suap dan korupsi, beberapa waktu lalu belum lama juga Walikota Cilegon tertangkap OTT oleh KPK. Memang, dari awal berdirinya provinsi ini banyak kasus korupsi dari berbagai sektor, mulai dari korupsi proyek pengadaan perumahan bagi anggota DPRD Banten yang menjerat mantan ketua DPRD Banten dan mantan Gubernur Banten pertama, kemudian korupsi alokasi dana pendidikan yang melibatkan kepala dinas pendidikan, korupsi alat kesehatan yang menjerat gubernur dua periode, korupsi PT. Banten Global Development (BGD) untuk pendirian Bank Banten, korupsi perizinan dan masih banyak lagi kasus korupsi lainnya yang melibatkan pentolan tokoh-tokoh politik lokal.
Tentu saja, proyek-proyek kesejahteraan kelompok dan individu sangat dipengaruhi besar oleh orang-orang yang berada di belakang kekuasaan resmi. Syarif Hidayat (2004) pernah melakukan penelitian di Banten terkait pemburuan rente, bahwa menurutnya pembangunan di Banten tidak didasarkan pada pemerataan distribusi kesejahteraan (distribution of wealth) masyarakat, tetapi lebih kepada distribusi kekayaan penguasa dan pengusaha, tetapi perburuan rente secara terbuka. Syarif menyimpulkan dalam penelitiannya bahwa kekuasaan di Banten dibagi atas distribusi kekuasaan oligarki yang tersebar di Kabupaten/Kota dan hubungan birokrasi-pengusaha tingkat provinsi, kemudian pada akhirnya ada sebuah kekuatan yang jauh lebih besar daripada kekuasaan formal, kemudian disebut shadow state (negara bayangan) dalam tatanan lokal. Dalam kondisi seperti ini, akan sulit dalam melakukan pembenahan, karena pengambil kebijakan akan bergantung pada pemilik modal dan pemerintah dibuat tidak berdaya dihadapan penguasa tanpa mahkota tersebut.
 
Perburuan rente sendiri diawali oleh terlalu intimnya hubungan penguasa dengan pengusaha, kemudian pada akhirnya kekuasaan harus tunduk pada pengaruh kapital, yang justru akan menyumbangkan ketimpangan sosial dan ekonomi. Dalam Teori Ekonomi Politik yang ditulis Caporaso & Levine (1992) menyebutkan bahwa kesejahteraan masyarakat ditentukan oleh struktur sosial ekonominya, sedangkan struktur tersebut dibentuk oleh sistem, dan sistem dibangun oleh penguasa. Namun pada akhirnya penguasa sebagai pengambil dan pelaksana keputusan memiliki perilaku yang dapat merusak sistem yang dibangun ketika terlalu banyak kepentingan kelompok maupun individu melakukan intervensi atas kebijakan yang dikeluarkan. Dalam posisi ini disebut oleh Caporaso dan Levine akan terjadi disparitas ekonomi yang menyebabkan ketimpangan pada masyarakat.
Resolusi Banten
Permasalahan-permasalahan sebagaimana yang telah diulas, perlu ditangani dengan beberapa langkah, diantaranya ialah : (1) mengkoordinasikan secara aktif struktur pembangunan yang bersifat inklusif kepada Kabupaten/Kota, kemudian dibangun secara bersama-sama dengan melibatkan masyarakat melalui pemerintahan desa, mengingat saat ini desa memiliki otonomi untuk membangun pemerintahannya sendiri; (2) Melikuidasi pengusaha-pengusaha yang memiliki track record yang kurang baik; (3) meninjau ulang kebijakan investasi agar tidak merugikan rakyat; (4) Melakukan perencanaan daerah berbasis aspirasi; (4) Melakukan pembangunan berbasis lokalitas, bukan berbasis kepentingan.
Apabila daya pemangku kebijakan melakukan pembangunan bersama-sama melibatkan masyarakat, akan terbentuk sebuah pemerintahan yang bersih dan terbuka, dan tentunya memiliki implikasi kebijakan yang baik bagi masyarakat. Paling tidak, apabila langkah-langkah solutif tersebut dilakukan secara seksama, 10 tahun ke depan Banten akan menemukan kemajuannya sebagai Provinsi terdepan penyangga ibu kota, karena jika dihitung dengan matematika ekonomi, banten memiliki cadangan sumberdaya yang sangat besar, mulai dari pertambangan, pertanian, perkebunan, pariwisata, kelautan dan perikanan, ditambah memiliki bonus demografi yang cukup besar. Dengan alasan tersebut, Banten sebetulnya tidak layak dikatakan sebagai Daerah terbelakang, namun hal ini dikarenakan mental pejabatnya yang terbelakang, maka dari itu perburuan rente tidak patut diteruskan.

Sindu Adi Pradono SH Pengamat Kebijakan dan Aktif di LIPI Jakarta
Share:

0 comments:

Post a Comment

UCAPAN IDUL FITRI 1445 H

UCAPAN IDUL FITRI 1445 H

DPRD BENGKULU

DPRD BENGKULU

Sekretariat DPRD Kota Cilegon

Sekretariat DPRD Kota Cilegon

PERKIM KOTA CILEGON

PERKIM KOTA CILEGON

SEKRETARIAT DPRD KOTA CILEGON

SEKRETARIAT DPRD KOTA CILEGON

Sekretariat DPRD Tangerang

Sekretariat DPRD Tangerang

DPRD KOTA SERANG

DPRD KOTA SERANG

DINAS PEMDIDIKAN KOTA SERANG

DINAS PEMDIDIKAN KOTA SERANG

segenap Crew Mohon Maaf Lahir Dan Batin

segenap Crew Mohon Maaf Lahir Dan Batin

BAPENDA PROVINSI BANTEN

BAPENDA PROVINSI BANTEN

PEMERINTAH TANGERANG

PEMERINTAH TANGERANG

DPRD SIDOARJO IDUL FITRI 1445 H

DPRD SIDOARJO IDUL FITRI 1445 H

Dinas Pendidikan Kota Serang ISRA MIRAJ 1445 h

Dinas Pendidikan Kota Serang ISRA MIRAJ 1445 h

Jadilah Perbedaan Menjadi Kekuatan

Jadilah Perbedaan Menjadi Kekuatan

Hidup Untuk Saling Melindungi Bukan Saling Melukai

Hidup Untuk Saling Melindungi Bukan Saling Melukai

PERTAMINA 2024

PERTAMINA 2024

Penawaran Kerja Sama

TV KONTAK BANTEN

KEMENTRIAN SEKRETARIS NEGARA

KEMENTRIAN SEKRETARIS NEGARA

Hari Amal Bhakti ke 78 Bakti Untuk Negeri

Hari Amal Bhakti ke 78 Bakti Untuk Negeri

FORUM UNIVERSITAS TRISAKTI

FORUM UNIVERSITAS TRISAKTI
Media yang kuat butuh rakyat yang terlibat, mengelola kebebasan dengan bertanggung jawab._ Najwa Shihab

SILAKAN PASANG IKLAN KLIK

SELAMAT HUT KORPRI 2023

SELAMAT HUT KORPRI 2023

KONTAK MEDIA GROUP

KONTAK MEDIA GROUP

BACA BERITA BIKIN PAS DI HATI YA DI SINI !!

BAPENDA PROVINSI BANTEN HARI PERS 2024

PEMERINTAH BANYUWANGI

PEMERINTAH BANYUWANGI

TALK SHOW MENCARI PEMIMPIN SEJATI

TALK SHOW MENCARI PEMIMPIN SEJATI

INFO CPNS DAN PPPK 2023 KLIK

PESAN MAKANAN ENGAK RIBET

MOTO KAMI


BERBUAT BAIK TERHADAP SESAMA SESUNGGUHNYA UNTUK KEBAIKAN DIRI KITA

HARI KETERBUKAAN INFORMASI 2023

HARI KETERBUKAAN INFORMASI 2023

KEMENTRIAN HUKUM DAN HAM

KEMENTRIAN HUKUM DAN HAM

RESOLUSI TAHUN 2024

RESOLUSI TAHUN 2024

INFO DEWAN PERWAKILAN RAKYAT (DPR) RI

KEMENTRIAN BUMN

KEMENTRIAN BUMN

SELAMAT HARI ADIYAKSA KE 62

SELAMAT HARI ADIYAKSA KE 62

Jadikan Kritik Masyarakat Sebagai INTROPEKSI

Jadikan Kritik Masyarakat Sebagai INTROPEKSI

ENERGI KOLOBORASI

ENERGI KOLOBORASI

Bergerak TAK TERBATAS

Bergerak TAK TERBATAS

PEMERINTAH SUBANG JABAR

PEMERINTAH SUBANG JABAR

KELUARGA BESAR KEJAKSAAN RI

KELUARGA BESAR KEJAKSAAN RI

SENYUM ADALAH IBADAH

SENYUM ADALAH IBADAH

PEMERINTAH BIRIEUN ACEH

PEMERINTAH BIRIEUN ACEH

SELAMAT DAN SUKSES

SELAMAT DAN SUKSES

Bergerak Tumbuh Bersama

Bergerak Tumbuh Bersama

Berbuat Baiklah Karena Senyum Pun Ibadah

Berbuat Baiklah Karena Senyum Pun Ibadah

SELALU BERBUAT UNTUK BANGSA

AWAS BAHAYA LATEN KORUPSI

AWAS BAHAYA LATEN KORUPSI

Kata Motifasi Koran Kontak Banten

Kata Motifasi Koran Kontak Banten

Mau Kirim Tulisan Artikel Klik aja

MOTO KAMI


Sekecil APAPUN Yang Anda Perbuat Akan Menjadikan Cermin Kami untuk Maju

BARCODE INFO KERJA KLIK

Silakan Pesan Buku Catatan Kehidupan Ali

Berita Populer

PEMERINTAH JAWA TIMUR

PEMERINTAH JAWA TIMUR

PEMERINTAH JAWA TENGAH

PEMERINTAH JAWA TENGAH

INFO KPK

INFO KEJAKSAAN RI

Bergerak Kita Bangkit untuk Indonesia

Bergerak Kita Bangkit untuk Indonesia

BERIKAN SENYUM UNTUK MU INDONESIA

BERIKAN SENYUM UNTUK MU INDONESIA

HUT RI KE 78 2023

HUT RI KE 78 2023

BANGKIT LEBIH KUAT

BANGKIT LEBIH KUAT

AYO SELAMATKAN BUMI KITA

AYO SELAMATKAN BUMI KITA

PRAJA MUDA JIWA MUDA

PRAJA MUDA JIWA MUDA

Hati Nurani Tidak Ada Dalam Buku Tapi Ada di Hati

Hati Nurani Tidak Ada Dalam Buku Tapi Ada di Hati

PEMERINTAH TANGERANG

PEMERINTAH TANGERANG

SELAMAT HUT BAWASLU REPUBLIK INDONESIA

BERGERAK DAN BERGERAK

Portal Kementrian Kemlu Indonesia

Seputar Parlemen

INFO KPK JAKARTA

INFO ICW NASIONAL KLIK

Salam Damai Untuk Indonesia

Layanan Kota Tangerang Selatan BPHTB

Kementrian

Susunan Redaksi

Kementrian PU

Support