JAKARTA ( KONTAK BANTEN) Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memimpin
Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) pengendalian inflasi membahas harga
pangan pada. Airlangga yang juga Ketua Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) ini
memaparkan sejumlah rekomendasi aksi TPIP dan Tim Pengendalian Inflasi
Daerah (TPID) sebagai extra effort stabilitasi harga pangan dan
ketahanan pangan.
Rekomendasi tersebut antara lain, perluasan
Kerjasama Antar Daerah (KAD) terutama untuk daerah surplus/defisit untuk
menjaga ketersediaan supply komoditas dan pelaksanaan operasi pasar
dalam memastikan keterjangkauan harga. Lalu, pemberian subsidi ongkos
angkut bersumber dari APBN sebagai dukungan memperlancar distribusi. Rekomendasi selanjutnya, yakni percepatan implementasi program tanam
pangan pekarangan untuk mengantisipasi tingginya permintaan di akhir
tahun. Penyusunan neraca komoditas pangan strategis untuk sepuluh
komoditas strategis di wilayah masing-masing.
Airlangga
menuturkan, rekomendasi selanjutnya, adalah penguatan sarana-prasarana
untuk produk hasil pertanian dibantu Badan Pangan Nasional. Antara lain
terkait penyimpanan dengan cold storage, terutama di daerah sentra
produksi.
“Kemudian, penggunaan belanja tidak terduga pada APBD
masing-masing untuk pengendalian inflasi sesuai dengan edaran Menteri
Dalam Negeri, serta mengoptimalkan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik untuk
tematik ketahanan pangan dan Dana Transfer Umum (DTU),” tutur Menko
Airlangga saat konferensi pers usai Rakortas TPIP-TPID, Kamis (1/9).Airlangga menambahkan, rekomendasi terkait upaya meredam harga pangan
dan penguatan sinergi TPIP-TPID yakni melalui Gerakan Nasional
Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) untuk mempercepat stabilisasi harga.
"Bapak
dan Ibu Gubernur, Bupati, Walikota yang angka inflasinya di atas
nasional, diminta untuk dapat menurunkan inflasi dalam bulan-bulan ke
depan hingga di bawah 5 persen,” tegas Airlangga.
Ketua Umum
Partai Golkar ini juga menyampaikan apresiasinya kepada seluruh pihak
yang telah berupaya mengendalikan inflasi di daerah maupun di pusat.
"Ini
tentu merupakan upaya bersama antara Pemerintah Pusat, Bank Indonesia,
dan Pemerintah Daerah, dalam wadah TPIP dan TPID untuk mengendalikan
gejolak-gejolak harga,” ujar Airlangga.
Berdasarkan data Badan
Pusat Statistik, pada Agustus 2022 terjadi deflasi sebesar 0,21 persen
(mtm) dan inflasi menjadi 4,69 persen (yoy). Angka tersebut sedikit
lebih rendah dibandingkan inflasi bulan Juli 2022 yaitu 4,94 persen
(yoy).
"Ini adalah extra effort yang dilakukan pemerintah
sebagaimana arahan Bapak Presiden untuk menjaga stabilitas harga dan
capaian inflasi 2022,” tutur Airlangga.
Ketua TPIP mengatakan,
TPID juga terus menjaga stabilitas harga pangan yang tercermin dari
inflasi volatile food yang juga mengalami deflasi pada bulan Agustus
2022 sebesar 2,90 persen (mtm) atau 8,93 persen (yoy). Angka tersebut
menurun dari bulan Juli yang mencapai 11,47 persen (yoy).Deflasi terjadi karena terbantu oleh hasil panen yang telah merata di
daerah sentra, termasuk penurunan harga komoditas bawang merah.
Secara
spasial, pada Agustus terdapat 66 kabupaten/kota yang memiliki
realisasi inflasi di atas nasional. Jumlah tersebut menurun dari bulan
Juli lalu yang tercatat di 69 kabupaten/kota. Sementara itu masih
terdapat 27 provinsi yang memiliki realisasi di atas inflasi nasional.
0 comments:
Post a Comment