![]() |
Kelas bahasa mandarin di Ponpes Nurul Jadid bersama guru native dari Cina (Dok Nurul Jadid) |
Probolinggo -( KONTAK BANTEN) Pondok Pesantren biasanya identik dengan bahasa Arab. Namun, di Pondok Pesantren Nurul
Jadid Paiton Probolinggo Jawa Timur, juga mengajarkan bahasa Mandarin
kepada para santrinya.
Sejak 2004, Bahasa Mandarin mulai
diajarkan kepada para santri yang bersekolah di SMA Nurul Jadid jurusan
bahasa. Awalnya, Nurul Jadid mengutus seorang ustadz belajar bahasa
Mandarin ke Klenteng yang ada di Probolinggo. Pelajaran dari sana lalu
diajarkan kepada para santri.Hingga pada 2006, ada bantuan pengajar native dari Tiongkok atas bantuan
Lembaga Koordinasi Pengembangan Bahasa Tionghoa (LKPBT) Jawa Timur.Aktivitas belajar-mengajar bahasa Mandarin di Nurul Jadid ini rupanya
menyita perhatian banyak pihak. Salah satunya ketua Yayasan Rukun
Harapan Jember, Anwar Sausan. Anwar datang ke pondok tersebut untuk
belajar metode pembelajaran bahasa Mandarin kepada para santri.
"Saya
ingin tahu, mereka belajar Mandarin sangat cepat sekali, dan bisa
efektif. Jadi saya itu, dalam keadaan bertanya, bagaimana mereka
mempelajari Mandarin sangat cepat dan menghasilkan nilai yang baik,”
kata Anwar di kanal SMA Nurul Jadid, dikutip Jumat (21/10/2022).
Didik
P. Wicaksono, salah satu pengurus Ponpes Nurul Jadid mengungkapkan,
bahasa Mandarin merupakan bahasa internasional. Semua orang berhak
mempelajari bahasa tersebut. Terlebih, perkembangan dunia akan
menjadikan bahasa Mandarin sebagai salah satu bahasa penting pada masa
depan.“Di masa depan ituNurul Jadid bahkan sudah menerapkan Hanyu Shuiping Kaoshi (HSK)
atau Ujian Standar Kemampuan Bahasa Mandarin. Ini merupakan terobosan
pesantren dalam pengembangan bahasa asing untuk mengantar santri ke
gerbang dunia. Nurul Jadid menjadi satu-satunya pesantren yang
menerapkan hal tersebut., bahasa Mandarin mempunyai peranan yang sangat penting di kehidupan kita semua,” katanya.Wicaksono menyebut, Nurul Jadid ingin menjadi pusat pengembangan bahasa
Mandarin di Indonesia. Itu sudah terbukti. Beberapa alumni Nurul Jadid
menjadi pengajar bahasa Mandarin di berbagai pesantren dan
sekolah-sekolah umum.
Seperti Abdul Somad, salah satu alumni
angkatan pertama Nurul Jadid. Dia kini menjadi pengajar bahasa Mandarin
di salah satu sekolah umum di Jember, Jawa Timur. “Sudah tujuh tahun
mengajar,” katanya.Bahasa Mandarin sudah boleh diajarkan di sekolah-sekolah sejak reformasi
1998. LKPBT Jawa Timur lalu memberikan beasiswa kepada mahasiswa
Indonesia yang berminat mendalami studi pengajaran bahasa Mandarin.
Beasiswa itu dimanfaatkan santri SMA Nurul Jadid. Banyak santri yang memanfaatkan beasiswa itu untuk melanjutkan pendidikan di Cina. Hingga kini, ada ratusan santri Nurul Jadid yang melanjutkan pendidikan di Tiongkok.
Ikatan Keluarga Alumni Tiongkok Nurul Jadid (IKAT NJ) mendata sekira 120 bahkan lebih santri Nurul Jadid yang melanjutkan pendidikan di Tiongkok. Terbanyak dari mereka adalah penerima beasiswa LKPBT. Ada juga beasiswa Confucius and Chinese Government Scholarship (CGS)Dalam waktu 10 tahun, para santri Nurul Jadid telah tersebar di berbagai Universitas di Tiongkok. Beberapa di antaranya adalah Chongqing University of Arts and Science, Fuzhou University, Guangxi Normal University, Xiamen University, Zhejiang University, Hubei Polytechnic University, Nanjing Railway Vocational and Technical College, Nanjing university of Information Science and Technology, Suzhou Institute of Trade and Commerce, dan Shanghai Normal University.
hati2 dg China dia Negara Komunis tulen.
ReplyDelete