SERANG (KONTAK BANTEN0 – Sebanyak lebih dari 12 ribu kader dan pengurus Kesenian Tari Indonesia (Kesti) Tjimande Tari Kolot Kebon Djeruk Hilir (TTKKDH) se-Indonesia, mengikuti acara Festival Keceran Nasional yang diselenggarakan di Provinsi Lampung, Senin (2/10/2023).
Kegiatan tersebut dilaksanakan, dalam rangka hari jadi Kesti TTKKDH yang ke-71 tahun.
Berkat acara itu, Kesti TTKKDH kembali meraih rekor dari
Museum Rekor Indonesia (Muri) untuk yang kedua kali. Rekor Muri
Nasional yang didapatkan yaitu, kategori Kelid Terbanyak.
Sebelumnya, pada tahun 2022 lalu Kesti TTKKDH juga
meraih rekor Muri Dunia dengan kategori keceran pendekar terbanyak di
dunia, yang diselenggarakan di Gelora Bung Karno (GBK), DKI Jakarta.
Ketua DPP Kesti TTKKDH Wahyu Nurjamil mengatakan,
Festival Keceran Nasional tahun ini diselenggarakan di Provinsi Lampung.
Jumlah anggota yang terlibat dalam kegiatan tersebut, mencapai 12 ribu
anggota, yang berasal dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia.
“Anggota yang datang ada dari Sumatera Selatan (Sumsel),
Riau, Jawa Tengah, dan daerah lainnya. Sedangkan anggota terbanyak ada
dari Banten, Lampung, dan DKI Jakarta,” kata Wahyu, Senin (2/10/2023).
Provinsi Lampung ditunjuk sebagai tuan rumah, karena
pengembangan organisasi Kesti TTKKDH yang cepat di sana. Karena itu,
pengembangan organisasi semacam ini diharapkan dapat menjadi contoh dan
memberikan semangat kepada anggota lain dalam mengembangkan Kesti
TTKKDH.
Wahyu menjelaskan, dalam kegiatan ini Kesti TTKKDH
menampilkan jurus Kelid. Ada sekitar 2 ribu pasangan yang ikut serta
dalam penampilan Kelid tersebut.
“Rekor Muri kali ini berkaitan dengan jurus yang kita
punya namanya Kelid. Jadi masing-masing berpasangan untuk menampilkan
Kelid,” ujarnya.
Dikatakan Wahyu, kegiatan Festival Keceran dilaksanakan
dengan berbagai tujuan, salah satunya mensyiarkan seni budaya dan
mengukir prestasi.
“Syiar seni budaya khususnya Tjimande yang merupakan
warisan bangsa, dan kita juga terus mengukir prestasi, karena percuma
adanya organisasi tapi tidak memiliki prestasi,” terangnya.
Tujuan lainnya yakni silaturahmi antar daerah untuk
memperkokoh persatuan dan kesatuan yang ada di dalam organisasi, sesuai
dengan ritual pertalekan yang ada di Kesti TTKKDH. Sebab dalam tradisi
keceran ini, semua orang berkumpul bersama untuk saling mendukung.
“Ini belum tentu bisa dilakukan setiap hari, misalnya
anggota dari Riau belum tentu bisa bertemu dengan yang dari Lampung,”
ungkapnya.
Wahyu mengungkapkan, untuk tahun selanjutnya, peringatan
hari jadi Kesti TTKKDH akan dilakukan di Banten. Banten dipilih karena
berkaitan sumber daya manusia dan jalur historis di Banten. Selain itu,
pada 2021 pernah dilakukan di Banten tapi tidak terlalu besar karena
pandemi Covid-19 sehingga acara diadakan di hotel.
“Maka tahun depan akan dilakukan secara massif dan besar-besaran,” tandasnya.
Wahyu menambahkan, selain rekor Muri, ke depan pihaknya
menginginkan Kesti TTKKDH bisa dikenal di seluruh Indonesia. Saat ini
jumlah keanggotaan Kesti TTKKDH 1 juta se-Indonesia yang tersebar di 11
provinsi.
Dia menargetkan pada tahun depan, akan membentuk dua
atau tiga kepengurusan lagi di provinsi lain. Untuk membentuk DPW ada
syarat yang harus ditempuh, yakni harus membentuk tiga DPD dan lima
cabang.
“Tahun depan rencana akan membentuk di Provinsi Jambi Bangka Belitung, dan Kalimantan Barat,” pungkasnya.
Sementara, Dewan Pembina DPP Kesti TTKKDH Deden
Apriandi, mengapresiasi rekor Muri yang telah diraih Kesti TTKKDH untuk
yang kedua kalinya.
“Saya selaku Pembina berterima kasih dan sangat
mengapresiasi Kesti TTKKDH yang tak henti-hentinya mencari prestasi
positif,” ungkapnya.
Ia mengatakan, masyarakat rindu akan prestasi-prestasi
kebudayaan yang didapat oleh organisasi-organisasi. Diharapkan dengan
prestasi yang diraih Kesti TTKKDH ini bisa memacu organisasi-organisasi
lainnya. Dengan begitu, kebudayaan di masyarakat lebih maju lagi.
“Ke depan saya berharap Kesti TTKKDH menjadi trendsetter di Indonesia, khususnya di Banten,” harapnya.
Deden yang juga menjabat Sekretaris DPRD Provinsi Banten
menambahkan, jika trend berorganisasi itu mencari prestasi, sehingga
organisasi bisa berkembang. Apalagi di Banten ini gudangnya organisasi
kultur, dan berorganisasi ini sangat baik untuk di masyarakat.
“Di Banten ini banyak organisasi, hanya saja belum
banyak yang terpublikasi prestasinya, maka diharapkan ke depan bisa
terpublikasi sehingga masyarakat bisa tahu,” paparnya
0 comments:
Post a Comment