TANGSE (KONTAK BANTEN)—Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang Selatan (Tangsel), M Faridzal Gumay menyebut dampak kekeringan semakin tinggi. Saat ini, terdapat 3.227 KK yang tersebar di 11 Kelurahan kekurangan air bersih.
Gumay menjelaskan, sejak enam minggu terakhir pihaknya menerima laporan permintaan air bersih. Untuk titik terparah kata dia berada di Kelurahan Kranggan sebanyak 17 titik.
“Kelurahan Setu 4 titik, Kranggan 17 titik, Muncul 6 titik, Jurang Mangu Barat 1 titik, Buaran 2 titik, Ciater 2 titik, Babakan 2 titik, Kademangan 5 titik, Pakualam 1 titik, Pakulonan 1 titik, Bakti Jaya 2 titik,” urai Gumay.
Kata dia, pendistribusian air bersih untuk warga yang terdampak kemarau panjang bersumber dari sejumlah bantuan yang diterima pihaknya. “Sumber bantuan air PT PITS, PT TTC PDAM, dan BSD atau Sinar Mas Land,” sebutnya.
Untuk itu, kata Gumay, pihaknya terus mendistribusikan air bersih ke wilayah-wilayah. Sampai saat ini, pihaknya sudah memberikan bantuan air sebanyak 174.500 liter.
Gumay menyebutkan, walaupun Kota Tangsel sempat diguyur hujan beberapa hari terakhir, hal itu tidak berdampak. Apalagi, tambah dia, hujan yang turun durasinya tidak begitu lama.
“Belumlah bang belum signifikan banget hujannya durasi pendek jadi ngga berdampak. Kalau durasinya lama baru pasti ada dampaknya,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) melalui Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR) tengah berupaya mengatasi krisis air bersih di wilayahnya. Salah satunya yakni dengan menyebar 10 toren berukuran besar ke setiap wilayah yang mengalami kekeringan.Kepala Bidang Air Minum dan Air Limbah DCKTR mengatakan, 10 toren yang sudah disebar itu sebenarnya belum mencukupi. Untuk itu, pihaknya akan penganggaran APBD Perubahan untuk pengadaan 50 toren berkapasitas 2000 liter.
0 comments:
Post a Comment