Kondisi di Gaza sangat memprihatinkan, bahkan kekacauan yang ada sudah melebihi dari krisis kemanusiaan. Presiden Médecins Sans Frontières (MSF) atau Dokter Lintas Bata, Dr
Christos Christou mengatakan masyarakat di Gaza harus menghadapi kondisi
yang memprihatinkan.
"Ini adalah bencana kemanusiaan. Ini
adalah situasi yang kacau, dan saya sangat khawatir bahwa orang-orang
akan berada dalam mode hanya mencoba bertahan hidup, yang akan
menimbulkan konsekuensi yang sangat parah," ujarnya, seperti dikutip Reuters.
Data dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menunjukkan 85
persen dari 2,3 juta penduduk di Gaza telah kehilangan tempat tinggal.
Sementara Israel membuka front baru di wilayah selatan Gaza.
Dalam
upaya menghindari pemboman Israel, warga Gaza berkumpul di ujung
selatan Gaza, memperhatikan selebaran dan pesan Israel yang mengatakan
bahwa mereka akan aman di perbatasan dengan Mesir.
Tetapi PBB dan organisasi bantuan mengatakan tidak ada tempat yang aman di Gaza.
"Tim
saya di lapangan terus mengatakan kepada saya bahwa hal ini tidak
tertahankan. Ini tidak berkelanjutan. Tidak ada tempat yang aman,"
lanjut Christou.
Dalam surat terbuka kepada Dewan Keamanan PBB
yang diterbitkan pada awal pekaan ini, Christou memohon untuk menuntut
diakhirinya serangan Israel terhadap warga sipil Palestina dan
mengizinkan bantuan kemanusiaan memasuki Gaza tanpa hambatan.
Menurut
pemerintah di Gaza, setidaknya 110 pusat kesehatan telah berhenti
beroperasi bersama 21 rumah sakit sejak perang Israel di Gaza dimulai
pada 7 Oktober. Laporan tersebut juga menyatakan bahwa 287 personel medis telah tewas
dalam serangan Israel pada periode yang sama dan penghancuran setidaknya
58 ambulans. Hal ini telah sangat menghambat penanganan orang-orang
yang terluka ke tempat perawatan masih tersedia di Gaza.
0 comments:
Post a Comment