![]() |
Mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), |
JAKARTA KONTAK BANTEN Kasus korupsi di Indonesia terkesan bukan menurun. Tapi justru terlihat
makin marak. Sejumlah pejabat negara hingga kepala daerah secara
bergiliran ditetapkan sebagai tersangka korupsi. “Apa yang terjadi di negeri ini, kita seperti berada di kandang ayam
yang sangat kumuh, jorok, bau, tapi anda tidak merasa bau," ujar mantan
pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Saut Situmorang, dalam
acara orasi kebangsaan bertema "Perjalanan, tantangan dan harapan
pemberantasan Korupsi di Indonesia" di Kampus Kuningan, Universitas
Paramadina, HR Rasuna Said, Jakarta, Kamis 5 Desember 2024.
Ia menyesalkan turunnya Indeks Persepsi Korupsi Indonesia dari 40 ke 34 tanpa ada langkah serius untuk memperbaikinya.
Selain itu, Saut juga menyinggung aliran
dana ilegal seperti judi online yang nilainya mencapai ratusan triliun
rupiah. Dia mengkritik, tidak ada lembaga yang berani mengawasi secara
transparan.
Saut mengungkapkan bahwa saat menjadi pimpinan KPK, ia mendorong penggunaan big data untuk mencegah korupsi. Namun, ia mengkritik birokrasi yang belum siap menghadapi era digital.
“Izin
terpadu satu pintu, tapi jendelanya banyak. Kita belum bicara lubang
kunci, lubang angin, lalu ada orang yang bicara digitalisasi. Digital
alatnya, otaknya analog," tegas Saut Situmorang.Menutup orasinya dia mengajak masyarakat untuk lebih peduli dan berani
mengambil tindakan melawan korupsi agar bangsa ini keluar
dari keterpurukan.
0 comments:
Post a Comment