JAKARTA KONTAK BANTEN Iran mengeluarkan peringatan keras terhadap kemungkinan serangan dari
Amerika Serikat (AS), menegaskan bahwa negara tersebut siap merespons
dengan "keras" jika terjadi pelanggaran terhadap kedaulatannya.
Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran menyatakan bahwa negara itu telah
mencapai tingkat pencegahan aktif, yang berarti siap menanggapi serangan
apa pun dengan kekuatan penuh.
"Iran telah mencapai tingkat pencegahan aktif di mana setiap pelanggaran kedaulatannya akan ditanggapi dengan respons keras," ujar Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran dalam sebuah pernyataan resmi, seperti dikutip dari Iran International pada Senin, 31 Maret 2025.
Surat kabar yang dikelola pemerintah Iran, Tehran Times, melaporkan bahwa rudal-rudal yang terletak di kota-kota bawah tanah Iran telah dimuat dan siap untuk diluncurkan.
"Rudal Iran dimuat ke peluncur di semua kota rudal bawah tanah dan siap diluncurkan," demikian laporan tersebut, yang menambahkan bahwa pembukaan kotak Pandora akan memberikan dampak besar bagi AS dan sekutunya.
Laporan ini sejalan dengan retorika yang semakin tajam dari Presiden AS Donald Trump, yang pada hari yang sama memperingatkan bahwa AS akan membom Iran jika Teheran tidak mencapai kesepakatan mengenai program nuklirnya.
"Jika mereka tidak membuat kesepakatan, akan ada pemboman, dan itu akan menjadi pemboman yang belum pernah mereka lihat sebelumnya," tegas Trump dalam wawancara dengan NBC News.
Tak lama setelah itu, Trump menekankan bahwa meskipun opsi pemboman terbuka, ia lebih mengutamakan kesepakatan daripada opsi tersebut.
"Saya lebih suka kesepakatan daripada alternatif lain yang menurut saya semua orang di pesawat ini tahu apa itu. Itu tidak akan menyenangkan," tambah Trump.
Ketegangan semakin memuncak setelah laporan dari The Telegraph yang mengungkapkan bahwa Iran berencana menyerang pangkalan angkatan laut Inggris-Amerika di Samudra Hindia jika AS menyerang negara tersebut.
Laporan itu mengutip seorang pejabat militer senior Iran yang menyatakan bahwa tidak akan ada perbedaan dalam menargetkan pasukan Inggris atau AS jika Iran diserang dari pangkalan mana pun di wilayah tersebut. Pernyataan ini muncul setelah pengiriman pesawat pengebom B-2 Spirit ke Fasilitas Dukungan Angkatan Laut Diego Garcia di Kepulauan Chagos, yang dilaporkan beberapa hari sebelumnya.
Meskipun pangkalan tersebut berjarak 3.800 kilometer dari Iran, dan kemampuan rudal balistik Iran terbatas pada jarak 2.000 kilometer, ketegangan di kawasan itu tetap memanas.
"Iran telah mencapai tingkat pencegahan aktif di mana setiap pelanggaran kedaulatannya akan ditanggapi dengan respons keras," ujar Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran dalam sebuah pernyataan resmi, seperti dikutip dari Iran International pada Senin, 31 Maret 2025.
Surat kabar yang dikelola pemerintah Iran, Tehran Times, melaporkan bahwa rudal-rudal yang terletak di kota-kota bawah tanah Iran telah dimuat dan siap untuk diluncurkan.
"Rudal Iran dimuat ke peluncur di semua kota rudal bawah tanah dan siap diluncurkan," demikian laporan tersebut, yang menambahkan bahwa pembukaan kotak Pandora akan memberikan dampak besar bagi AS dan sekutunya.
Laporan ini sejalan dengan retorika yang semakin tajam dari Presiden AS Donald Trump, yang pada hari yang sama memperingatkan bahwa AS akan membom Iran jika Teheran tidak mencapai kesepakatan mengenai program nuklirnya.
"Jika mereka tidak membuat kesepakatan, akan ada pemboman, dan itu akan menjadi pemboman yang belum pernah mereka lihat sebelumnya," tegas Trump dalam wawancara dengan NBC News.
Tak lama setelah itu, Trump menekankan bahwa meskipun opsi pemboman terbuka, ia lebih mengutamakan kesepakatan daripada opsi tersebut.
"Saya lebih suka kesepakatan daripada alternatif lain yang menurut saya semua orang di pesawat ini tahu apa itu. Itu tidak akan menyenangkan," tambah Trump.
Ketegangan semakin memuncak setelah laporan dari The Telegraph yang mengungkapkan bahwa Iran berencana menyerang pangkalan angkatan laut Inggris-Amerika di Samudra Hindia jika AS menyerang negara tersebut.
Laporan itu mengutip seorang pejabat militer senior Iran yang menyatakan bahwa tidak akan ada perbedaan dalam menargetkan pasukan Inggris atau AS jika Iran diserang dari pangkalan mana pun di wilayah tersebut. Pernyataan ini muncul setelah pengiriman pesawat pengebom B-2 Spirit ke Fasilitas Dukungan Angkatan Laut Diego Garcia di Kepulauan Chagos, yang dilaporkan beberapa hari sebelumnya.
Meskipun pangkalan tersebut berjarak 3.800 kilometer dari Iran, dan kemampuan rudal balistik Iran terbatas pada jarak 2.000 kilometer, ketegangan di kawasan itu tetap memanas.
0 comments:
Post a Comment