![]() |
Pandeglang: KONTAK BANTEN Dari sekitar 1.000 sekolah yang ada di Pandeglang, 30 persen di antaranya atau sekitar 300 sekolah mengalami kerusakan. Sebagian besar kerusakan terjadi pada bagian atap bangunan. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran terhadap keselamatan pengajar dan peserta didik saat proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berlangsung.
“Setelah saya survei dari awal, saya konsen keliling ke masing-masing sekolah, mayoritas kerusakannya itu rata-rata di atap. Jadi atapnya itu sudah keropos, sehingga khawatir menimpa siswa yang lagi belajar termasuk guru,” kata Wakil Bupati (Wabup) Pandeglang, Iing Andri Supriadi, Kamis (15/5/2025).
Dia menerangkan, selama ini Pemerintah Kabupaten Pandeglang sudah melakukan perbaikan terhadap sekolah yang rusak secara bertahap. Namun karena keterbatasan fiskal, maka perbaikan tidak bisa dilakukan secara langsung.
Iing menegaskan, perbaikan sarana sekolah menjadi salah satu prioritasnya dalam memimpin Pandeglang lima tahun ke depan. Oleh karenanya, saat ini dia terus menginventarisasi kebutuhan sekolah yang membutuhkan perawatan dan perbaikan.
“Kerja kami itu lima tahun ke depan, sehingga secara bertahap kami akan konsen untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Pandeglang,” ujar dia.
Untuk menekan jumlah sekolah rusak, tahun ini Pemkab Pandeglang mengalokasikan anggaran sebesar Rp75 miliar untuk merenovasi gedung-gedung pendidikan di wilayah Pandeglang. Hanya diakuinya, jumlah itu tidak akan cukup dalam menyelesaikan persoalan kerusakan fasilitas sekolah.
Maka dari itu, Pemkab Pandeglang mengharapkan adanya bantuan dari Pemprov Banten dan Pemerintah Pusat untuk renovasi sekolah di wilayahnya.
“Kondisi PAD fiskal kami sangat terbatas, sehingga membutuhkan kolaborasi yang konstruktif baik dengan pemerintah provinsi maupun pusat,” ucap Wabup Iing.
0 comments:
Post a Comment