![]() |
LUSTRASI. Paus Leo XIV, menerima ucapan selamat dan harapan dari Presiden Palestina Mahmud Abbas, komunitas Kristen Gaza, dan kelompok Hamas |
Pemilihan Kardinal Robert Prevost dari Chicago sebagai Paus Leo XIV menandai era baru dalam kepemimpinan Gereja Katolik.
Paus Leo XIV, yang menjadi Paus pertama asal Amerika Serikat, menerima ucapan selamat dan harapan dari berbagai penjuru dunia, termasuk dari Presiden Palestina Mahmud Abbas, komunitas Kristen Gaza, dan kelompok Hamas.
Dalam pernyataan resmi yang dirilis Kamis malam oleh kantor Presiden Palestina, Mahmud Abbas menyampaikan harapan terbaik bagi keberhasilan Paus Leo XIV dalam menjalankan misi spiritualnya.
Ia juga menekankan pentingnya peran moral, keagamaan, dan politik Takhta Suci Vatikan dalam membela keadilan global, khususnya untuk rakyat Palestina yang masih berjuang meraih kemerdekaan dan kebebasan.
Komunitas Kristen Gaza: Harapan Baru bagi Kawasan yang Terkoyak Perang
Di tengah reruntuhan Gaza, komunitas Kristen yang berjumlah sekitar 1.000 jiwa menyambut pemilihan Paus baru dengan penuh harapan.
George Antone, kepala komite darurat di Gereja Keluarga Kudus Gaza, mengungkapkan rasa gembira atas terpilihnya pemimpin baru Gereja Katolik. Ia menekankan pentingnya kelanjutan perhatian terhadap penderitaan Gaza yang telah menjadi bagian dari doa dan perhatian Paus Fransiskus semasa hidupnya.
“Kami berharap hati Paus Leo XIV akan tetap bersama Gaza, seperti halnya Paus Fransiskus,” ujar Antone. Ia juga menyerukan agar pemimpin baru Gereja Katolik melihat Gaza “melalui mata dan merasakannya dengan hati Paus Fransiskus”.
Paus Fransiskus dikenal karena kedekatannya dengan Gaza dan kepeduliannya terhadap penderitaan rakyat Palestina. Saat perang Gaza meletus pada Oktober 2023, ia dilaporkan menelepon Gereja Keluarga Kudus hanya beberapa jam setelah serangan terjadi, dan terus melakukannya setiap malam selama konflik berlangsung.
Komitmen seperti itu diharapkan akan diteruskan oleh Paus Leo XIV dalam bentuk diplomasi damai dan solidaritas spiritual.
Konflik Gaza-Israel: Rangkaian Kekerasan yang Belum Mereda
Konflik yang kembali memanas sejak serangan Hamas terhadap wilayah selatan Israel—yang menyebabkan sekitar 1.200 warga Israel tewas dan 251 lainnya disandera, menurut data otoritas Israel—telah memicu respons militer besar-besaran dari pihak Israel.
Serangan udara dan darat terhadap Gaza telah menewaskan lebih dari 52.000 warga Palestina, berdasarkan catatan otoritas kesehatan yang dikelola Hamas, serta menghancurkan infrastruktur sipil secara luas.
Di tengah kehancuran ini, Gereja Keluarga Kudus di Gaza menjadi tempat berlindung bagi sekitar 450 warga Kristen serta pusat perlindungan bagi orang tua dan anak-anak, termasuk 30 warga Muslim.
Dalam pernyataan resminya, Hamas menyampaikan ucapan selamat kepada Paus Leo XIV dan menyatakan harapan bahwa ia akan melanjutkan sikap Paus Fransiskus dalam mendukung pihak yang tertindas dan mengecam genosida yang terjadi di Gaza.
Ini menandai momen langka di mana kelompok Islamis memberikan dukungan terbuka terhadap pemimpin Katolik, dengan harapan besar pada potensi pengaruh Vatikan dalam forum global.
0 comments:
Post a Comment