BANTEN KONTAK BANTEN Bunda Literasi Provinsi Banten Tinawati Andra Soni mengatakan pentingnya menggaungkan gerakan literasi kepada generasi muda dan anak-anak sebagai bagian dari upaya mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Menurutnya, literasi bukan sekadar kemampuan membaca, tetapi menjadi fondasi dalam membentuk karakter dan budaya belajar sejak dini.
“Kita harus menggiatkan literasi dan itu bisa dimulai dari pendidikan karakter usia dini, dimulai dari rumah tangga khususnya,” ujar Tinawati dalam keterangannya di Kota Serang, Kamis.
Pada kesempatan itu ia bersama pegiat literasi, pelaku usaha, dan komunitas relawan meresmikan Perpustakaan Jagaraksa di lokasi wisata tersebut. Konsep perpustakaan yang menyatu dengan destinasi wisata ini, menurut Tinawati, merupakan terobosan menarik dalam memperluas akses baca masyarakat.
“Ini akan menjadi pemantik, bahwa membaca juga perlu diselaraskan dengan view-nya, dengan atmosfer yang menyenangkan. Hal ini akan membangkitkan semangat dari anak-anak atau keluarga, tidak hanya sekadar hiburan semata, tetapi menjadi salah satu bentuk hiburan edukasi,” katanya.
Tinawati berharap inisiatif seperti ini mendapat dukungan lebih luas dari pemerintah daerah, pelaku usaha, hingga pengelola wisata. Menurutnya, keberadaan pojok baca di ruang publik bisa menjadi alat efektif untuk menyemai budaya literasi di tengah masyarakat.“Mudah-mudahan ini bisa diikuti oleh pelaku usaha lainnya, bahwa pojok baca itu sangat penting. Kami juga akan ikut mempromosikan gerakan-gerakan seperti ini, tidak hanya di wilayah pariwisatanya saja, tetapi juga di wilayah pendidikan keluarganya,” imbuhnya.
Perpustakaan Jagaraksa merupakan hasil kolaborasi antara Bunda Literasi Provinsi Banten, Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia (PISPI) Banten, PT Titipan Kilat (TIKI), dan pengelola Wisata Alam Lembur Kula. Rak bukunya dirancang terbuka agar pengunjung bisa langsung membaca tanpa sekat.
“Jadi kemanapun kita datang tetap harus ada edukasinya di situ. Ketika pulang dari tempat wisata, ada ilmu yang bisa kita ambil,” ujar Pemilik Lembur Kula, Ade Kardiana.
Sementara itu pegiat literasi Aip Rochadi menyampaikan ruang baca seperti ini mampu membentuk kebiasaan baru yang menyenangkan, terutama bagi anak-anak. “Agar menjadi suasana dan ruang-ruang baca yang bisa menjadikan kebiasaan baru, tentunya yang menyenangkan,” tuturnya.
Gerakan literasi berbasis komunitas dan wisata ini diharapkan menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam mengembangkan pendekatan edukatif yang kontekstual dan menyenangkan bagi masyarakat, terutama anak-anak sebagai generasi penerus bangsa.
0 comments:
Post a Comment