BANTEN KONTAK BANTEN Wakil Gunernur Banten, Achmad Dimyati Natakusumah mengajak warga Banten untuk tidak berwisata keluar daerah.
Menurut Dimyati, Provinsi Banten sudah memiliki berbagai ragam jenis wisata.Apalagi, saat ini Pemprov Banten mempunyai kebijakan larangan study tour SMA/SMK, SKh negeri dan swasta se-Provinsi Banten ke luar daerah.Sebagai informasi, Kebijakan Gubernur Banten Andra Soni dan Wakil Gubernur A Dimyati Natakusumah terhadap larangan study tour sekolah SMA/SMK, SKh Negeri dan Swasta se Provinsi Banten ke luar daerah yang tertuang dalam Surat Edaran Nomor 900.171/6345 dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Banten tahun 2025.
Dimyati menekankan pentingnya kebijakan itu sebagai bagian dari upaya penguatan wisata lokal dan efisiensi anggaran.
Dimyati juga menyoroti kawasan yang belum terekspos dengan baik khususnya di wilayah Banten Selatan, menurutnya kawasan Banten selatan memiliki potensi wisata luar biasa namun masih terhambat akses.
“Kita dorong agar infrastruktur ke arah sana dipercepat, supaya wisatawan bisa lebih mudah datang. Banyak potensi wisata yang belum tergali,” kata Dimyati, Senin 7 Juli 2025.
Dalam kesempatan itu, Dimyati juga paparkan peran para Duta Pariwisata Banten 2025. Menurutnya, para finalis yang terpilih tak hanya menjadi representasi generasi muda, tetapi juga agen perubahan yang membawa wajah baru pariwisata Banten di tingkat nasional dan internasional.
Ia menggarisbawahi lima pilar yang harus dipahami dan dijalankan oleh para duta, yaitu: Promosi, Pendidikan, Penjualan, Perwakilan Budaya, dan Penggerak Branding.
“Duta Pariwisata harus mampu memasarkan destinasi unggulan dan wisata yang belum tereksplor. Promosi bisa melalui foto, video, hingga media sosial,” jelas Dimyati.
Ia menambahkan bahwa para duta juga harus menjadi motor promosi bagi destinasi-destinasi yang belum dikenal luas.
“Duta adalah diplomat budaya. Mereka bisa menggandeng pelaku ekonomi kreatif dan influencer untuk memperkuat citra positif wisata Banten,” tegasnya.
Di lokasi yang sama Plt Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Banten Linda Rohyati Fatimah mengatakan bahwa surat edaran larangan study tour luar daerah telah ditindaklanjuti oleh seluruh pemerintah kabupaten/ kota.
“Mereka kini mulai gencar mempromosikan objek wisata lokal di wilayahnya masing-masing,” ucapnya.
“Kami menerima laporan dari kabupaten/kota, dan target kunjungan tahun ini optimis tercapai. Puncaknya akan terlihat usai masa libur sekolah dan kami rekap dalam semester kedua,” jelas Linda.
Dikatakannya, Pemprov Banten tengah mendata dan mendorong pengembangan objek wisata rintisan, termasuk pemanfaatan aset-aset milik provinsi yang bisa dijadikan buffer zone pendukung wisata. Misalnya, pengembangan dan penataan kawasan situ (danau kecil) yang belum maksimal dimanfaatkan.
“Kita benahi fasilitas dasarnya dulu. Dalam dua bulan ini akan kami tuntaskan, setelah itu kami rancang event-event wisata untuk menarik pengunjung,” ujar Linda.Diungkapkan, objek wisata kecil dan terpencil seperti curug (air terjun), perbukitan, hingga potensi kerajinan bisa dikembangkan sebagai cinderamata juga mulai mendapat perhatian. Pemprov Banten bersama kabupaten/kota aktif melibatkan Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) setempat dalam proses pengembangan.“Yang penting akses dan fasilitas dasar. Kalau masyarakat lokal terlibat langsung, maka efek ekonominya akan terasa lebih merata,” kata Linda.
0 comments:
Post a Comment