![]() |
Petani Tunjukan Tikus |
LEBAK KONTAK BANTEN Serangan hama tikus kembali menghantui para petani di Kabupaten
Lebak. Belasan petak sawah yang berada di lahan seluas tiga hektare
terdampak parah akibat serangan hewan pengerat tersebut pada Rabu 13
Agustus 2025.
Tanaman padi yang sudah mendekati masa panen habis dimakan tikus, sehingga para petani terancam gagal panen.
Kondisi ini membuat sebagian petani mengalami kerugian yang tidak sedikit. Selain kehilangan hasil panen, mereka juga harus menanggung biaya tanam yang sudah dikeluarkan sejak awal musim. Beberapa petani bahkan terpaksa meminjam modal tambahan untuk bisa kembali menanam di musim berikutnya.
Emah (54), salah satu petani yang sawahnya terdampak, mengaku pasrah menghadapi situasi ini. Dari lahan yang ia garap, sebagian besar tanaman padinya sudah habis dimakan tikus.
Ia mengatakan bahwa serangan tikus kali ini lebih parah dibanding musim-musim sebelumnya. Meski sudah memasang perangkap dan melakukan pembersihan bersama warga, hasilnya belum maksimal.
“Sepertinya tikusnya sudah kebal, susah sekali dibasmi,” katanya.
Emah juga khawatir jika kerusakan ini membuatnya tidak mampu mengembalikan modal tanam. “Modalnya dari pinjaman, kalau panen gagal ya makin berat buat bayar. Mau gimana lagi, ini sudah kehendak Allah,” ujarnya pasrah.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Lebak, Rahmat, mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dan segera melakukan pendataan, melalui Pengendali Orgasme Penganggu Tumbuhan (POPT) Distan Banten, kerusakan akan diidentifikasi secara rinci, termasuk luas lahan dan tingkat kerusakan.
“Pendataan ini penting supaya kita punya data akurat yang bisa dilaporkan ke Distan Banten. Dari situ nanti akan ada langkah tindak lanjut,” jelas Rahmat.
Rahmat menegaskan bahwa laporan dari POPT akan menjadi dasar untuk mengajukan bantuan kepada petani terdampak. “Kami akan upayakan agar bantuan bisa segera turun sebelum musim tanam berikutnya,” tegasnya.
Ia juga mengimbau para petani untuk tetap melakukan upaya pengendalian hama secara terpadu, termasuk gropyokan massal yang melibatkan kelompok tani. Menurutnya, penanganan hama tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri karena populasi tikus cepat menyebar.
“Kalau petani bekerja sama, peluang menekan jumlah tikus akan lebih besar. Kami siap mendampingi dan memberikan arahan teknis,” ujar Rahmat.
0 comments:
Post a Comment