Gelombang tinggi, angin kencang, dan hujan deras diperkirakan melanda sejumlah perairan Indonesia, saat jutaan warga melakukan perjalanan pulang kampung dengan kapal laut.
Dari survei pergerakan masyarakat selama Nataru, sekitar 2,62 juta orang diprediksi akan memilih kapal sebagai moda transportasi. Menyikapi hal ini, Dudy menekankan kesiapsiagaan penuh jajaran Direktorat Jenderal Perhubungan Laut serta seluruh unit operasional untuk meminimalkan risiko kecelakaan.
“Siaga 24 jam, tanpa kompromi,” tegasnya saat membuka Rapat Kerja dan Rapat Koordinasi Angkutan Laut Nataru 2025/2026 di Jakarta, Minggu (7/12/2025).
Peringatan Menhub muncul di tengah catatan kelam sejumlah kecelakaan pelayaran tahun ini. KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali, sementara KM Barcelona VA terbakar di perairan Talise, Sulawesi Utara.Dudy menilai insiden-insiden tersebut sebagai alarm keras: pengawasan keselamatan tidak boleh setengah hati. Ia meminta ramp check kapal diperketat, pengawasan muatan berlebih ditingkatkan, serta kesiapsiagaan tim SAR dan pengamanan pelayaran dioptimalkan.
Selain itu, informasi cuaca dari BMKG harus tersampaikan secara cepat dan real-time. “Kapal yang tidak memenuhi standar, tidak boleh berlayar,” tegas Menhub.
Di sisi lain, Kemenhub sedang menapaki fase transisi penting: pemindahan kewenangan Transportasi Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) dari Direktorat Jenderal Perhubungan Darat ke Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. Menurut Dudy, langkah ini memperluas peran Perhubungan Laut dalam menjaga konektivitas antar-pulau.
Digitalisasi layanan melalui MaritimHub juga menjadi sorotan, termasuk untuk perizinan kerja keruk, pengelolaan barang berbahaya, sertifikasi navigasi, hingga registrasi fasilitas kesehatan pelaut. Menhub menekankan, digitalisasi harus menyederhanakan layanan dan meningkatkan transparansi, bukan menambah beban administratif.
Berdasarkan prediksi Kemenhub, sekitar 119,5 juta orang akan bepergian selama libur Nataru 2025/2026, baik dalam maupun luar negeri. Survei menunjukkan 42,01 persen penduduk Indonesia akan melakukan perjalanan, meningkat dari 39,30 persen tahun sebelumnya.
Dalam pemilihan moda transportasi, mobil pribadi menjadi pilihan utama, dipilih 42,78 persen atau 51,12 juta orang. Berikutnya, sepeda motor 18,41 persen (22 juta orang); bus 8,17 persen (9,76 juta orang); mobil sewa 7,43 persen (8,87 juta orang); dan mobil travel 6,39 persen (7,64 juta orang).







0 comments:
Post a Comment