Desa Taman Jaya adalah sebuah desa di Kecamatan Sumur, Kabupaten
Pandeglang. Desa yang berpenduduk kurang lebih 200 kepala keluarga dan
sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai petani dan nelayan itu,
berbatasan langsung dengan Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon. Meski
demikian, lokasi wisata Kampung Makasar dan Air Panas Cibiuk yang juga
menyimpan potensi wisata alam dan pantai itu tidak ditunjang dengan
infrastruktur yang baik. Bahkan, terdapat jalan sepanjang 7 kilometer
yang dikenal sebagai jalan tak bertuan karena tidak pernah tersentuh
pembangunan. Jalan yang menghubungkan desa tersebut dengan Kawasan Taman
Nasional Ujung Kulon itu, sudah hampir lima tahun terbengkalai hingga
rusak parah dan mirip kubangan kerbau. Dari informasi yang dihimpun,
sebelumnya jalan tersebut statusnya jalan nasional.Namun sejak lima tahun lalu, pemerintah pusat melepas status jalan
tersebut karena daerahnya berdekatan dengan kawasan Ujung Kulon.
Sementara, pihak Ujung Kulon pun sempat kesulitan untuk memperbaiki
jalan itu karena letaknya di luar kawasan. Begitu juga pihak provinsi
dan kabupaten, tidak mau memperbaiki jalan tersebut karena statusnya
yang tidak jelas."Padahal di kiri kanan jalan itu sudah banyak
permukiman warga dan potensinya pertanian. Letak jalan juga berdekatan
dengan Perairan Sumur. Tapi jalan itu non status hingga kondisinya
terbengkalai," kata salah seorang tokoh pemuda Sumur, Maman kepada Kabar
Banten, Rabu (18/1/2017). Pihaknya berharap pemerintah kabupaten dan
provinsi bisa duduk bersama untuk memperbaiki jalan itu. Sebab, bagi
warga jalan itu sangat vital sebagai jalur ekonomi untuk menjual hasil
bumi ke pasar dan anak-anak pergi belajar. "Apalagi saat musim hujan,
jalan itu berlumpur," katanya.Sementara itu, mantan petugas Balai Taman Nasional Ujung Kulon , Tb.
Enjat membenarkan kondisi jalan Taman Jaya yang non status itu rusak
parah. Tidak sedikit wisatawan yang hendak ke Ujung Kulon direpotkan
dengan badan jalan yang rusak. "Jalan itu urat nadi perekonomian dan
pembangunan bahkan bisa menjadi penunjang utama pariwisata. Jika
jalannya rusak sudah pasti akan membuat pariwisata menjadi lumpuh,"
ucapnya. Pihaknya berharap pemerintah bisa terpanggil untuk memperbaiki
jalan tersebut. Sebab, warga sekitar lokasi akan merasa terisolasi
akibat infrastruktur. Koordinator lembaga analisis anggaran dan
kebijakan publik (Lakip) Zaenal Abidin mengatakan, dari sisi
pemerintahan sebetulnya tidak ada istilah tentang jalan tidak bertuan,
karena jalan itu berada di wilayah provinsi dan Kabupaten Pandeglang.Secara kebhinekaan, daerah Taman Jaya itu bagian dari NKRI yang harus
mendapat perhatian dari pemerintah. "Saya harap perlu ada koordinasi
antara pemerintah kabupaten, provinsi dan pusat. Jalan di Tamanjaya itu
strategis sebagai penunjang wisata alam TNUK. Jadi harus ada solusi baik
untuk membangun jalan itu demi menggerakkan perekonomian masyarakat,"
tuturnya. Menurut Zaenal, kalau pemerintah pusat tidak mampu memperbaiki
jalan itu, sebaiknya serahkan ke provinsi disertai pelimpahan
anggarannya. Jika provinsi tidak mampu serahkan ke kabupaten untuk
memperbaikinya. "Pelimpahan status jalan tentu harus disertai dengan
dukungan anggaran dari pusat dan provinsi," katanya.(
0 comments:
Post a Comment