Serang-Korp Himpunan Mahasiswa Islam Wati (Kohati) cabang Pandeglang
menggelar seminar "Merawat Indonesia dan Keindonesian, di Gedung MUI
Pandeglang, Selasa (31/1/2017). Dalam seminar itu, dibahas tentang
ancaman korupsi dalam sendi-sendi kebangsaan. Acara itu menghadirkan
Wakil rektor (Warek) III Universitas Mathla'ul Anwar (Unma) Banten Ali
Nurdin, dosen Fakultas Agama Unma Banten, Amas Tajjudin, dan dosen
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Maulana Hasanudin (SMH)
Banten, Eka Julaeha. "Dengan tindakan korupsi jelas menyengsarakan
rakyat. Sebab, yang seharusnya mendapatkan pembangunan dan kesejahteraan
ternyata masyarakat itu tidak. Sehingga tindakan tersebut mengancam
sendi-sendi kebangsaan," kata Ali Nurdin.Dalam menyikapi hal tersebut, menurut dia, peran generasi muda sangat
penting dan juga kerja sama dari semua unsur masyarakat. Apalagi, kata
dia, saat ini setiap desa mendapatkan bantuan anggaran yang besar dari
pusat. Apabila tidak dilakukan dengan baik, kata dia, akan banyak kepala
desa(kades) yang akan terjerat korupsi. "Saat tiap desa rata-rata
mendapatkan bantuan miliaran, sehingga apabila itu tidak dikelola dengan
baik akan menjadi bumerang dan akan banyak kepala desa yang bermasalah
dengan hukum," ucapnya. Hal hampir senada dikatakan Amas Tajjudin. Dalam
melakukan pencegahan kosrupsi, menurut dia, juga harus dilakukan dengan
ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sebab, orang yang beragama tidak
akan melakukan hal-hal yang dilarang oleh agamanya."Contohnya di
Indonesia mayoritas beragama Islam. Tapi apakah kita sudah memahami
Islam degan baik," ujarnya. Dia mencontohkan di Pandeglang, hampir 90
persen beragama Islam. Akan tetapi, banyak juga yang baru bisa membaca
Alquran atau belum memahami kandungannya. Untuk itu, dia berharap anak
muda terus belajar memahami isi kandungan Alquran," tuturnya.
0 comments:
Post a Comment