LEBAK, (KB).-Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi Banten,
bereaksi cepat melakukan penanganan terhadap sejumlah titik yang ambrol
di jalan ruas Saketi-Malingping, Jumat (10/2/2017). Sedikitnya ditemukan
empat titik jalan yang mengalami kerusakan diduga akibat bencana akibat
hujan deras yang mengguyur selama beberapa hari terakhir ini. Kepala
bidang (Kabid) Pembangunan Dinas PUPR Provinsi Banten, Helmi, saat
meninjau jalan ruas Saketi Malingping yang ambles, kepada Kabar Banten,
mengatakan, dari hasil pemantauan ditemukan sebanyak empat titik yang
ambrol pada jalan ruas Saketi-Malingping. ”Ini kami lakukan selain untuk
mengetahui secara langsung kerusakan yang terjadi juga untuk melakukan
langkah cepat terutama dalam hal penanganan sementara agar jalan ruas
Saketi-Malingping tidak putus dan masih dapat dilalui kendaraan,”
katanya. Dikatakan Helmi, kerusakan terparah akibat ambrol terjadi di
Kampung Sindang, Desa Tamansari, Kecamatan Banjarsari. Pada ruas di
betulan kampung tersebut sebagian badan jalan ambrol sehingga hanya bisa
dilalui oleh kendaraan roda empat.”Untuk sementara jalan ruas Saketi- Malingping tidak bisa dilalui
oleh kendaraan besar mengingat banyaknya badan jalan yang longsor atau
tanahnya mengalami pergeseran. Lokasinya di antaranya di betulan Kampung
Gintung, Desa Cipeundeuy, Kecamatan Malingping dan di Kampung Sindang,
Desa Tamansari, Kecamatan Banjarsari serta satu titik di wilayah Saketi
Kabupaten Pandeglang,” ujarnya. Menurut Helmi, penanganan cepat yang
langsung dilakukan yakni dengan menerjunkan sejumlah alat berat dan
mengirim material agregat sehingga jalan ruas Malingping-Saketi masih
bisa dilalui. ”Upaya yang kami lakukan tentunya agar jalan ini tidak
sampai putus dan menyebabkan lumpuhnya aktivitas dan roda perekonomian
masyarakat khususnya di wilayah Banten Selatan,” tuturnya. Helmi
menambahkan, adanya sejumlah titik pada ruas jalan Malingping- Saketi
yang ambles disebabkan terjadinya pergeseran kontur tanah yang berakibat
pada badan jalan, sehingga badan jalan bolong lapisan tanahnya. "Kalau
secara kualitas jalan itu kondisinya baik namun karena tanahnya yang
ambles tidak ada penahan. Untuk itulah kendaraan besar di stop dulu
karena tidak akan kuat menahan beban," ucapnya.
Ribuan rumah terendam
Sementara itu, berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, tercatat sebanyak 1.908 rumah yang
tersebar di 62 desa atau 75 perkampungan terendam banjir. Selain itu,
banjir juga merusak infrastruktur jembatan gantung sebanyak delapan juga
gedung pendidikan mencapai lima SDN. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten
Lebak Kaprawi menyatakan, permukiman warga yang diterjang banjir
tersebut karena lokasinya berada di bantaran daerah aliran sungai yang
merupakan daerah rawan banjir. "Mereka tinggal di daerah rawan banjir
sudah turun temurun sehingga sulit dilakukan relokasi ke lokasi yang
lebih aman. Kami terus menyalurkan bantuan berupa kebutuhan bahan pokok
agar warga yang dilanda banjir tidak mengalami kerawanan pangan,” kata
Kaprawi, Jumat (10/2/2017). Dijelaskan, wilayah Kabupaten Lebak termasuk
terbanyak daerah aliran sungai di Provinsi Banten. Karena itu, jika
curah hujan meningkatkan dipastikan sejumlah daerah aliran sungai meluap
ke permukiman warga.Menurutnya, saat ini banjir yang melanda Kabupaten Lebak tersebar di
17 kecamatan antara lain adalah Leuwidamar, Gunungkencana, Cijaku,
Cigemblong, Bayah, Banjarsari, Cimarga dan Malingping. Begitu juga di
Kecamatan Rangkasbitung, Cipanas, Bojongmanik, Sajira, Wanasalam,
Cileles, Cirinten, Lebak Gedong dan Sobang "Sebagian besar warga sudah
kembali ke rumah masing-masing setelah banjir surut. Namun, mereka tetap
mewaspadai banjir susulan karena curah hujan di daerah itu cenderung
meningkat dengan intensitas ringan dan sedang. Ditambahkan, BPBD
menyiapkan peralatan evakuasi, relawan dan logistik, termasuk
obat-obatan agar para korban bencana dapat ditangani dengan baik.
Peralatan kebencanaan itu antara lain perahu motor, mesin gergaji,
pelampung, tenda, kendaraan operasional juga mobil dapur. Koordinator
Relawan Tagana Kabupaten Lebak Enang Hidayat mengatakan, pihaknya selama
ini sudah menetapkan siaga untuk menghadapi bencana alam tersebut.
”Relawan Tagana selalu siap 24 jam dalam memberikan bantuan pertolongan
kepada warga yang tertimpa musibah,” tuturnya.
0 comments:
Post a Comment