SERANG – Besok (Kamis, 10/8), Kota Serang tepat berusia 10 tahun.
Daerah otonomi yang lahir pada 10 Agustus 2007 lalu ini dinilai
mengalami banyak perubahan.
Walikota Serang Tb Haerul Jaman mengklaim, daerah yang terdiri dari
enam kecamatan ini mengalami banyak kemajuan. Klaim Jaman soal kemajuan
itu bukan tanpa dasar. Walikota dua periode ini mengatakan, angka
indikator pembangunan Kota Serang setiap tahun mengalami peningkatan.
Misalnya saja, indeks pembangunan manusia yang tadinya 69,69 persen
pada 2013 meningkat menjadi 71,09 persen pada 2016. Tidak hanya itu,
angka rata-rata lama sekolah juga mengalami peningkatan sejak 2013 yang
hanya 8,8 tahun pada 2016 menjadi 9,78 tahun.
Dari visi misinya bersama Wakil Walikota Sulhi, hampir semua target
tercapai. “Meskipun belum sempurna, tetapi ada progres,” ujar Jaman
seusai ziarah dalam rangka peringatan HUT ke 10 Kota Serang di Taman
Makam Pahlawan Ciceri, Kota Serang, Selasa (8/8).
Saat ini, tambah Jaman, pekerjaan yang harus diselesaikan adalah
pembangunan RSUD Kota Serang. Ditargetkan, setelah pembangunan yang
dilakukan tahun ini, tahun depan, RSUD itu dapat dinikmati masyarakat.
Selain itu, pembenahan infrastruktur juga dilakukan Pemkot Serang
selama sepuluh tahun ini. Lantaran, anggaran yang masih terbatas, Pemkot
Serang melakukan pelebaran jalan di daerah-daerah yang tidak perlu
dilakukan pembebasan lahan. Tak hanya itu, bersama stakeholder
yang ada di Kota Serang, Pemkot siap bekerja sama dan bersinergi.
“Misalnya dengan TNI, kami lakukan kegiatan TMMD (Tentara Manunggal
Masuk Desa-red) untuk membuka akses bagi masyarakat,” terangnya.
Tak hanya di kesehatan dan infrastruktur, Jaman mengatakan,
pendidikan juga menjadi skala prioritas bagi Pemkot. Sejak 2014 sampai
2016, Pemkot sudah menggulirkan bantuan operasional manajemen mutu yang
menggratiskan masyarakat untuk mengenyam pendidikan di tingkat SMA SMK
negeri di Kota Serang. Bantuan itu sangat bermanfaat bagi masyarakat,
tetapi setelah UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah yang
mengamanatkan kewenangan SMA SMK dilimpahkan ke pemprov maka Pemkot
tidak boleh mengalokasikan bantuan lagi.
Di balik keberhasilan yang sudah dicapai, politikus Partai Golkar ini
mengakui masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan Pemkot. Mulai
dari kemacetan, genangan air, kekumuhan, hingga sampah. Secara bertahap,
Pemkot melakukan pembenahan. Bahkan, program penanggulangan kekumuhan
juga menjadi skala prioritas tahun ini.
Kata dia, kepadatan penduduk juga bukan karena angka kelahiran,
tetapi justru pendatang. Kota Serang sebagai Ibukota Provinsi Banten
menjadi sasaran urbanisasi masyarakat untuk mencari pekerjaan. “Kami
ingin mengajak masyarakat untuk bersama-sama menyelesaikan pekerjaan
ini. Salah satunya untuk mengatasi kemacetan adalah tidak parkir
kendaraan di sembarang tempat,” ujarnya.
Ia juga mengatakan, meskipun sedang berkembang, lahan Kota Serang
yang sebagian adalah pertanian akan tetap dipertahankan. “Kami akan
pertahankan yang masih produktif. Sampai kapanpun Pemkot tidak akan alih
fungsi,” tegas Jaman.
Dihubungi terpisah, Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
(Untirta) Prof Dr Sholeh Hidayat mengatakan, perjalanan 10 tahun Kota
Serang ada perubahan yang dilakukan, tetapi kurang pesat. “Penertiban
PKL, pemanfaatan median jalan, dan pejalan kaki masih kurang tertata,”
ujarnya.
Kata Sholeh, pemerintah harus menghadirkan kenyamaan dan keindahan
bagi warganya. Misalnya, Pasar Induk Rau saat ini kondisinya masih kumuh
padahal Pasar Rau paling banyak dikunjungi orang. “Ini perlu ketegasan
kepala daerah,” terangnya.
Kata dia, Kota Serang harus ada penataan ulang untuk mewujudkan
keindahan dan meminimalkan kemacetan yang kerap terjadi di Kota Serang.
“Kota Serang sebagai etalase Provinsi Banten. Sebagai sebuah kota
peradaban, harus membuat orang menarik untuk datang,” katanya.
Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanudin (SMH)
Banten Prof Dr Fauzul Iman mengatakan, walikota sudah berusaha untuk
memajukan Kota Serang. “Sebagian sudah dilakukan. Tinggal nanti
masyarakat bagaimana merasakannya,” ujarnya.
Menurutnya, Kota Serang memiliki potensi destinasi wisata religi di
kawasan Banten Lama. Pemkot diminta melakukan penataan destinasi wisata
religi itu untuk mendapatkan sumber pendapatan asli daerah (PAD).
Menurutnya, Kota Serang harus belajar membangun tempat pariwisata ke
daerah lain.
0 comments:
Post a Comment