SERANG – Keseriusan Pemprov Banten dalam mendukung pendirian Fakultas
Kedokteran Untirta dibuktikan Gubernur Banten Wahidin Halim dengan
menemui Menristekdikti di Jakarta. Bersama Komisi V DPRD Banten serta
Rektor Untirta, Wahidin menyampaikan komitmen Pemprov untuk mewujudkan
Untirta memiliki Fakultas Kedokteran.
Kedatangan Wahidin disambut langsung Menteri Riset Teknologi dan
Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Prof Mohamad Nasir didampingi Sekjen
Kemenristekdikti Prof Ainun Na’im.
Rektor Untirta Prof Sholeh Hidayat mengatakan, pertemuan dengan
Menristekdikti dalam rangka mempercepat izin pendirian Fakultas
Kedokteran Untirta. “Dukungan dari Pemprov dan DPRD sudah kami dapatkan,
tinggal izin dari Kemenristekdikti. Makanya hari ini (kemarin-red) kami
bersama Pak Gubernur dan Komisi V menemui Pak Menteri,” kata Sholeh
kepada Radar Banten, Senin (1/8).
Hasil pertemuan dengan Menristekdikti, lanjut Sholeh, izin pendirian
Fakultas Kedokteran baru dikeluarkan setelah Untirta memenuhi semua
persyaratan. Sementara di sisi lain, hingga tahun ini pengusulan program
studi (prodi) Pendidikan Dokter masih dimoratorium. “Pak Menristek
berjanji tahun depan moratorium prodi pendidikan dokter akan dibuka
kembali pengusulannya,” tutur Sholeh.
Terkait perayaratan pendirian Fakultas Kedokteran, Sholeh mengaku ada
dua hal yang harus dipenuhi di luar gedung kuliah, dekanat dan
laboratorium serta rumah sakit untuk praktik yaitu anggaran sekitar Rp
50 miliar untuk lima tahun dan untuk dosen sebanyak 26. “Soal anggaran,
Pemprov dan DPRD Banten sudah siap mengalokasikan dalam APBD. Sementara
untuk dosen, kami baru siapkan delapan orang, tinggal 18 dokter lagi,”
ungkapnya.
Kendati tidak mudah menyiapkan 26 dosen karena harus tenaga tetap
baik PNS maupun tenaga kontrak, lanjut Sholeh, Untirta optimistis tahun
ini juga mampu memenuhi persyaratan tersebut. “Kami optimistis bisa
memenuhi 26 dosen tetap, kami akan bekerja keras mencari dokter
spesialis dan magister yang betul-betul ingin menjadi dosen yang penuh
pengabdian,” janji Sholeh.
“Prinsipnya Kemenristekdikti juga mendukung pendirian Fakultas
Kedokteran Untirta. Ini sesuai dengan janji Menristekdikti pada saat
meresmikan Gedung Dekanat Fakultas Teknik Untirta beberapa waktu lalu,
dimana kami diminta menyiapkan gedung perkuliahannya yang berada di Kota
Cilegon,” sambung Sholeh.
Gubernur Banten Wahidin Halim dalam pertemuan tersebut kembali
menegaskan bahwa Pemprov Banten mendukung penuh pendirian Fakultas
Kedokteran Untirta. “Adanya kesenjangan antara Jakarta dengan Banten
salah satunya dalam hal sumber daya manusia (SDM) profesi dokter, jadi
sudah sangat layak didirikan Fakultas Kedokteran di Untirta,” kata
Wahidin.
“Apa pun yang Untirta butuhkan terkait pendirian Fakultas Kedokteran
baik dari segi anggaran atau hal lain, Pemprov Banten siap mendukung,”
tambah mantan walikota Tangerang ini.
Sementara Ketua Komisi V DPRD Banten Fitron Nur Ikhsan di hadapan
Menristekdikti menyampaikan bahwa pendirian Fakultas Kedokteran Untirta
sangat penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan di Banten.
“Gubernur sudah menyiapkan program kesehatan di hilir dan program di
hulunya yaitu dengan adanya pendirian Fakultas Kedokteran Untirta,
sehingga SDM dapat terpenuhi dan Banten tidak kekurangan tenaga
kesehatan lagi,” katanya.
Politikus Partai Golkar ini berharap, moratorium pengusulan prodi
pendidikan kedokteran tahun depan dicabut sehingga izin pendirian
Fakultas Kedokteran Untirta bisa cepat keluar. “Kita harapkan tahun
depan sudah keluar izinnya, sehingga Untirta bisa langsung menerima
mahasiswa baru kedokteran,” ungkapnya.
Mensristekdikti M Nasir menyambut baik tujuan kedatangan Gubernur
Banten. Ia pun berharap izin pendirian Fakultas Kedokteran Untirta
secepatnya bisa diterbitkan, agar dapat meningkatkan kualitas kesehatan
di Banten. “Kebutuhan tenaga kesehatan di Indonesia setiap tahunnya
sekitar 37.000 orang, sedangkan produksinya lebih dari 90.000 tenaga
kesehatan, dampaknya terjadi pengangguran yang luar biasa,” kata
0 comments:
Post a Comment