DINAS Energi dan
Sumber Daya Mineral (DESDM) Provinsi Banten terus berjuang agar beberapa tempat
di wilayah Provinsi Banten layak menjadi geopark. Setidaknya ada empat usulan wilayah
yang bisa dijadikan geopark yaitu Ujung Kulon, wilayah pantasi Selatan Bayah,
Rawa Danau dan Pulau Sanghiang. Usul tahapan geopark ini sejalan dengan Permen
ESDM 32/2016 tentang Pedoman Penetapan Kawasan Cagar Alam Geologi. Permen
ini merupakan upaya melindungi
keragaman dan keunikan geologi di Indonesia.Dalam pengertiaannya,
geopark atau taman bumi merupakan konsep manajemen pengembangan kawasan
secara berkelanjutan yang
memadu-serasikan tiga keragaman alam yaitu keanekaragaman geologi (geodiversity), keanekaragaman hayati (biodiversity), dan keanekaragaman budaya
(cultural diversity) yang berpilar
pada aspek konservasi, edukasi, dan
pertumbuhan ekonomi lokal. Kawasan pembangunan berkelanjutan yang dimaksud adalah
sebuah kawasan yang telah ditetapkan dengan Rencana Tata Ruang, baik di tingkat
kabupaten/kota, provinsi maupun nasional yang meliputi semua aspek pembangunan,
termasuk di antaranya adalah kegiatan ekonomi dengan konsep pembangunan
berkelanjutan.
Seperti disebutkan
sebelumnya bahwa geopark ditunjang oleh tiga aspek utama, yaitu keragaman
geologi, keragaman hayati dan keragaman budaya. Dari aspek keragaman hayati,
tidak perlu disangsikan bahwa Banten memiliki dua taman nasional yang luas
yaitu Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) yang ada di sebelah Barat Daya, Taman
Nasional Gunung Halimun-Salak (TNGHS) di sebelah Timur dan Kawasan Hutan
Konservasi Rawa Dano dan Tukung Gede berikut Kawasan Lindung Akarsari di sebelah
Barat-Barat Laut.
Geodiversity secara sederhana dapat didefinisikan sebagai
keanekaragaman geologi (batuan, mineral, fosil), geomorfologi (bentang alam,
proses pembentukan) dan lapisan tanah. Aspek keanekaragaman geologi ini
merupakan bagian utama atau kunci dari suatu geopark. Sebab yang tampil dari
aspek ini biasanya adalah lansekap-lansekap yang sangat indah, mulai dari tepi
pantai hingga puncak gunung atau lansekap mikro seperti jejak-jejak proses
pembentukan suatu batuan hingga jejak-jejak kehidupan yang terperangkap
didalamnya atau fosil. Geodiversity tidak hanya hanya terdiri atas fenomena
geologi yang terwujud, akan tetapi juga bisa berupa kenangan peristiwa yang
pernah terjadi yang terkait dengan proses geologi serta dampaknya terhadap
manusia seperti contohnya peristiwa letusan gunung api. Bisa juga aktifitas
manusia yang terkait dengan pemanfaatan sumber daya geologi yang sedang
berlangsung maupun sudah lalu seperti halnya daerah bekas tambang.
Lalu seperti apa keanekaragaman
geologi di Banten? Daratan Banten yang ada kini, dibangun melalui proses
geologi yang berlangsung sejak 50 juta tahun yang lalu. Batuan tertuanya saat
ini tersingkap di beberapa lokasi di Kecamatan Bayah dan Kecamatan Cihara,
Kabupaten Lebak dikenal dinamai secara geologi sebagai Formasi Bayah. Menurut
hasil penelitian, kelompok batuan yang termasuk batuan sedimen ini diendapkan
di lingkungan laut dangkal hingga darat, dan di antaranya adalah rawa yang
ditumbuhi oleh hutan lebat. Sebagai bukti jejak hutan lebat ini adalah adanya
lapisan batubara yang terhampar mulai dari kecamatan Cilograng, Bayah,
Panggarangan hingga Cihara, bagian Selatan Kabupaten Lebak. Kemudian di pantai
Cihara dan pantai Karangtaraje Bayah terhampar jenis batuan yang diendapkan di
lingkungan pasang surut yaitu batupasir berikut pola struktur sedimen yang
khas. Perlapisan pasir yang sudah membatu di daerah ini terhampar luas,
menciptakan sebuah lansekap yang indah, dan akan sangat bermakna serta memiliki
nilai edukasi bila dilengkapi dengan papan informasi geologi yang bisa mudah
difahami oleh siapa saja yang mengunjungi pantai tersebut.
Keanekaragaman geologi
lainnya yang sangat menarik ada di daerah Cikotok dengan tersebarnya kelompok
batuan Formasi Cikotok yang sangat luas. Kelompok batuan ini menggambarkan
terjadinya aktifitas gunung api purba dengan periode yang sangat panjang yang
diperkirakan berlangsung pada 40 jutaan tahun yang lalu. Hasilnya adalah
terendapkannya batuan gunung api yang luas dan sangat tebal, terdiri atas
breksi gunung api, tuf, lava, batuan terubah dan urat-urat kuarsa. Adanya
batuan terubah dan urat-urat kuarsa pada Formasi Cikotok ini mengungkap
mineralisasi logam mulia emas dan perak sehingga daerah ini menjadi wilayah
pertambangan emas tertua di Indonesia. Jadi di wilayah Cikotok dan sekitarnya
terdapat beberapa geodiversity berupa batuannya itu sendiri dan lokasi bekas
pertambangan yang sekarang sudah ditutup.
Kembali ke pesisir
Selatan, selain terdapatnya batuan tertua, juga memiliki keanekaragaman geologi
lain, salah satunya adalah yang menjadi ikon wisata Sawarna, yaitu pantai
Ciantir dengan Tanjunglayarnya. Ini adalah salah satu model endapan yang
terjadi dikemiringan dasar laut (endapan turbidit) berumur sekitar 25 juta
tahun yang lalu. Kelompok batuannya dinamai Formasi Cimapag yang terdiri atas
berbagai macam batuan dari sedimen klastika, piroklastika hingga batuan gunung
api.
Penelitian potensi pengembangan geowisata dan
geopark sampai saat ini telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Banten maupun
Badan Geologi atau melalui kerjasama antara Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral dengan Badan Geologi.
0 comments:
Post a Comment