JAKARTA– Pelantikan jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang tinggal menghitung hari berlangsung pada awal musim hujan.
Jadi, kehadiran Anies Baswedan dan Sandiaga Uno sebagai pemimpin
Ibukota akan dikepung banjir yang menjadi salah satu PR Pemprov DKI
Jakarta.
Berdasarkan data Dinas Sumber Daya Air (SDA) dan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, bahwa di wilayah Ibukota masih
terdapat sedikitnya 80 titik rawan banjir.
“Jumlah tersebut sudah terjadi penurunan signifikan,” ujar Kepala Dinas SDA, Teguh Hendarwan di Jakarta, Rabu (11/10/2017).
Pada tahun 2016 di DKI terdapat sebanyak 480 titik rawan banjir,
namun setelah dilakukan normalisasi sejumlah sungai dan saluran, maka
menyusut drastis tinggal 80 titik yang tersebar merata di lima wilayah.
“Titik rawan terjadi pada kawasan yang berdekatan dengan sungai atau
saluran yang belum terkena proyek normalisasi, seperti ruas Kali
Ciliwung di Manggarai, Kampung Melayu, Bidara Cina, dan sebagainya,”
ujarnya.
Pihaknya kini juga makin intensif menerjunkan petugas untuk membersihkan tali air di jalanan.
Gubernur terpilih Anies menyatakan bahwa banjir merupakan masalah
komplek yang harus diatasi bersama. “Dalam kapasitas saya sebagai warga
Jakarta biasa, karena belum dilantik sebagai gubernur, maka saya
berharap agar semua kendala yang mengakibatkan munculnya genangan air
dapat segera diatasi,” ujar Anies.
Menurutnya pengentasan banjir tidak semata pada pekerjaan fisik saja
seperti mengeruk lumpur dan membangun sheet pile, tapi juga memberikan
pembelajaran bagi warga untuk mencintai lingkungan.
“Dengan mencintai lingkungan, maka warga tidak akan lagi buang sampah
ke kali atau saluran air. Selain itu kita juga harus mengingatkan warga
agar tidak mengokupasi bantaran kali atau saluran air,” paparnya.
“Ingat ya, itu saya sampaikan sebagai pendapat saya pribadi. Saya belum
jadi gubernur. Nanti kalau sudah dilantik, maka saya akan berbicara
lebih detil lagi tentang antisipasi banjir,” kilahnya
0 comments:
Post a Comment