LEBAK, (KB).- Jembatan penghubung pengganti di dua
desa di Kabupaten Lebak yaitu Desa Jayasari, Kecamatan Cimarga dengan
Desa Muaradua, Kecamatan Cikulur kondisinya mengkhawatirkan. Jembatan
yang diperkirakan mencapai sepanjang 15 meter itu menggantung di atas
tali kawat dan ditopang bambu sebagai landasannya. Salah seorang tokoh
masyarakat Desa Jayasari, Kecamatan Cimarga, Haerullah menyatakan,
jembatan itu merupakan andalan masyarakat di kedua desa dalam
menjalankan aktivitas sehari-hari.
Namun dari waktu ke waktu kondisi jembatan itu kian memprihatinkan,
dan dapat mengancam keselamatan warga. ”Warga terpaksa memperbaiki
jembatan secara swadaya dengan bantalan bambu sebagai landasannya.
Perbaikan harus kami lakukan karena jembatan inilah yang saat ini
menjadi satu-satunya jembatan penghubung kedua desa,” ujar Herullah
kepada Kabar Banten, Selasa (10/10/2017).
Menurutnya, jembatan tersebut dibangun pada tahun 1996, dan hingga
tahun 2017 belum pernah mendapatkan perbaikan karena sudah terdapat
jembatan gantung baru yang tak jauh berada disampingnya. “Ironisnya,
jembatan yang baru dibangun terlebih dahulu putus, padahal jembatan
tersebut sangat vital bagi warga,” ujarnya.
Haerullah menjelaskan, akses jembatan gantung sangat dibutuhkan dua
desa tersebut karena ada warga dari sembilan kampung yang setiap harinya
menggunakan jembatan untuk menjalani aktivitas kehidupannya. ”Belum
lagi anak sekolah yang mau tidak mau melewati jembatan untuk pergi ke
sekolah. Saya berharap bantuan Pemkab Lebak untuk memperbaiki jembatan
itu segera terealisasi dan tidak hanya janji belaka karena memang
kondisinya sangat dibutuhkan masyarakat.
0 comments:
Post a Comment