CILEGON, (KB).- Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD) Kota Cilegon mempertanyakan kelanjutan proyek Pelabuhan
Warnasari yang dilaksanakan PT Pelabuhan Cilegon Mandiri (PCM). Soalnya
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) itu belum melakukan kegiatan fisik
pembangunan fasilitas pelabuhan.
Padahal, PT PCM telah melaksanakan groundbreaking atau peletakan batu
pertama beberapa waktu lalu. Anggota Komisi III DPRD Kota Cilegon
Rahmatulloh mengatakan, kevakuman kegiatan pembangunan pelabuhan menjadi
perhatian pihaknya. Sebab, sebelumnya PT PCM selaku pelaksana proyek
Pelabuhan Warnasari akan mengawali pembangunan dengan pembuatan
fasilitas-fasilitas pelabuhan.
“Kami kan pernah menerima pemaparan dari PT PCM, bahwa mereka akan
mengawali proyek pelabuhan dengan membangun fasilitas pelabuhan. Tapi
nyatanya hal ini tidak ada sama sekali,” ujarnya. Kevakuman kegiatan di
Pelabuhan Warnasari, kata dia, tentu mengundang tanya banyak pihak.
Terlebih proyek dengan nilai investasi belasan triliun rupiah ini
merupakan mega proyek terbesar Pemkot Cilegon.
“Kami ingin mengetahui, apakah PT PCM serius dalam membangun
Pelabuhan Warnasari. Ekspektasi masyarakat Cilegon cukup besar kepada
pelabuhan ini. Karenanya kami ingin tahu,” ucap politikus Partai
Demokrat itu. Sekretaris Komisi III DPRD Kota Cilegon Nurrotul Uyyun
menuturkan, guna memperjelas persoalan maka pihaknya akan memanggil
manajemen PT PCM.
Pihaknya ingin menanyakan langsung kelanjutan dari proyek pembangunan
Pelabuhan Warnasari. “Kami ingin lihat rencana PT PCM terkait
keberlangsungan pembangunan Pelabuhan Warnasari. Sebab hingga saat ini,
kami tidak melihat tanda-tanda adanya pembangunan fisik di area
pelabuhan,” tuturnya.
Mengenai hal itu, Manager Operasional dan Komersil PT PCM Akmal
Firmansyah mengatakan akan mengawali pembangunan pelabuhan dengan
pembuatan akses jalan utama. Akses ini terletak di pinggir jalan Asia
Raya, kawasan Krakatau Industrial Estate Cilegon (KIEC). Lokasi masuk
menuju pelabuhan itu berada diseberang lokasi pabrik PT Krakatau Posco
(KP). Ini jadi prioritas utama untuk akses masuk. Nantinya akan ada dua
akses pelabuhan, dari Jalan Asia Raya sepanjang 750 meter dan satu akses
lagi yang dari lahan Lotte,” ucap Akmal.
Jalan tersebut, kata dia, akan memiliki lebar 30 meter. Saat ini
sedang dikonsultasikan dengan PT KIEC dengan anggaran sekitar Rp 45
miliar. “Kalau menurut DED KIEC, membuka akses jalan ini membutuhkan
sekitar Rp 45 miliar. Jika kami mau pakai tiang pancang atau urukan,
mungkin bisa melebihi. Kami masih mencoba revisi DED KIEC. Karena akses
untuk masuknya berbenturan, ada pipa gas,” tuturnya.
Berkaitan dengan pemanggilan Komisi III DPRD Kota Cilegon, Akmal
mengatakan jika pihaknya siap untuk memberikan penjelasan. “Jika memang
diperlukan, kami siap untuk memaparkan kembali kegiatan kami saat ini,”
ucap Akmal.
0 comments:
Post a Comment