SERANG, (KB).- PT Bank Pembangunan Daerah Tbk atau
Bank Banten akan mendapat suntikan modal sebesar Rp 600 miliar dari
hasil divestasi saham BJB tahun 2018. Hal tersebut diyakini akan
menjadikan Bank Banten berstatus bank sehat. “Dengan Rp 600 miliar itu
sudah cukup memberikan kesehatan pada Bank Banten,” kata Komisaris Bank
Banten Media Warman melalui sambungan telepon, Ahad (3/12/2017).
Media menjelaskan, setelah mendapatkan tambahan modal Rp 600 miliar
tersebut, Bank Banten merencanakan penerbitan saham baru (right issue).
“Bank Banten kan bank publik. Alternatifnya, kalau kita right issue, Rp
600 miliar itu bisa Rp 1 triliun lebih right issue-nya. Karena kita akan
menguasai 51 persen saham. Sudah luar biasa itu kalau masuk Bank
Banten. Kita juga akan meningkat ke buku 2,” kata Media.
Ia mengatakan, dengan suntikan modal tersebut, pihaknya ingin
meningkatkan kualitas dan kinerja Bank Banten. Dengan tambahan modal
itu, kata dia, rasio kecukupan modal atau capital adequcy ratio (CAR)
akan naik. “Kalau mau ekspansi usaha itu kan harus ada CAR. Kita
mengetahui Bank Pundi (sebelum berganti nama Bank Banten) ketika dibeli
dalam keadaan merugi. Setahun berjalan tetap merugi. Maka, dengan
divestasi itu CAR akan meningkat dan menjadikan Bank Banten sehat,” ujar
mantan anggota DPRD Banten ini.
Ia mengungkapkan, saat ini Bank Banten fokus melakukan pengembangan
dan peningkatan kualitas kredit di Banten. “Saya sudah rapat dengan
manajemen kemarin, bahwa kita akan melakukan pengembangan dan
peningkatan kualitas kreditnya di Banten. Memberikan bantuan permodalan
untuk masyarakat Banten. Kita akan fokus di Banten, termasuk UMKM.
Pendirian bank ini kan tujuannya itu supaya keberadaan Bank Banten
dirasakan masyarakat. Bisa membantu perekonomian masyarakat. Kita
apresiasi pemprov yang care dengan Bank Banten supaya lebih baik lagi,”
ujarnya.
Direktur Utama Bank Banten Fahmi Bagus Mahesa menyambut baik rencana
divestasi saham BJB tersebut. Menurutnya, bagi perbankan permodalan
menjadi sangat penting agar lebih leluasa dalam melakukan ekspansi
usaha. “Tentunya sangat menggembirakan. Pak Gubernur memberikan support
luar biasa kepada Bank Banten. Bagi bank, permodalan merupakan hal yang
sangat penting sehingga penambahan modal yang berasal dari divestasi ini
akan membuat Bank Banten dapat lebih leluasa untuk ekspansi usahanya,”
ujar Fahmi melalui pesan WhatsApp, kemarin.
Menurut Fahmi, dengan penambahan modal Rp 600 miliar tersebut, Bank
Banten akan naik kelas menjadi bank umum kegiatan usaha (BUKU) II. “Jika
penambahan ini langsung menjadikan bank kami di BUKU 2 pengembangan di
sisi IT untuk elektronik banking. Kemudian menjadikan bank devisi dan
juga unit usaha syariah,” tutur Fahmi. Sebelumnya diberitakan, Gubernur
Banten Wahidin Halim dan DPRD Banten sepakat memberikan tambahan modal
untuk Bank Banten
dari hasil divestasi BJB pada 2018 mendatang. Dari total saham pemprov
Rp 1,3 triliun di BJB tersebut, rencananya 50 persen atau Rp 600 miliar
yang akan dialihkan ke Bank Banten.
Hal tersebut mengemuka saat rapat paripurna agenda pengambilan
keputusan tentang Raperda APBD Banten 2018, di DPRD Banten, KP3B, Kota
Serang, Kamis (30/11). “Saya sepakat 2018, jalan tengah yang diajukan ke
komisaris Bank Banten itu divestasi. Ambil dulu separuh (saham) di BJB
untuk menanggulangi kebutuhan permodalan di Bank Banten. Ini
langkah-langkah yang harus dilakukan. Saya pikir ini salah satu upaya
untuk menyelamatkan Bank Banten,” kata Gubernur Wahidin.
0 comments:
Post a Comment