SERANG-Kondisi lalu lintas yang padat akan volume kendaraan bermotor.
Baik itu roda dua atau empat, di depan Kampus Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa (UNTIRTA) Pakupatan arah Terminal Pakupatan maupun sebaliknya
yang arah Kota Serang. Setiap harinya pada jam kerja ataupun pulang
kerja kondisi selalu ramai dan membuat khawatir bagi penyeberang jalan.
Kondisi ini dikeluhkan oleh para mahasiswa dan warga sekitar yang
sulit untuk menyeberangi jalan. Karena dari dua arah pada kondisi
lengang kendaraan melaju sangat kencang. Dina salah satu mahasiswa
Untirta menuturkan (19/1) bahwa dirinya sekan
penuh perjuangan untuk menyeberang dari depan kampus, karena ini nyawa
taruhannya. Lantaran dirinya harus menunggu celah kendaraan sepi yang
dari arah Pakupatan menuju Kota Serang. Tidak hanya itu jika ada Bis
ngetem dirinya juga harus antri bersama kendaraan lain.
“Harus ekstra hati-hati dan penuh rasa was-was, tidak ada rambu
pengingat dan sudah seharusnya ada jembatan penyeberangan jalan,” ungkap nya
Lain hal dengan ibu Nur yang terpaksa minta tolong orang sekitar
untuk bantu menyebrangkannya. Atau dirinya ikuti orang yang memang
kebetulan ingin menyeberang juga.
“Setiap pulang dari pasar Rau, jika turun dari angkot saya harus nunggu orang lain baru bisa menyeberang,” ujar Nur.
Ayu dan ibu Nur menginginkan agar pemerintah membuatkan JPO
(Jembatan Penyeberangan Orang). Karena selain aspek keselematan juga
hindari kemacetan. Perlunya insfrasuktur penyebrangan berupa Jembatan
Penyebrangan Orang (JPO) bisa menjadi solusi dari kemacetan ataupun
kecelakaan yang terjadi ditempat-tempat keramaian.
Terlebih lagi sepanjang Jalan Raya Serang-Jakarta dari Terminal Bus
Pakupatan sampai jembatan lintas tol tidak terdapat satupun JPO.
“Padahal disepanjang jalan ini terdapat 3 Universitas, Untirta, UT dan
Bina Bangsa,” ujar Ayu.
0 comments:
Post a Comment