SERANG, (KB).- Bupati
Serang Ratu Tatu Chasanah geram dengan tidak berujungnya pencemaran
limbah di aliran sungai Ciujung dan Cidurian. Oleh Karena itu, dirinya
tidak segan untuk menutup perusahaan yang membuang limbah ke sungai
tidak sesui aturan.
“Sama seperti dulu SOP nya, mereka di tegur
dan ditugaskan melakukan apa dan kalau enggak (dilakukan) ditutup,
kalau enggak kacau soalnya,” ujar Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah
kepada Kabar Banten saat ditemui di Pendopo, Senin (23/7/2018).
Tatu mengatakan, persoalan pencemaran
sungai Ciujung dan Cidurian ini memang tidak pernah tuntas. Namun selama
ini DLH pun masih terus melakukan penanganan. Dirinya pun menilai
penanganan dari DLH kabupaten Serang sudah cukup keras.
“Saya rasa cukup keras. Sampai di tahun
kemarin kan ada pabrik di tutup, dan kita sebetulnya memberi solusi
kepada perusahaan dan itu terus dilanjutkan oleh LH karena kalau
misalnya longgar akan semakin parah lagi,” katanya.
Ia menuturkan, permasalahan sungai Ciujung
memang terhitung kompleks. Jika dilihat dari debit air saat ini memang
berbeda dengan tahun sebelumnya. Dimana saat ini sedang masuk di musim
kemarau, sehingga saat limbah yang sudah diolah digelontorkan ke sungai
seharusnya dengan debit air tertentu akan larut, namun karena debitnya
kecil sehingga campuran limbah itu tidak masuk.
Walau demikian, pihaknya tetap
menginstruksikan kepada DLH agar ketat melakukan pengawasan terhadap
industri penghasil limbah. “Tetap intruksi dari saya selaku kepala
daerah harus dipantau ketat, karena dampaknya kemana mana, air sungai di
kita masih dipakai oleh masyarakat soalnya,” katanya.
Saat disinggung adanya permintaan warga
terkait normalisasi Ciujung, Tatu mengatakan sejak tahun 2015 Balai
Besar sebenarnya sudah merencanakan untuk membuat tanggul sepanjang 11
Kilometer mulai dari Tol sampai ke Pamarayan. “Itu sudah masuk ke
perencanan balai besar. Itu dananya setahun sudah,” ucapnya.
Kemudian, kata dia, karena selama ini
masyarakat masih banyak yang mengandalkan air sungai termasuk Ciujung,
dirinya pun meminta agar dilakukan revitalisasi Kalimati. Sebab
bagaimana pun persoalan air bersih di wilayah Pontang dan Tirtayasa
sangat penting.
“Saya berharap kalau itu realisasi bisa
menjadi tendon air bisa jadi solusi, dan insyalllah 9 kilometer DED nya
sedang dibuat oleh balai besar, dan saya sudah menghadap ke mentri,
beliau sudah meyetujui unutk revitalisasi kalimati. Dan itu total oleh
APBN,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Serang Sri Nurhayati mengatakan sejauh ini walau ada
pencemaran di sepanjang aliran sungai CIujung, namun pihaknya belum
mendapatkan laporan adanya masyarakat yang terdampak. “Belum ada laporan
sih,” ujarnya.
Sri mengakui jika selama ini di wilayahnya
memang masih ada beberapa daerah yang terkendala air bersih dan terpaksa
menggunakan air yang tidak layak. Kondisi yang demikian memang sangat
mengganggu terhadap kesehatan masyarakat.
“Otomatis itu potensi terjadinya diare, penyakit tilaqoid dan kurang baik dampaknya untuk kesehatan,” katanya.







0 comments:
Post a Comment