SERANG – Tensi persaingan antarpendukung calon presiden dan calon
wakil presiden (capres-cawapres) di Banten mulai memanas. Dua kubu sudah
mendeklarasikan dukungan setelah pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin dan
Prabowo Subianto-Sandiaga S Uno mendaftar ke KPU.
Terkait itu, Kapolda Banten Brigjen Pol Listyo Sigit Prabowo meyakini
bahwa situasi di Banten tetap kondusif karena persaingan antara dua
kubu pendukung capres-cawapres di Banten masih sesuai koridor hukum.
“Terkait pilpres memang muncul persaingan di antara kelompok yang pro
dan satu lagi yang menyuarakan untuk tetap bertahan. Tapi, secara umum
situasinya masih kondusif ya. Artinya, masing-masing pihak dalam posisi
yang saling menghormati,” kata Listyo kepada Radar Banten seusai mengikuti sepeda santai di Alun-alun Barat, Kota Serang, Minggu (12/8).
Selain itu, kata Listyo, lancarnya pelaksanaan Pilgub Banten 2017 dan
pilkada serentak 2018 di Banten menjadi tolok ukur keamanan Pilpres
2019. “Saya yakin masyarakat Banten sudah teruji dan cerdas. Saya yakin
di 2019 akan tetap bisa bertahan aman dan kondusif,” ujar Listyo.
Mengenai aktivitas massa dua kubu pendukung capres-cawapres, Listyo
mengaku tidak mempersoalkan. “Karena ini inisiatif masyarakat dan
relawan. Sepanjang mengikuti aturan, silakan,” ucap Listyo.
Aparat bakal bertindak tegas bila kegiatan tersebut dilakukan tidak
sesuai prosedur dan berpotensi menimbulkan gesekan antarkelompok
masyarakat. “Tetapi kalau prosedurnya tidak jelas, ada penolakan dan
sebagainya, maka kita harus menjaga supaya tidak ada kontak
(gesekan-red),” jelas Listyo.
Listyo mengaku akan mengoptimalkan peranan Satgas Nusantara guna
meluruskan isu yang berpotensi memecah belah persatuan. “Tentunya di
sini, kita perankan, peran dari ulama dan tokoh-tokoh masyarakat ikut
membantu sehingga wilayah kita tetap kondusif dan masyarakat mendapatkan
informasi akurat dan benar,” kata Listyo.
Dihubungi terpisah, peneliti politik Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI) Profesor Dr Lili Romli menganjurkan agar masing-masing
pendukung capres-cawapres saling menghormati. “Tidak boleh saling ejek
dan saling menghujat apalagi menghina,” katanya kepada Radar Banten, Minggu (12/8).
Ia mengatakan, kedua kubu harus menjaga suasana kondusif Provinsi
Banten yang selama ini sudah baik. “Jangan sampai, gara-gara beda
dukungan, masyarakat pecah dan terbelah,” ujar pria asal Pontang,
Kabupaten Serang itu.
“Tapi, saya percaya dan yakin masyarakat Banten cukup dewasa dan
rasional. Mereka akan menjaga persatuan dan persaudaraan yang selama ini
harmonis,” sambung mantan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) itu.
Ia mengimbau agar pendukung dua kubu tidak saling menghujat. Sebab,
itu bisa membuat masyarakat antipati terhadap capres-cawapres yang
mereka dukung.
Prof Lili menyarankan, masing-masing tim sukses mengkreasi dukungan
dengan kampanye kreatif. “Saya kira harus kreatif yang dapat menarik
simpati masyarakat. Jadikan momen pemilu serentak, pileg, dan pilpres
menjadi momen untuk mengadu visi dan gagasan dengan pendekatan kreatif
dan menyenangkan sehingga membuat masyarakat senang dan tidak
terkotak-kotak,” ucapnya.
Akademisi UIN Banten HS Suhaedi mengatakan, pertarungan pilpres di
Banten bakal seru. Prabowo punya basis kuat di Banten, di sisi lain ada
cawapres yang asli Banten, yakni KH Ma’ruf Amin. “Ini yang akan
memengaruhi psikologi politik massa pemilih Banten,” katanya.
Pria yang akrap disapa Uus itu mengatakan, ketokohan Kiai Ma’ruf akan
memperkuat politik identitas yang masih memiliki pengaruh kuat di
Banten. “Maka, wajar kalau masing-masing kubu memperlihatkan dukungan
yang sebanding,” ujarnya.
Sebandingnya dua kekuatan masing-masing kubu, Uus menilai, membuat
alotnya persaingan suksesi lima tahunan ini. “Fenomena ini berpotensi
konflik horizontal jika elite politik dan elite sosial tidak mampu
menahan diri. Tentu posisi otoritas dan independensi aparat juga menjadi
faktor utama yang dijaga di tengah para elite sosial sudah terbelah,”
ujarnya.
Ia mengatakan, panggung kampanye memang ruang sosial yang sulit
terkontrol karena semua tim sukses akan berusaha bagaimana emosi politik
massa dapat dipengaruhi. “Kuncinya, tentu para tokoh sosial mesti jadi
teladan dalam menyampaikan pesan-pesan politiknya dengan bahasa-bahasa
yang santun dan tidak provokatif,” ujar Presidium KAHMI Kota Serang itu.
(
0 comments:
Post a Comment