JAKARTA – Terputusnya akses komunikasi Palu,
Donggala, Sigi, dan Parigi Moutong, Sulteng, akibat gempa bumi dan
tsunami membuat keluarga korban kesulitan mencari informasi.
Hal inilah yang membawa Anisah Firdaus Bandu (22) ke kantor Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jalan Pramuka, Jakarta Timur,
Minggu (30/9/2018).
Anisah kehilangan kontak dengan kedua orangtuanya sejak Jumat
(28/9/2018) saat gempa dan tsunami terjadi. Ibunya, Ernawati sempat
mengabarkan bencana tersebut. Anisah menuturkan saat gempa terjadi
ibunya dalam perjalanan menuju kantor Gubernur Selawesi Tengah, untuk
menjemput ayahnya, Arnold Firdaus Bandu.
“Sekitar jam 6, lagi nyetir mama sambil nangis dan bilang mau jemput
papa habis itu mau mengungsi gitu. Hanya itu saja yg saya tahu. Pas lagi
gempa dan mama saya panik,” ujarnya.
Dara yang bekerja di Kementerian PUPR itu menuturkan setelah itu,
dirinya tidak dapat menghubungi orang tuanya hingga hari ini. Wanita
yang sudah tinggal di Jakarta sejak SMA itu terus berusaha agar
mendapatkan kepastian kabar dari orang tuanya. Sebelum ke kantor BNPB,
Anisah sempat mendatangi Halim Perdanakusuma. Saat itu tengah dilakukan
pemberangkatan relawan menuju Palu.
“Kmarin malam saya coba ke Halim, kebetulan ketemu relawan yang mau
ke Palu terus saya titip, kasih tau nama mama papa saya, alamat
kontaknya, saya kasih tau semua. Saya minta sama mereka kalau mau
berangkat kasih tahu. Tadi pagi saya ke Badan SAar, kasih nama ortu dan
nomor HP, alamat tengkap, katanya nanti kasih kabar ke saya kalo ada
info selanjutnya. terakhir ke sini ke BNPB, pas banget ada preskon,”
terangnya.
Kepada Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo
Nugroho, Anisah sempat meminta diterbangkan ke Palu bersama anggota dari
BNPB.
“Saya harapannya, nanya, diberangkatkan ke sana, mau liat kondisi
orang tua, mau jemput kalau bisa atau gak yang pentin saya bisa
komunikas dulu kasih tahu mereka, minta dievekasui dulu,” imbuh Anisah.







0 comments:
Post a Comment