SERANG-Perempuan memiliki peran tinggi dalam pertanian di Indonesia tidak
terkecuali di Provinsi Banten. Peran perempuan paling nyata terlihat
pada produksi pertanian, mulai dari penanaman sampai panen, bahkan
perempuan juga berperan dalam mengolah hasil pertanian sampai siap saji
di meja makan. Berdasarkan data Perempuan Tani Himpunan Kerukunan Tani
Indonesia (HKTI), secara persentasi peran perempuan dalam pertanian
hingga sampai 74 persen atau lebih tinggi dari laki-laki.
Demikian disampaikan Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN)
Perempuan Tani HKTI, Dian Novita Susanto seusai melantik Dewan Pimpinan
Provinsi (DPP) Perempuan Tani HKTI Banten di Pendopo Gubernur Banten,
KP3B, Kecamatan Curug, Kota Serang, Ahad (30/9/2018).
Namun, menurut dia, pada sisi lain perempuan jarang dilibatkan dalam
proses pengambilan kebijakan pertanian. Kebijakan pertanian lebih banyak
melibatkan kaum laki-laki. “Pada saat pengambilan keputusan itu jarang
sekali dilibatkan. Padahal, yang kami tahu perempuan dari mulai menanam,
memanen sampai di tempat makan itu meja makan itu kami yang
menyediakan, tapi peranmya kurang diperhatikan,” katanya.
Atas dasar tersebut, Perempuan Tani HKTI hadir dalam rangka menyerap
aspirasi perempuan yang bergelut di bidang pertanian. Aspirasi tersebut
nantinya menjadi acuan untuk merumuskan program. “Maka dari itu, kami
dari DPN HKTI berharap, ketika perempuan tadi sudah mengakar di seluruh
daerah, aspirasi dari petani khususnya perempuan itu dapat kami
sampaikan,” ujarnya.
Ia menjelaskan, Perempuan Tani HKTI merupakan organisasi yang konsen
pada pengembangan pertanian di seluruh Indonesia. Salah satu program
prioritas yang dijalankan dalam gerakan nasional peduli gizi. Program
tersebut sudah berjalan di beberapa wilayah termasuk di Kabupaten
Pandeglang.
“Program peduli gizi memang kami sudah canangkan untuk setiap tahun
sekali, kalau untuk daerah mungkin nanti. Kalau terkait program-program
itu nanti akan konek dengan nasional dengan daerah. Sebenarnya sih kami
tinggal apa yang menjadi potensi Banten nanti konekan bersama,” ucapnya.
Perempuan Tani HKTI saat ini sudah terbentuk di Provinsi Jawa Barat,
Kepulauan Riau, dan Provinsi Banten. “Oktober di Jakarta, karena kami
juga baru dilantik sekitar setahun yang lalu. Harapannya nanti Ketua
(DPP Perempuan Tani HKTI) Banten akan bisa menginisiasi. Dari daerah
dari pusat sendri, karena perlu sosok perempuan kuat, karena kalau tidak
kuat itu percuma,” tuturnya.
Ketua DPP Perempun Tani HKTI Banten, Linda Oktora menuturkan, dalam
waktu dekat pihaknya akan mengembangkan program gerakan nasional peduli
gizi. “Rencananya kami akan mengikutsertakan pemerintah di sini, untuk
mengoptimalisasikan gizi masyararakat. Rencana kami untuk segera
melantik kabupaten/kota,” katanya.
Wakil Gubernur Banten, Andika Hazrumy yang hadir dalam pelantikan
tersebut mengatakan, Provinsi Banten memiliki sejumlah program prioritas
yang dikembangkan di wilayah Banten sesuai dengan wilayah kerja,
misalnya wilayah kerja Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, dan Kota
Tangerang Selatan menjadi wilayah industri dan manufaktur.
“Kami masuk ke wilayah tengah, yaitu Kota (Serang), Kabupaten Serang,
dan juga Kota Cilegon di mana ini menjadi salah satu untuk di dalammnya
ada industri dan pertanian, sekaligus dalam kaitan potensi- potensi
yang menjadi salah satu pengembangan daerah dalam bidang pariwisata,”
ujarnya.
Kemudian, wilayah kerja Kabupaten Lebak dan Pandeglang. Kedua wilayah
sudah dipetakan menjadi wilayah agro atau pertanian, peternakan,
kehutanan, dan perikanan. “Konsen itulah yang menjadi tolok ukur
Provinsi Banten, untuk dapat menggali potensi-potensi daerah yang ada.
Saya berharap, keberadaan HKTI Banten ini juga dapat memberikan warna
sendiri,” tuturnya.
No comments:
Post a Comment