CILEGON – Trayek Terminal Seruni-Ciwandan mulai beroperasi pada
Januari 2019. Saat ini pembangunan empat selter sudah hampir rampung
sementara dua unit bus yang dipesan sudah siap.
Pelaksana Tugas (Plt) Walikota Cilegon Edi Ariadi menjelaskan
setidaknya dibutuhkan 16 selter untuk menunjang trayek itu. Guna
memenuhi sisa selter yang dibutuhkan, Pemkot Cilegon berencana untuk
melibatkan industri.
Menurut Edi, selter yang dibuat oleh industri tidak perlu sama persis
dengan yang dibuat oleh Pemkot Cilegon. Yang terpenting selter tersebut
laik untuk digunakan oleh para pengguna jasa angkutan umum nanti. “Green park
sudah siap, akan bangun dua, di kiri dan kanan,” ujar Edi saat meninjau
proyek selter di Pondok Cilegon Indah (PCI), Jumat (21/12).
Menurut Edi, dilibatkannya industri dalam pembuatan selter agar bisa
mendorong para karyawan yang bekerja di sejumlah industri itu
memanfaatkan angkutan umum yang disiapkan oleh Pemkot Cilegon dan tak
perlu membawa kendaraan pribadi.
Edi menilai, sesuai dengan kajian trayek baru itu perlu dibuka karena
arus lalu lintas cukup padat. Terbukti, saat JLS terputus banyak pihak
yang mengeluhkan kondisi itu. Selain itu, pembukaan trayek itu untuk
meminimalkan kepadatan kendaraan di jalur protokol. “Rencananya kan kita
punya tiga jalur, di tengah-tengan (jalan protokol), JLS, dan JLU
(Jalan Lingkar Utara). Nah, kita bangun di JLS dulu yang sudah ada
jalannya,” kata Edi.
Ia melanjutkan, JLS menjadi penting karena menjadi akses untuk
keperluan industri serta pariwisata di kawasan wisata Pantai Anyar dan
Cinangka, Kabupaten Serang.
Kepala Dishub Kota Cilegon Andi Affandi menjelaskan, empat selter
dibangun di Terminal Seruni, jalur Pondok PCI, dan akhir jalur JLS di
Kecamatan Ciwandan. Untuk membangun empat selter itu, Dishub
menggelontorkan anggaran Rp1,4 miliar. Sementara untuk membeli bus
Dishub menggelontorkan anggaran Rp1,3 miliar. “Akhir Desember pemesanan
bus ditarget selesai, selter juga sama,” ujar Andi.
Kata Andi, trayek baru itu dibuat atas beberapa pertimbangan.
Menurutnya, pembukaan trayek baru itu dapat mendorong pembangunan
ekonomi di sepanjang jalur yang melewati tiga kecamatan di Kota Cilegon.
Pembukaan trayek baru itu untuk menyikapi kepadatan kendaraan di jalur
protokol serta bertambahnya titik kemacetan di Kota Cilegon. “Saat ini
masyarakat yang ke Anyar dengan menggunakan transportasi massal dan
angkutan umum masih memutar lewat jalur protokol. Dengan kita buka
trayek baru ini, nanti akan terbagi sehingga bisa mengurangi kepadatan
di jalur protokol,” papar Andi.
Untuk mengurai kepadatan kendaraan di jalur protokol, Dishub Kota
Cilegon akan mengkaji ulang trayek transportasi umum di Kota Cilegon.
Kajian itu dilakukan supaya trayek transportasi umum bisa menyentuh pada
layanan publik, misalnya jalur sekolah dan pasar. “Sekarang kan
infrastruktur jalan kita sudah bagus, tinggal bagaimana trayek itu bisa
menyentuh pada kepentingan masyarakat dan tidak tertumpu di jalur
protokol saja,” ujarnya.
0 comments:
Post a Comment