JAKARTA – Pasca tsunami di Selat Sunda, korban jiwa
terus bertambah. Kini korban meninggal dunia tercatat sebanyak 373
orang, sedangkan korban luka-luka mencapai 1.459 orang, dan 128 hilang.
“Tercatat 373 orang meninggal dunia, 1.459 orang luka-luka, 128 orang
hilang, dan 5.665 orang mengungsi. Kerugian fisik akibat tsunami
meliputi 681 unit rumah rusak, 69 unit hotel dan villa rusak, 420 unit
perahu dan kapal rusak, 60 unit warung dan toko rusak, dan puluhan
kendaraan rusak,” terang Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho melalui
keterangan tertulis, pada Senin (24/12/2018).
Terdapat lima kabupaten yang terdampak tsunami, yakni Kabupaten
Pandeglang dan Kabupaten Serang, dan di pantai selatan Provinsi Lampung
meliputi Kabupaten Lampung Selatan, Tanggamus, dan Pesawaran.
Kabupaten Pandeglang merupakan daerah yang paling parah terdampak
tsunami yang terjadi pada Sabtu (22/12/2018) lalu. Ia menjelaskan, hal
ini disebabkan daerah tersebut merupakan kawasan wisata pantai dengan
fasilitas hotel dan pantai. Sehingga banyak wisatawan yang berada di
daerah tersebut.
“Apalagi saat kejadian tsunami saat libur panjang sehingga banyak
wisatawan menginap di hotel dan penginapan. Tidak adanya peringatan dini
tsunami juga menyebabkan jatuh korban yang cukup banyak karena
masyarakat tidak memiliki kesempatan untuk evakuasi,” jelasnya.
Sementara itu Sutopo mengatakan, penanganan darurat masih terus
berlanjut hingga hari ini. Di mana fokus penangan darurat saat ini
yakni evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban, penanganan korban
luka-luka di tim medis, pelayanan pengungsi, perbaikan darurat sarana
dan prasarana umum. Sedangkan, listrik di sebagian wilayah pun masih
padam.
“Sebanyak 125 unit gardu masih padam. Semula ada 150 unit gardu yang
padam. Perbaikan yang dilakukan kemarin tidak optimal karena adanya isu
tsunami susulan. Sebanyak 187 personil dan alat berat dikerahkan untuk
memulihkan jaringan PLN yang rusak,” pungkasnya.
0 comments:
Post a Comment