Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pilkada 2018, Pilpres 2019, dan Demokrasi
Editor : Laksono Hari Wiwoho
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pilkada 2018, Pilpres 2019, dan Demokrasi Indonesia", https://nasional.kompas.com/read/2018/03/28/18000021/pilkada-2018-pilpres-2019-dan-demokrasi-indonesia?page=all.
Editor : Laksono Hari Wiwoho
Jakarta-Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto -Sandiaga Uno Dahnil Anzar Simanjuntak, mengklaim elektabilitas pasangan nomor urut 02 di Jawa Tengaj sudah cukup tinggi.
Berdasarkan survei internal BPN, Dahnil menyebut perolehan suara Prabowo Sandi hanya kalah tipis ketimbang pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
"Oh itu fokus di Jateng ya memang ada yang beberapa daerah, salah satunya akan menjadi fokus nah memang posko-posko akan diperbanyak akan diperkuat di sana memang berdasarkan survei kita memang Jateng," ujarnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (9/12).Dahnil mengklaim perolehan suara Prabow-Sandi melebihi 43 persen, atau lebih banyak dari perolehan suara calon Gubernur Jawa Tengah Sudirman Said saat Pemilihan Kepala Daerah 2018.
"Tidak jauh, bahkan lebih tinggi dari suara Sudirman Said tipis sekali jadi karena Jawa Tengah... Itu di atas 43 persen, beda tipis," ucapnya.
Ia optimistis perolehan suara Prabowo-Prabowo-Sandiaga dapat meningkat saat Pilpres 2019 dengan fokus menggarap Jawa Tengah. Selain berkaca pada survei, hal itu juga tercermin dari hasil Pilkada 2018 lalu.
"Yang jelas anda perhatikan Pilkada Jateng itu miniatur, bagaimana Pak Sudirman Said yang awalnya dikatakan hanya 17 persen bisa jadi 43 persen. Karena sekarang ada efek Prabowonya dan saya pikir akan lebih tinggi dari angka statistik, itu bisa 50 persen, dan kami yakin," ucapnya.Sandiaga sebelumnya memastikan akan lebih fokus berkampanye di kawasan Jawa Tengah selama sisa masa kampanye yang tinggal 120 hari itu.
Alasannya, kata Sandi, wilayah Jawa Tengah memiliki hampir 35 juta jiwa penduduk yang memiliki hak suara di Pilpres 2019 mendatang.
"Ini betul, akan kami pusatkan (kampanye) di Jawa Tengah jumlah penduduknya fantastis," kata Sandi melalui siaran pers yang diterima CNNIndonesia.com, Minggu (9/12).
Berdasarkan survei internal BPN, Dahnil menyebut perolehan suara Prabowo Sandi hanya kalah tipis ketimbang pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
"Oh itu fokus di Jateng ya memang ada yang beberapa daerah, salah satunya akan menjadi fokus nah memang posko-posko akan diperbanyak akan diperkuat di sana memang berdasarkan survei kita memang Jateng," ujarnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (9/12).Dahnil mengklaim perolehan suara Prabow-Sandi melebihi 43 persen, atau lebih banyak dari perolehan suara calon Gubernur Jawa Tengah Sudirman Said saat Pemilihan Kepala Daerah 2018.
"Tidak jauh, bahkan lebih tinggi dari suara Sudirman Said tipis sekali jadi karena Jawa Tengah... Itu di atas 43 persen, beda tipis," ucapnya.
Ia optimistis perolehan suara Prabowo-Prabowo-Sandiaga dapat meningkat saat Pilpres 2019 dengan fokus menggarap Jawa Tengah. Selain berkaca pada survei, hal itu juga tercermin dari hasil Pilkada 2018 lalu.
"Yang jelas anda perhatikan Pilkada Jateng itu miniatur, bagaimana Pak Sudirman Said yang awalnya dikatakan hanya 17 persen bisa jadi 43 persen. Karena sekarang ada efek Prabowonya dan saya pikir akan lebih tinggi dari angka statistik, itu bisa 50 persen, dan kami yakin," ucapnya.Sandiaga sebelumnya memastikan akan lebih fokus berkampanye di kawasan Jawa Tengah selama sisa masa kampanye yang tinggal 120 hari itu.
Alasannya, kata Sandi, wilayah Jawa Tengah memiliki hampir 35 juta jiwa penduduk yang memiliki hak suara di Pilpres 2019 mendatang.
"Ini betul, akan kami pusatkan (kampanye) di Jawa Tengah jumlah penduduknya fantastis," kata Sandi melalui siaran pers yang diterima CNNIndonesia.com, Minggu (9/12).
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pilkada 2018, Pilpres 2019, dan Demokrasi Indonesia", https://nasional.kompas.com/read/2018/03/28/18000021/pilkada-2018-pilpres-2019-dan-demokrasi-indonesia?page=all.
Editor : Laksono Hari Wiwoho
PESTA demokrasi di
Indonesia kembali digelar di tahun 2018. Sebanyak 171 daerah bakal
menggelar pemilihan kepada daerah secara langsung dan serentak di tahun
ini.
Pasangan calon gubernur-wakil gubenur, wali kota-wakil wali kota, dan
bupati-wakil bupati yang bakal mengikuti kontestasi pun telah ditetapkan
oleh KPUD di setiap daerah di pertengahan Februari 2018.
Bagi partai politik, perhelatan Pilkada 2018 ini bernilai sangat
strategis. Ada tiga faktor penyebabnya, yaitu jumlah, populasi, dan
waktu.
Pertama, tercatat 17 provinsi dan 154 kota atau kabupaten bakal
menggelar pemilihan kepala daerah secara serentak pada 2018. Dari segi
jumlah, ini menjadi yang terbesar dibandingkan dengan pilkada pada 2015
dan 2017.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pilkada 2018, Pilpres 2019, dan Demokrasi Indonesia", https://nasional.kompas.com/read/2018/03/28/18000021/pilkada-2018-pilpres-2019-dan-demokrasi-indonesia?page=all.
Editor : Laksono Hari Wiwoho
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pilkada 2018, Pilpres 2019, dan Demokrasi Indonesia", https://nasional.kompas.com/read/2018/03/28/18000021/pilkada-2018-pilpres-2019-dan-demokrasi-indonesia?page=all.
Editor : Laksono Hari Wiwoho
0 comments:
Post a Comment