SERANG, (KB).-Aksi kericuhan antar pelajar sempat
terjadi di gerbang SMKN 4 Kota Serang, tepatnya di Jalan Raya Petir –
Serang, Kelurahan Tinggar, Kecamatan Curug, Kota Serang. Pemicunya,
diduga akibat salah satu tim futsal sekolah kejuruan negeri di Kota
Serang mengalami kekalahan, usai bertanding dalam turnamen yang digelar
Polres Serang Kota di Gor Maulana Yusuf, Ciceri, Rabu (27/2/2019).
Berdasarkan informasi yang dihimpun, aksi penyerangan gerombolan
pelajar itu terjadi sekitar pukul 11.30 WIB. Seorang siswa SMKN 4 Kota
Serang, Deni Kurnia, bahkan hampir menjadi korban aksi brutal tersebut.
Saat kejadian, siswa kelas XI ini sempat melihat puluhan pelajar
berseragam SMKN 2 Kota Serang sudah berada di depan gerbang dan bersiap
melakukan penyerangan ke dalam sekolah.
“Saya kan tadinya dari rumah, mau nyusul teman yang izin ke sekolah
buat nonton turnamen futsal. Pas baru nyampe gerbang, di situ sudah
banyak anak-anak SMK 2. Mau muter balik juga enggak bisa, udah
dihadang,” kata Deni saat menceritakan kronologi kericuhan tersebut
kepada Kabar Banten saat ditemui di halaman SMKN 4 Kota Serang.
Bahkan saat sampai di depan gerbang, Deni sempat diinterogasi oleh
para gerombolan pelajar tersebut. Namun saat itu, ia tidak mengaku
berstatus sebagai siswa SMKN 4 Kota Serang lantaran khawatir menjadi
bulan-bulanan.
Meskipun sudah berusaha mengelak, usaha Deni ternyata sia-sia.
Gerombolan pelajar yang berseragam SMKN 2 Kota Serang itu tetap
mengacungkan celurit ke arah Deni dan mengancam akan melakukan tindakan
kekerasan jika dia tidak mengakui statusnya.
Karena khawatir keselamatannya terancam, Deni langsung tancap gas
memacu sepeda motornya masuk ke area sekolah. Meskipun berhasil lolos,
bagian depan kendarannya sempat terkena pukulan benda tajam yang berasal
dari gerombolan berseragam SMKN 2 Kota Serang tersebut.
“Mereka udah di depan mata, saya mau muter balik juga enggak bisa.
Waktu ngacungin celurit, saya langsung kabur. Alhamdulillah bisa
selamat, cuma motor doang sempat kena bacokan,” ujarnya.
Deni memperkirakan, serangan dari gerombolan pelajar SMKN 2 Kota
Serang itu dipicu oleh kekalahan tim futsal mereka pada turnamen yang
digelar Polres Serang Kota. Sebab, sekolahnya berhasil menumbangkan tim
tersebut dengan skor tipis 3-2.
“Kayaknya enggak nerima, soalnya udah kita kalahin tadi siang pas
maen futsal. Saya waktu itu kan enggak nonton langsung, tahu dari
teman-teman aja. Makanya, pas mau masuk ke sini, di depan itu udah ada
yang nyegat lebih dari 30 motor. Itu sampe nutupin jalan. Ada yang lihat
mereka juga katanya swiping ke area sekolah,” tuturnya.
Sementara, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMKN 4 Kota Serang
Deden Sutia menjelaskan, situasi pasca pertandingan futsal antara
sekolahnya dengan SMKN 2 Kota Serang di Gor Maulana Yusuf Ciceri, Kota
Serang, sebetulnya berlangsung secara kondusif. Tim lawan, kata dia,
juga sudah menunjukan sikap sportif meskipun mengalami kekalahan tipis
dalam laga tersebut.
“Saya kan mendampingi langsung anak-anak pas main. Kalau pemain
sebetulnya enggak ada tendensi apa-apa, harmonis aja. Sebelum
pertandingan bahkan saya satukan mereka semua di masjid. Begitu mereka
kalah, mereka juga sportif dan memberikan selamat kepada kami,” kata
Deden.
Namun, Deden menduga kericuhan tersebut diprovokasi oleh ulah
supporter tim futsal SMKN 2 Kota Serang yang tidak terima tim
kebanggannya dikalahkan SMKN 4 Kota Serang. Bahkan usai pertandingan
selesai, timnya diberi arahan oleh pihak kepolisian agar tidak segera
keluar dari arena pertandingan untuk mencegah aksi pelampiasan
kekecewaan dari supporter lawan.
“Pemain ditahan sama saya di dalam, gak boleh pulang dulu. Waktu itu
kata polisi pemain bapak jangan dulu pulang, saya nurut sampai suporter
SMKN 2 pulang. Anak-anak juga sempat nunggu lama, sampai saya belikan
roti karena mereka lapar nunggu situasi udah sepi,” ujar pria yang juga
berstatus sebagai guru olahraga SMKN 4 Kota Serang ini.
Deden pun mengaku kecewa atas terjadinya aksi penyerangan gerombolan
siswa berseragam SMKN 2 Kota Serang tersebut. Sebab menurutnya, ia sudah
mengingatkan anak didiknya agar tidak datang ke Gor Maulana Yusuf
Ciceri, Kota Serang, untuk mencegah adanya potensi bentrokan di antara
kedua supporter.
“Ini justru ulah supporternya. Mungkin pelampiasan mereka, jadi ke
sini karena kalah futsal. kalau pemain sebetulnya tidak ada masalah.
Saya juga baru tahu kejadian ini pas ditelpon pihak sekolah. Waktu itu
saya sama anak-anak baru sampai di Bina Bangsa, mau ikut turnamen lain,”
tuturnya.
Selain kecewa dengan ulah brutal gerombolan pelajar tersebut, ia juga
menyayangkan sikap pihak SMKN 2 Kota Serang yang seolah angkat tangan
atas insiden itu. Sebab menurutnya, tidak ada itikad baik dari pihak
SMKN 2 untuk meredam anak-anak didiknya dengan datang langsung ke SMKN 4
Kota Serang.
“Padahal sudah kami telpon ke Wakasek Kesiswaan SMK 2, tapi tanggapan
mereka cuma menyerahkan saja ke polisi kalau misalkan ketangkap.
Padahal saya minta mereka supaya datang ke sini, minimal buat
menenangkan. Karena siswa kita juga psikologisnya terganggu, banyak yang
khawatir pas mau pulang ke rumahnya masing-masing,” ucap Deden.
0 comments:
Post a Comment