JAKARTA-Anggota Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga, Neno Warisman,
mengaku heran dengan reaksi negatif sejumlah pihak terhadap doanya di
acara Munajat 212 beberapa hari yang lalu. Apalagi bila sampai cawapres
kubu sebelah, Ma'ruf Amin, merasa dianggap sebagai kafir Quraisy."Waduh terlalu jauh sekali. Saya juga heran sejujurnya, heran, kok jadi
polemik, berbantah-bantahan," kata Neno saat diwawancara Karni Ilyas
dalam program Indonesia Lawyers Club di tvOne, Selasa, 26 Februari 2019.
Neno mengatakan doa tersebut adalah bagian dari perasaan, selera
mengungkapkan perasaan. Dia mempertanyakan apakah hal seperti itu harus
dikoreksi.
"Apakah kita nggak boleh punya perasaan? Saya bingung dan heran, saya
heran timnya (ILC) sampai mengejar saya ke Karang Anyar," kata Neno.
Neno
menuturkan bahwa doa yang dia ucapkan saat itu tidak hanya doa
Rasulullah Muhammad Saw, saat menghadapi Perang Badar saja. Tapi ada
banyak.
"Doanya banyak. Di puisi saya ada doa-doa saya kutip juga. Jadi bukan
cuma satu, ada Ya Allah, saya lupa. Kenapa itu dipermasalahkan? Saya
juga nggak menaysar a atau b, siappaun, nggak ada," ujarnya.
Dia
menegaskan bahwa doa tersebut merupakan bagian dari rasa keibuan. Neno
pun mengungkapkan dirinya tidak lama lagi akan menjadi nenek.
"Anak
saya mau menghadapi pernikahan. Bagaimana nanti nasib cucu saya? Saya
hanya menyampaikan perasaan keibuan. Sebagai seorang seniman, saya punya
selera, sukai, kenapa? Polemik ini nggak perlu diperpanjang," tutur
dia.
Sebelumnya, Neno Warisman mengucapkan doa yang disebut-sebut
sebagai doa Rasulullah Muhammad Saw saat Perang Badar. Sejumlah pihak
mengecam doa tersebut termasuk Cawapres Ma'ruf Amin.
0 comments:
Post a Comment