SERANG, (KB).-Kepala Dinas Sosial Provinsi Nusa
Tenggara Barat (NTB) Ahsanul Khalik menyebut program bantuan sosial
Jamsosratu milik Pemprov Banten menjadi trending topic di tingkat
Nasional dalam beberapa tahun terakhir. Ia menilai program tersebut
berhasil menekan angka kemiskinan di Banten.
Hal tersebut disampaikan Khalik saat berkunjung ke Kantor Dinas
Sosial Provinsi Banten di kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten
(KP3B), Curug, Kota Serang, Selasa (30/4/2019).
Oleh karena itu pihaknya berniat mengadopsi program Jamsosratu sebagai upaya menekan angka kemiskinan di NTB.
“Di kami, angka kemiskinannya masih di atas rata-rata nasional yaitu
masih sekitar 14,63 persen. Mudah-mudahan dengan kami mereplikasi
Jamsosratu, (angka kemiskinan) itu bisa menurun, sebagaimana Banten
sudah berhasil,” kata Khalik.
Khalik mengungkapkan, pihaknya tertarik untuk mengadopsi program
Jamsosratu karena program bantuan sosial tersebut telah terbukti
berhasil dalam menurunkan angka kemiskinan di Banten.
“Program bansos dengan pola investasi sosial seperti ini kan adanya
hanya di tingkat Nasional, PKH (Program Keluarga Harapan). Daerah lain
belum ada,” imbuhnya.
Lebih jauh Khalik mengatakan, pihaknya juga telah melakukan program
bantuan sosial yang lazim dilakukan sejumlah daerah lain selama ini
seperti pada sektor pemberdayaan dan perlindungan sosial yang berbasis
personal. Dia mencontohkan, bansos di NTB misalnya diberikan kepada
manula, dan penyandang cacat. “Bahkan panti atau balai sosial juga kami
punya,” ujarnya.
Meski begitu, lanjutnya, banos yang bersifat investasi sosial
berbasis keluarga seperti Jamsosratu belum pernah dilakukan daerah
manapun, kecuali Banten.
“Kami juga baru menyadari kalau investasi sosial berbasis pendekatan
keluarga memang utama. Dengan Jamsosratu bansos dilakukan melalui
pendekatan di dalam keluarga. Ada anak yang tidak sekolah, ada ibu yang
hamil, ada ayah yang tidak bekerja, dengan bansos Jamsosratu
kondisi-kondisi tersebut dapat tertangani,” paparnya.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy berterima kasih atas
apresiasi yang diberikan Pemprov NTB dengan telah merencanakan untuk
mengadopsi program Jamsosratu tersebut.
“Ya tentu saja kami berterima kasih karena artinya kinerja kita telah
diakui oleh pihak luar. Dan sebetulnya memang PKH pemerintah pusat itu
juga Kemensos (kementerian sosial) terinspirasi oleh Jamsosratu,”
katanya.
Diketahui, Pemprov Banten kembali mengalokasikan anggaran untuk
bantuan sosial Jamsosratu atau Jaminan Sosial Rakyat Banten Bersatu pada
APBD tahun 2019 ini. Kali ini anggaran sebesar Rp 56 miliar akan
dibagikan kepada sebanyak 50 ribu keluarga miskin se-Banten dalam tiga
tahap.
Di banding tahun sebelumnya, tahun ini terdapat kenaikan keluarga
miskin penerima sebanyak 2 ribu keluarga miskin. Demikian juga nilai
bantuan yang diterima, juga mengalami kenaikan sebesar Rp 50 ribu. Tahun
lalu sebesar Rp1,65 juta, tahun ini menjadi Rp 1,7 juta.
Sejak diluncurkan pada tahun 2013, Jamsosratu diyakini telah
berkontribusi terhadap penurunan angka kemiskinan di Banten dari
sebelumnya 9,22 persen pada tahun 2003 menjadi hanya tinggal 5,24 persen
pada tahun 2018 lalu.
0 comments:
Post a Comment