SERANG – Badan Pekerja Jaringan Rakyat untuk
Demokrasi dan Pemilu (JRDP) melakukan kajian hasil Pemilu 2019, Rabu
(10/7/2019). Analisis dilakukan terhadap hasil rekapitulasi penghitungan
suara yang tertuang dalam Model DC.1 yang telah disahkan KPU Provinsi
Banten.
Kordinator JRDP Nana Subana menerangkan, analisis hasil pemilu akan
dikerucutkan pada tiga hal. Yakni tingkat partisipasi pemilih, sebaran
suara tidak sah, dan perolehan suara peserta pemilu untuk setiap jenis
pemilihan.
“Partisipasi kami potret bukan saja dari sisi kuantitas, melainkan
dikaji faktor apa saja yang menyebabkan tinggi rendahnya sebuah
partisipasi di suatau daerah. Karena kami memahami bahwa partisipasi
yang didorong akibat mobilisasi tentu tidak baik. Apalagi partisipasi
itu distimulus oleh politik uang,” kata Nana di sela kajian di markas
JRDP.
Mengenai sebaran suara tidak sah, kata Nana, JRDP hendak mencari
korelasi antara perilaku pemilih dengan sistem pemilu yang diterapkan.
Asumsinya, semakin banyak peserta pemilu pada satu jenis pemilihan, maka
suara tidak sah nya semakin besar. Faktanya, pemilihan DPD RI suara
tidak sahnya jauh lebih tinggi ketimbang jenis pemilihan lainnya. Ini
juga berkaitan dengan ukuran surat suara di bilik TPS.
“Pada jenis pemilihan presiden, suara tidak sah sangat rendah.
Sementara untuk DPD dan DPR tinggi. Apakah ini berhubungan dengan sistem
pemilu terbuka proporsional dimana pada surat suara nama caleg
dituliskan berdasarkan nomor urut. Jumlah parpol yang menjadi kontestan
pemilu juga mempengaruhi perilaku pemilih. Semakin banyak parpol dan
caleg, pemilih cenderung kesulitan dalam menentukan pilihan. Padahal
kita pahami bersama, seleksi menjadi caleg pada sebuah parpol juga
parameternya sama sekali tidak jelas,” kata Nana.
Tentang perolehan suara, JRDP hendak memotret raihan suara dalam
setiap jenis pemilihan. Hasilnya nanti akan dihubungkan dengan afiliasi
politik masyarakat terhadap peserta pemilu.
Aktivis JRDP Iing Ikhwanudin menambahkan, analisis terhadap Model DC.1 disandingkan dengan pengalaman empiris JRDP melakukan pemantauan di 4 provinsi sepanjang tahapan pemilu lalu.
Aktivis JRDP Iing Ikhwanudin menambahkan, analisis terhadap Model DC.1 disandingkan dengan pengalaman empiris JRDP melakukan pemantauan di 4 provinsi sepanjang tahapan pemilu lalu.
“Ini akan menjadi bekal kami dalam melakukan pemantauan terhadap 4
daerah di Banten yang akan melakukan pilkada tahun 2020 mendatang. Hasil
analisis ini akan kami tuangkan dalam sebuah makalah dan kelak kami
sampaikan kepada pemangku kepentingan, utamnya KPU, Bawaslu, dan DKPP,
serta peserta pemilu,” kata Iing.
0 comments:
Post a Comment