![]() |
TENDA DARURAT - Warga mengungsi di tenda darurat pascagempa bumi di Desa Balita, Gane Barat, Halmahera Selatan, Maluku Utara, Senin (15/7). |
JAKARTA – Penanganan gempa berkekuatan 7,2 skala Richter yang
mengguncang Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara, terkendala
akses yang hanya bisa dilalui melalui laut.
“Akses jalan ke lokasi terdampak gempa hanya melalui laut karena
akses jalan darat belum terbangun,” kata Pelaksana Harian Kepala Pusat
Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB), Agus Wibowo, di Jakarta, Senin (15/7)
Diperoleh laporan, terdapat tiga korban meninggal karena tertimpa
tembok rumah yang roboh. Selain itu, jumlah pengungsi di wilayah Labuha
sebanyak 1.085 jiwa yang tersebar di lima titik pengungsian, yaitu di
Aula Kantor Bupati Halmahera Selatan sekitar 300 orang, di Polres
Halmahera Selatan sekitar 170 orang, Masjid Raya Halmahera Selatan
sebanyak 500 orang, Kantor Dinas Sosial Halmahera Selatan sekitar 70
orang, dan Kodim 1.509 sebanyak 45 orang.
Agus mengatakan BNPB telah mengirimkan Tim Reaksi Cepat ke lokasi
terdampak bencana dan telah sampai di Ternate. Dari Ternate menuju
Sofifi hanya bisa dilalui menggunakan perahu motor, kemudian
dilanjutkan dengan jalur darat menuju Saketa.
Untuk menuju Labuha, Ibu Kota Kabupaten Halmahera, dari Ternate hanya
ada penerbangan terbatas satu kali sehari atau menggunakan kapal feri
dengan waktu tempuh 10 jam.
0 comments:
Post a Comment