CILEGON – PT Lotte Chemical Indonesia (LCI) sudah mengucurkan dana
sebesar 100 ribu dolar Amerika Serikat atau sekira Rp1,4 triliun untuk
membangun pabrik kimia di Kecamatan Grogol, Kota Cilegon. Dana investasi
sebesar itu baru untuk pembebasan lahan dan pematangan lahan yang saat
ini sedang berjalan.
Sementara
total nilai investasinya mencapai 3,5 miliar dolar Amerika Serikat atau kurang
lebih setara Rp50 triliun. Peletakan batu pertama pembangunan pabrik dilakukan
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada 17 Desember 2018 dan dihadiri
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong dan
Walikota Cilegon Edi Ariadi.
Pabrik
yang rencananya dibangun di atas lahan seluas kurang lebih 100 hektare tersebut
memiliki kapasitas produksi naphta cracker sebanyak 2 juta ton per
tahun. Bahan itu kemudian diolah menjadi 1 juta ton ethylene, 520 ribu ton
propylene, 400 ribu ton polypropylene, dan sejumlah produk lain.
Presiden
Direktur PT LCI Kim Yong Ho menjelaskan, pihaknya menargetkan pembangunan
pabrik selesai pada 2023. Kim mengklaim pihaknya telah mengantongi hampir
seluruh dokumen perizinan pembangunan pabrik, dari izin analisis mengenai
dampak lingkungan (amdal) hinga izin lokasi.
Untuk
perizinan yang belum dikantongi pihaknya adalah perizinan pengerukan pasir
laut. “Izin ini sedang kita urus, semua prosedur pasti kita tempuh,” tuturnya,
Kamis (18/7).
Mengenai
rencana akan menarik investasi tersebut karena sejumlah reaksi negatif dari
beberapa pihak, menurut Kim, hal itu diharapkan tidak terjadi. Selain telah
mengeluarkan dana, investasi tersebut baik untuk perekonomian di Kota Cilegon.
Kim
berharap investasi yang dilakukan perusahaannya tidak menghadapi kendala apa
pun dan cepat selesai. “Pengennya kita cepet, investasi cepat terealisasi, kita
juga ingin penyelesaian secara damai, tidak ada yang kecewa. Itu aja
prinsipnya,” kata Kim berharap.
Hal senada diungkapkan Direktur Manufactur PT Lotte Chemical
Indonesia Tittan Jojo Hardijanto. Kata Jojo, perusahaan telah mengambil
keputusan untuk tetap melanjutkan investasi dengan mengakomodasi semua
aspirasi yang masuk berkaitan dengan proyek itu. “Kita upayakan win win solution,” tuturnya.
Ancaman untuk menarik investasi dari Kota Cilegon muncul akibat
sejumlah kegiatan megaproyek ramai menjadi perbincangan publik. Antara
lain aktivitas pembuangan lumpur lokasi proyek ke sejumlah lokasi,
seperti objek wisata Rawa Arum dan lokasi pembangunan Pelabuhan
Warnasari.
0 comments:
Post a Comment