SERANG, (KB).- Proyek penataan wisata religi di
kawasan Pondok Pesantren An Nawawi Tanara, Kabupaten Serang akan dimulai
tahun ini. Untuk tahap pertama penataan tersebut, akan menelan anggaran
sekitar Rp 7 miliar dan akan selesai pada Desember 2019.
Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Banten (BPPW) Kementerian
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Rozali Indra Saputra
mengatakan, rencananya penataan tersebut, baru dimulai tahun ini.
Pelaksanaan ditarget selama empat bulan atau hingga Desember.
“Karena waktu mepet cuma empat bulan untuk pelaksanaan. Jadi, mungkin
beberapa komponen kami lanjutkan di 2020,” katanya kepada Kabar Banten
saat ditemui setelah ekspos rencana penataan kawasan wisata religi Syekh
Nawawi di Ruang Rapat Brigjen KH Syam’un, Selasa (10/9/2019).
Menurut dia, proyek tersebut rencananya akan diluncurkan pekan depan.
Bahkan, paket pekerjaan proyek tersebut, saat ini sudah dilelang dan
sudah ada pemenangnya. “Untuk sementara dengan penataan air minum,
anggaran yang dibutuhkan cuma Rp 7 miliar sampai Desember itu juga baru
tata kawasan, penghijauan, persampahan, air limbah jadi kami buat MCK,
tempat wudu, dan ada kios 10,” ujarnya.
Ia menuturkan, nanti bisa ditingkatkan vitalitas ekonomi masyarakat
di lokasi tersebut. “Jual yang sifatnya religi bisa khas Banten atau
lokal Tanara kami bisa jual-beli kan di situ,” ucapnya.
Ia mengatakan, kawasan yang akan ditata tersebut, memiliki wilayah
yang cukup luas. Di mana ada pondok pesantren juga masjid agung. “Nah
yang utama kami angkat potensi vokal poin dari Masjid Agung Tanara dan
kawasan sekitarnya. Jadi, infrastruktur permukiman air bersih, limbah,
sampah, dan beberapa akses jalan juga jadi ada penataan,” tuturnya.
Kemudian, juga akan ada penataan kawasan untuk tempat haul Syekh
Nawawi. Di mana selama ini hampir 5.000 orang setiap tahun berkumpul di
Tanara. “Orang numpuk di sana, orang berjualan berantakan sampah ke
mana-mana, ini coba kami buat skenario, agar semua potensi di sana bisa
kami angkat,” katanya.
Disinggung soal penyelesaian tahun 2020, dia menuturkan, tidak
menjamin. Sebab, 2020 tetap akan dalam proses. Di mana pihaknya memiliki
mimpi besar untuk kemudian merevitalisasi hingga Makam Pangeran Sunya
Raras sampai ke wisata kali mati. “Juga terkoneksi dengan Islamic center
yang akan dibangun oleh Pemkab Serang. Ini satu-satu baru kami mulai
trigger, harapannya ekonomi yang bisa ditingkatkan melalui infrastruktur
bisa meningkat,” ujarnya.
Dukung penataan
Wakil Bupati Serang Pandji Tirtayasa mengatakan, program penataan
kawasan wisata religi tersebut bersumber dari pusat melalui Kemen-PUPR.
Di mana akan ditata sekitar masjid agung, aksesibilitas, air bersih,
taman, dan lainnya, agar menjadi satu ikon wisata.
“Masjid agung peninggalan Syekh Nawawi. Sekarang di perubahan
anggaran penataan enggak nyebrang, 2020 akan ada program lainnya. Ini
dana dari APBN semua, karena program Kemen-PUPR,” ucapnya.
Sementara, dalam hal tersebut, Pemkab Serang akan konsen membangun
pusat kajian kitab kuning, sehingga penyelesaian wisata religi tersebut,
dilakukan sharing antarinstitusi. “Kementerian PU di infrastruktur,
Kementerian Pariwisata di desain pariwisata, kami benahi daerah dan
masyarakat, agar jadi subjek pariwisata,” tuturnya.
Ia mengatakan, pusat kajian kitab kuning akan dibangun di atas lahan
seluas lima hektare. Lokasinya berada di dekat Terminal Tanara atau
berjarak dari Pondok Pesantren An Nawawi. “Pokoknya kami jadikan ikon
wisata itu pusat kajian, masjid agung dan ponpes. Ada museumnya.
Pembebasan lahan tahun ini,” katanya.
Meski di tata, dia menegaskan, penataan tersebut, tidak akan
menghilangkan bentuk aslinya. Sebab, Masjid Agung Tanara merupakan cagar
budaya. “Karena kami tetap jaga keasliannya, tapi kalau ada tambahan
bangunan hanya untuk meningkatkan kapasitas, karena luas aslinya hanya
12×12 meter, aslinya enggak mampu tampung jemaah,” ujarnya.
Ia mengatakan, jika bicara penataan fisik seperti membangun masjid
dan jalan yang lebih sulit, adalah membangun masyarakatnya. “Ketika kami
kembangkan destinasi wisata, bagaimana kami siapkan masyarakat, agar
mendukung. Oleh karena itu, jadi tugas kami ini terutama untuk
mempersatukan masyarakat, agar mendukung program ini. Kami belum sampai
kepada masyarakat yang tourist minded ,” ucapnya.
0 comments:
Post a Comment