Tuesday, 22 October 2019

Perlu Dorong Reindustrialisasi dengan Orientasi Padat Karya


JAKARTA – Sejumlah kalangan menilai pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) periode kedua mesti memprioritaskan upaya meng­antisipasi ledakan usia produktif saat terjadi bonus demografi yang sudah di depan mata.
Oleh karena itu, pemerintah harus bergegas memperkuat kembali sek­tor industri atau reindustrialisasi, ter­utama yang berorientasi padat karya. Iklim berbisnis mesti dibenahi untuk mendorong investasi yang mencipta­kan lebih banyak lapangan kerja.
Ekonom Indef, Eko Listyanto, me­ngemukakan masalah hari ini adalah pertumbuhan ekonomi rendah yang membuat serapan lapangan kerja juga rendah. Di sisi lain, Indonesia butuh strategi ekonomi yang tepat untuk menyerap angkatan kerja yang saat ini masih duduk di bangku SD dan SMP.
“Maka harus ada upaya untuk menyelamatkan industri padat kar­ya yang pada hari ini kalah bersaing dengan luar negeri, terutama yang menggunakan bahan baku dalam negeri. Dengan demikian, pertum­buhan dan serapan tenaga kerja 5–10 tahun ke depan tidak terganggu,” jelas dia, ketika dihubungi, Senin (21/10).
Sedangkan untuk mencetak per­tumbuhan ekonomi tinggi, lanjut Eko, tidak ada cara lain selain men­ciptakan industrialisasi berbasis sumber daya manusia (SDM) berkua­litas sehingga memiliki nilai tambah tinggi. “Jadi industri massal untuk hari ini tetap harus selamat, namun juga didorong untuk bertransformasi menuju industri tinggi,” jelas dia.
Sebelumnya, Presiden Jokowi me­nargetkan pada satu abad Indonesia merdeka, yaitu tahun 2045, Indone­sia telah keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah (middle income trap) dan menjadi negara maju dengan pendapatan per kapita 320 juta rupiah per tahun atau 27 juta rupiah per kapita per bulan.
Menurut Jokowi, potensi Indone­sia untuk keluar dari middle income trap sangat besar. Saat ini, Indonesia sedang berada di puncak bonus de­mografi, jumlah penduduk usia pro­duktif jauh lebih banyak dibanding­kan usia tidak produktif.
“Ini adalah tantangan besar dan sekaligus juga sebuah kesempatan besar. Ini menjadi masalah besar jika kita tidak mampu menyediakan kesempatan kerja,” tukas dia da­lam pidato usai pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2019–2024, Minggu (20/10).
Sebaliknya, lanjut Presiden, ini akan menjadi kesempatan besar jika Indonesia mampu membangun SDM yang unggul, dengan didukung oleh ekosistem politik dan ekonomi yang kondusif. Oleh karena itu, lima tahun ke depan, pemerintahan Pre­siden Jokowi akan mengerjakan lima program prioritas.
Program itu adalah pembangunan SDM, melanjutkan pembangunan infrastruktur, memangkas kendala regulasi, penyederhanaan birokrasi besar-besaran, dan transformasi eko­nomi dari kebergantungan pada sum­ber daya alam menjadi daya saing manufaktur dan jasa modern.
Sementara itu, Bank Dunia me­nyebutkan, Indonesia dengan Pro­duk Domestik Bruto (PDB) per kapita 3.932 dollar AS pada 2018 termasuk negara lower middle-income. Total po­pulasi Indonesia mencapai 264 juta jiwa, sekitar 25,9 juta di antaranya ma­sih berada di bawah garis kemiskinan.
Menurut lembaga itu, Indonesia butuh pertumbuhan ekonomi se­tidaknya di atas 5–6 persen agar lolos dari jebakan negara berpendapatan menengah. Dalam jangka yang lebih panjang, untuk mencapai status ne­gara pendapatan tinggi pada 2030, mi­salnya dengan pendapatan per kapita 12 ribu dollar AS, maka akan butuh pertumbuhan tahunan 9 persen.
Peka Tantangan
Pengamat ekonomi dari Universi­tas Airlangga, Surabaya, Leo Herlam­bang, mengatakan kabinet mendatang harus diisi figur-figur hebat di bidang­nya yang peka terhadap tantangan ekonomi ke depan, seperti ledakan usia produktif dan ancaman resesi.
“Untuk itu, Presiden Joko Widodo diharapkan memilih sosok menteri yang paham bagaimana menggerak­kan perekonomian untuk penyerap­an tenaga kerja, serta memiliki visi dan orientasi ekspor,” ujar dia.
Menurut Leo, menteri yang punya visi hilirisasi industri sangat dibu­tuhkan karena hanya dengan upaya hilirisasi, seperti industri hasil tam­bang, dapat menambah serapan le­dakan usia produktif yang akan se­gera terjadi.
Apabila gagal menyiapkan la­pangan kerja, maka bonus demografi bisa menjadi bencana demografi. Penduduk usia produktif gagal men­jadi produktif karena tidak menda­patkan kesempatan kerja.
“Menteri yang bersangkutan harus paham pentingnya mengerahkan ke­bijakan dan anggaran pada sumber daya-sumber daya potensial yang ada, agar nanti hilirisasi dapat dikembang­kan untuk pasar ekspor,” tutur dia.
Share:

0 comments:

Post a Comment


SELAMAT HUT RI KE 80 KONTAK MEDIA GROUP

SELAMAT HUT RI KE 80 KONTAK MEDIA GROUP

Selamat HUT Byangkara Ke 79

Selamat HUT Byangkara Ke 79

DPRD KAB SERANG SELAMAT HUT BYANGKARA KE 79

DPRD KAB SERANG SELAMAT HUT BYANGKARA KE 79

BERBUAT BAIKLAH SESUNGUHNYA UNTUK DIRI KITA

BERBUAT BAIKLAH SESUNGUHNYA UNTUK DIRI KITA

Silakan Klik Kerja sama Publikasi

MOTO KAMI


Cermat Cerdas Tepat Dalam Informasi Menjadi Media Inpendent Berita Tanpa Intervensi

Unsur Pimpinan DPR RI 2024 2029

PT KONTAK MEDIA PERSADA GROUP KLIK

Aku Tahu Apa Yang Kau Suka ?

Aku Tahu Apa Yang Kau Suka ?

Hidup Untuk Saling Melindungi Bukan Saling Melukai

Hidup Untuk Saling Melindungi Bukan Saling Melukai

BUMN PEDULI BANGSA

BUMN PEDULI BANGSA

Penawaran Kerja Sama

TV KONTAK BANTEN

KEMENTRIAN SEKRETARIS NEGARA

KEMENTRIAN SEKRETARIS NEGARA

Hari Amal Bhakti ke 78 Bakti Untuk Negeri

Hari Amal Bhakti ke 78 Bakti Untuk Negeri

FORUM UNIVERSITAS TRISAKTI

FORUM UNIVERSITAS TRISAKTI
Media yang kuat butuh rakyat yang terlibat, mengelola kebebasan dengan bertanggung jawab._ Najwa Shihab

SILAKAN PASANG IKLAN KLIK

IBU KOTA NUSANTARA

IBU KOTA NUSANTARA

KONTAK MEDIA GROUP

BACA BERITA BIKIN PAS DI HATI YA DI SINI !!

INFO CPNS DAN PPPK 2025 KLIK

PESAN MAKANAN ENGAK RIBET

MOTO KAMI


BERBUAT BAIK TERHADAP SESAMA SESUNGGUHNYA UNTUK KEBAIKAN DIRI KITA

KEMENTRIAN HUKUM DAN HAM

KEMENTRIAN HUKUM DAN HAM

INFO DEWAN PERWAKILAN RAKYAT (DPR) RI

KEMENTRIAN BUMN

KEMENTRIAN BUMN

SELAMAT HARI ADIYAKSA KE 62

SELAMAT HARI ADIYAKSA KE 62

Jadikan Kritik Masyarakat Sebagai INTROPEKSI

Jadikan Kritik Masyarakat Sebagai INTROPEKSI

ENERGI KOLOBORASI

ENERGI KOLOBORASI

Bergerak TAK TERBATAS

Bergerak TAK TERBATAS

KELUARGA BESAR KEJAKSAAN RI

KELUARGA BESAR KEJAKSAAN RI

SENYUM ADALAH IBADAH

SENYUM ADALAH IBADAH

SELAMAT DAN SUKSES

SELAMAT DAN SUKSES

Bergerak Tumbuh Bersama

Bergerak Tumbuh Bersama

SELALU BERBUAT UNTUK BANGSA

AWAS BAHAYA LATEN KORUPSI

AWAS BAHAYA LATEN KORUPSI

Kata Motifasi Koran Kontak Banten

Kata Motifasi Koran Kontak Banten

Mau Kirim Tulisan Artikel Klik aja

MOTO KAMI


Sekecil APAPUN Yang Anda Perbuat Akan Menjadikan Cermin Kami untuk Maju

BARCODE INFO KERJA KLIK

Silakan Pesan Buku Catatan Kehidupan Ali

Berita Populer

INFO KPK

INFO KEJAKSAAN RI

Bergerak Kita Bangkit untuk Indonesia

Bergerak Kita Bangkit untuk Indonesia

BERIKAN SENYUM UNTUK MU INDONESIA

BERIKAN SENYUM UNTUK MU INDONESIA

BANGKIT LEBIH KUAT

BANGKIT LEBIH KUAT

AYO SELAMATKAN BUMI KITA

AYO SELAMATKAN BUMI KITA

PRAJA MUDA JIWA MUDA

PRAJA MUDA JIWA MUDA

Hati Nurani Tidak Ada Dalam Buku Tapi Ada di Hati

Hati Nurani Tidak Ada Dalam Buku Tapi Ada di Hati

BERGERAK DAN BERGERAK

Seputar Parlemen

INFO KPK JAKARTA

INFO ICW NASIONAL KLIK

Salam Damai Untuk Indonesia

Layanan Kota Tangerang Selatan BPHTB

Kementrian

Susunan Redaksi

Kementrian PU

Support