Presiden Joko Widodo menepati janji untuk memperkenalkan nama-nama
calon menteri yang akan duduk di Kabinet Kerja Jilid II periode
2019–2024. Saat mengenalkannya, Presiden tetap memiliki ciri khas
sebagaimana pada periode pertama 2014–2019 lalu, yakni dengan
mengenakan kemeja atau baju warna putih.
Berbeda dengan sebelumnya, kali ini Presiden hanya memanggil calon
menteri satu per satu, tanpa langsung mengenalkannya ke khalayak umum,
sebagimana lima tahun lalu. Selain itu, lokasi saat memperkenalkan
calon menteri tersebut juga tidak dilakukan di dalam Istana Negara dan
Istana Merdeka, melainkan hanya di lingkungan Kompleks Istana
Kepresidenan. Untuk itu, semua nama-nama yang dipanggil harus melewati
pintu kaca yang akses masuknya dari Kementerian Sekretariat Negara, di
Jalan Majapahit, Jakarta Pusat. Dengan satu pintu tersebut, memudahkan
wartawan Istana Kepresidenan mengetahui calon menteri kabinet kerja
yang akan diperkenalkan Presiden.
Pantauan Koran Jakarta, Senin (21/10) sekitar pukul 09.00
WIB, calon menteri yang datang pertama adalah mantan Ketua Mahkamah
Konstitusi (MK), Mahfud MD. Ia terlihat keluar dari pintu kaca dengan
didampingi Deputi Protokol Biro Pers, Media dan Informasi, Setpres, Bey
Machmuddin, menuju Istana karena dipanggil Presiden.
Mahfud, yang mengenakan kemeja putih, tampak mempercepat laju
jalannya dan sesekali melambaikan tangan ke arah wartawan yang
memanggilnya. “Saya mau salat tahajud jam 03.00 WIB itu bangun, dan
saya buka ada pesan dari protokoler Istana. Saya ditunggu oleh Presiden
jam 10.00 WIB,” kata Mahfud sesaat sebelum bertemu Presiden.
Tidak lama dari kedatangan Mahfud, Bupati Minahasa Selatan,
Christiany Eugenia Paruntu, dengan mengenakan kemeja putih juga
terlihat keluar dari pintu kaca menuju Istana. Dengan didampingi salah
seorang stafnya, Paruntu berjalan santai dengan sesekali melambaikan
tangannya.
Namun, lewat informasi yang diperoleh, Bupati yang juga kader
Golkar tersebut bukan untuk bertemu Presiden terkait menteri, melainkan
bertemu Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto, yang juga dipanggil
Presiden. Berbeda dengan lainnya, Airlangga datang ke Istana lewat pintu
wisma negara dan keluar lewat Istana negara dan pintu Gedung Bina
Graha, Jalan Veteran.
Selanjutnya, pendiri transportasi daring (online) Go-Jek,
Nadiem Makarim, yang mengenakan kemeja putih, terlihat tiba sekitar
pukul 10.00 WIB. Nadiem yang memakai kaca mata ini terlihat tersenyum
saat awal datang ke Istana hingga setelah bertemu Presiden. Bahkan,
Nadiem terlihat meminta restu sambil menempelkan dua tangannya terkait
penunjukannya sebagai menteri.
Tidak jauh beda dengan Nadiem, Komisaris Utama NET Mediatama
Televisi, Wishnutama Kusubandio, juga tersenyum sambil melambaikan
tangan saat mendatangi Istana untuk bertemu Presiden Jokowi. Hal yang
sama dilakukan oleh mantan Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN)
Jokowi-Maruf, Erick Thohir. Erick yang datang sekitar pukul 11.00 WIB,
tampak melambaikan tangan dan menempelkan dua tangan selah meminta restu
terkait penunjukan sebagai menteri oleh Presiden.
Mengaku Soal Kamtibmas
Berbeda dengan lainnya, Kapolri Jenderal Tito Karnavian yang ikut
dipanggil Presiden Jokowi tetap memakai seragam lengkap polisi dengan
tongkat komando ditangannya. Tetapi, tidak ada perbedaan dengan calon
menteri yang dipanggil. Sebab, Kapolri yang biasa lewat pintu wisma
negara, kali ini harus masuk lewat pintu kaca dan melewati metal detector.
“Saya tadi dipanggil Presiden. Saya pikir akan ditanya soal situasi
Kamtibmas pascapelantikan dan bagaimana pengamanan mengenai dalam rangka
pengamanan mengenai kabinet. Prinsip Polri berusaha maksimal,” kata
Tito.
Masih sama dengan yang lebih dahulu dipanggil, Mensesneg Pratikno
yang tiba sekitar pukul 14.00 WIB juga terlihat memakai kemeja putih
saat dipanggil Presiden. Dia didampingi Fadjroel Rahman dan Nico
Harjanto. Namun, Praktikno tidak mau menjelaskan maksud dipanggil
Presiden.
Sekitar pukul 16.00 WIB, Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo
Subianto, didampingi Wakil Ketum Partai Gerindra, Edhy Prabowo, menjadi
calon menteri yang dipanggil terakhir, kemarin. “Kami diminta untuk
memperkuat kabinet beliau. Dan, saya sudah sampaikan dari Partai
Gerindra apabila diminta kami siap membantu. Kali ini resmi diminta dan
kami siap membantu,” ucap Prabowo.
0 comments:
Post a Comment