LEBAK – Pemkab Lebak terus mengupayakan penanganan akses jalan
yang terputus di Desa Lebaksitu, Kecamatan Lebakgedong, dan infrastruktur yang
rusak akibat banjir bandang dan longsor. Hingga saat ini, akses jalan menuju
Lebaksitu masih terputus sehingga bantuan didistribusikan dengan berjalan kaki
dan menggunakan helikopter.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak Kaprawi mengatakan, dua pekan pertama pascabanjir bandang dan
longsor, Pemkab Lebak fokus melakukan penyelamatan masyarakat secara maksimal.
Kedua, memberikan pemenuhan kebutuhan dasar korban banjir dan longsor seperti
makan, minum, pakaian, obat-obatan, pelayanan kesehatan, dan pakaian layak
pakai. Ketiga, melakukan upaya penanganan pascabencana dengan melakukan
pendataan infrastruktur, korban banjir, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan
rumah yang rusak.
“Pada dua minggu pertama itu yang kami lakukan. Tentunya sambil
melakukan pendataan terhadap jumlah korban, rumah, dan infrastruktur yang
rusak. Intinya, kita ingin semua pengungsi dapat dilayani dengan maksimal,”
kata Kaprawi
Tidak hanya itu, Pemkab Lebak bersama Pemprov, relawan, TNI, dan
Polri mengupayakan membuka jalur yang terputus akibat banjir bandang dan
longsor. Wilayah yang terisolasi dibantu dengan menggunakan helikopter sehingga
bantuan logistik bisa diterima dan dinikmati masyarakat di wilayah tersebut.
“Kita gunakan helikopter TNI, Polri, dan Basarnas untuk memberikan
bantuan dan mengevakuasi korban sakit di Cigobang dan Gunungjulang,” paparnya.
Pada pekan ketiga dan keempat, pemerintah mengupayakan membuka
akses jalan yang terputus menuju Lebaksitu. Sampai sekarang, akses jalan ke
sana masih tertutup material longsor dan sebagian badan jalan terputus. Namun,
alat berat terus dioperasikan untuk membuka akses ke sana sehingga masyarakat
Lebaksitu yang sekarang terisolasi segera beraktivitas normal kembali.
“Semua kekuatan kita kerahkan untuk membantu pembukaan jalan
yang terputus akibat longsor. Karena itu, kita yakin sebelum masa tanggap
darurat berakhir, akses ke Lebaksitu bisa terbuka,” jelasnya.
Terkait infrastruktur jalan dan jembatan yang rusak, Kaprawi
menegaskan, Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke Lebak telah memerintahkan
Menteri PUPR dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk membangun kembali
jalan, jembatan, dan sekolah yang rusak berat. Bahkan, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Sosial (Kemensos) diinstruksikan
melakukan pembangunan rumah warga yang rusak akibat bencana alam tersebut.
“Jadi, infrastruktur yang rusak akan ditangani pemerintah pusat
dan provinsi. Karena ada jalan dan jembatan yang menjadi kewenangan Pemprov
Banten yang rusak akibat banjir dan longsor,” ungkapnya.
Sementara, Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya mengatakan,
jajarannya akan menginventarisasi dan memverifikasi infrastruktur serta rumah
yang rusak. Termasuk rumah dan infrastruktur yang masuk dalam wilayah genangan
Waduk Karian. Jika bangunan rumah dan lahan warga yang masuk areal genangan
belum dibayar pemerintah, maka harus segera dibayarkan agar masyarakat di sana
cepat pindah ke lokasi yang baru.
“Kita akan cepat melakukan pendataan dan verifikasi bangunan
yang masuk areal genangan Waduk Karian. Kita harap, pemerintah menyelesaikan
persoalan pembebasan lahan dan pembayaran bangunan warga yang terdampak
pembangunan Waduk Karian,” jelasnya.
Bahkan, Bupati juga meminta tim untuk mencari lahan dengan
melibatkan tim geologi untuk hunian sementara (huntara) pengungsi. Nanti
skenarionya, ada pengungsi yang tinggal di hunian sementara (huntara) dan ada
pula yang diberikan bantuan dana tunggu hunian sebesar Rp500 ribu dari
pemerintah pusat. Namun, masyarakat yang menerima DTH dan yang tinggal di huntara
akan didata terlebih dahulu agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.
“Saya sendiri datangi langsung lokasi banjir. Tiap hari, saya
turun ke kampung-kampung untuk memastikan semua pengungsi mendapatkan haknya,”
ujar bupati perempuan pertama di Lebak itu.
Terpisah, Kepala Desa Lebaksitu, Kecamatan Lebakgedong, Tb Imron
menginformasikan, akses jalan yang terputus ke wilayahnya kurang lebih dua
kilometer. Sekarang, akses jalan yang sudah ditangani baru satu kilometer.
Untuk itu, bantuan yang dipasok melalui darat harus dijemput warga ke Ciladaeun
dan selanjutnya dibawa dengan cara jalan kaki melalui jalan yang longsor.
“Saya dan masyarakat ingin agar longsor yang menutup jalan
segera terbuka. Sekarang kami enggak bisa ke mana-mana,” jelasnya.
Untuk bantuan, Imron menyatakan, bantuan logistik kepada
masyarakat Lebaksitu terus mengalir sejak dua pekan lalu. Bantuan dipasok
melalui udara dan jalur darat via Kecamatan Sobang. “Kalau bantuan logistik
sudah ada. Sekarang tinggal jalannya saja yang masih ditangani dan belum
terbuka,” tukasnya.
0 comments:
Post a Comment