Dalam Al Quran, Allah Swt menciptakan
penyakit sekaligus metode penyembuhan penyakit itu. Suatu penyakit dapat
dinyatakan sembuh atas izin dari Allah dengan dua macam treatment
sebagai proses penyembuhan yakni treatmen secara fisik dan non fisil
(spiritual). Hal ini berdasarkan Al Quran bahwa penyakit bukan hanya
berupa penyakit fisik namun juga penyakit non fisik yang tersembunyi
seperti kotor iman, kemunafikan, keragu-raguan, dusta dan tidak beriman.
Menurut Marios Loukas, Yousuf Saad, dkk dalam papernya berjudul “The Heart and cardiovascular system in the Quran and Hadeeth”,
Al Quran dan Hadits membagi beberapa penyakit fisik seperti sakit perut
(abdominal pain), mencret (diarrhea), demam (fever), penyakit kusta
(leprosy), dan penyakit mental. Obat yang manjur menurut Al Quran adalah
madu yang mengandung gula, vitamin dan anti mikroba. Untuk mencegah
berbagai penyakit, Al Quran melarang keras mengkonsumsidaging babi,
bangkai dan darah serta binatang yang disembelih tidak atas nama Allah
Swt.
Abd Al-Aziz Al-Khalidi
membagi dua obat (syifa) penyembuh penyakit yakni obat hissi untuk
menyembuhkan penyakit fisik dan obat ma’nawi untuk penyakit non fisik
(ruh dan kalbu manusia). Obat hissi seperti berobat dengan air, madu,
buah-buahan yang disebutkan dalam Al Quran sedangkan obat ma’nawi
seperti doa-doa dan isi kandungan dalam Al Quran. Pembagian atas dua
kategori obat didasarkan atas asumsi bahwa dalam diri manusia terdapat
dua substansi yang bergabung menjadi satu yakni jasmani dan ruhani.
Penyakit
yang terjadi pada jasmani harus ditempuh melalui sunnah pengobatan
hissin, bukan dengan sunnah pengobatan ma’nawi seperti berdoa. Tanpa
menempuh sunnahnya, maka penyakit itu tidak akan sembuh. Sementara
penyakit ruhani yang berhubungan dengan tingkah laku manusia adalah
produk fitrah nafsani (jasmani-ruhani) dimana aspek ruhani menjadi
esensi kepribadian manusia sedang aspek jasmani menjadi alat
aktualisasi. Penyakit jasmani yang disebabkan oleh penyakit ruhani cara
pengobatannya dengan sunnah pengobatan ma’nawi.
Penyakit Menurut Sains
Bila merujuk pada teori ilmu kesehatan
kontemporer, sumber penyakit berasal dari empat macam yakni: toksid
(racun) yang tertimbun dalam tubuh, ketidakseimbangan suhu badan,
ketidakseimbangan angin, dan ketidakseimbangan pikiran. Asal mula adanya
racun dalam tubuh manusia bersumber dari bahan-bahan kimia yang
berlebihan yang pernah dikonsumsi yang tercampur dalam makanan-minuman
seperti bahan pewarna, bahan pengawet, dan lainnya yang tidak diperlukan
tubuh; Sedang ketidakseimbangan suhu badan disebabkan system
pengeluaran urin yang bermasalah; demikian halnya ketidakseimbangan
angin menyebabkan masalah didalam usus besar dan matinya bakteri positif
serta kekurangan enzim tubuh; sementaraketidakseimbangan pikiran
(stress) menyebabkan tubuh mengeluarkan hormon steroid yang melemahkan
sistem imunitas.
Pendapat pakar
lainnya menyebutkan penyakit bukan bersumber dari kuman, virus atau
lain, tetapilebih disebabkan dari kelemahansistem daya tahan tubuh
manusia (sistem imunitas). Apabila sistem imunitas lemah atau terganggu,
makakuman (bakteri), atau virus mulaimenyerang tubuh. Sebagai
illustrasi tentang sistem imunitas, orang-orang yang bekerja sebagai
pengumpul barang-barang bekas/sampah (pemulung) tampakselalu kelihatan
segar dan bugarsementarabanyak orang yang sehari-hari bekerjadidalam
kantor yang dilengkapi fasilitas nyaman seperti AC ataupun orang-orang
yang banyak menghabiskan waktu didalam rumahbanyak terjangkit
penyakit-penyakitkronis.
Berdasarkan
tempatnya, rumah sakit pun dapat menjadi sumber penyakit yang disebut
nosokomial. Kualitas bakteri di rumah sakit bisa lebih ganas dibanding
tempat-tempat fasilitasumum lainnya karena sebelumnya telah berkompetisi
secara alami dengan bakteri lainnya, sehingga memiliki keunggulan dan
berhasil hidup mengalahkan bakteri lain. Proses pengobatan atau
penyembuhan penderita penyakit nosokomial tidak bisa dilakukan seperti
pasien biasa, melainkan memerlukan proses perawatan khusus. Para dokter,
perawat, bidan dan paramedis yang bertugas di rumah sakit
tergolongkomunitas profesi yang sangat rawan tertular penyakit. Anggota
masyarakatpun berpotensi terkena penyakitnosokomial bila membesuk pasien
yang tengah dirawat inap di rumah sakit (kompas.com).
Lemari
pendingin (kulkas) yang terletak didalam rumah pun dapat menjadi sumber
penyakit. Makanan yang tersimpan didalam kulkas bisa ditumbuhijamur
baik sebagian maupun seluruh permukaan makanan dan bahan makanan. Jamur
dapat menyebabkan reaksi alergi dan masalah pada pernapasan. Beberapa
jenis jamurmenghasilkan mikotoksin yaitu zat beracun yang dapat membuat
orang sakit.
Makanan protein pun
dapat menjadi sumber penyakit. Padahal selama ini proteindiperlukan
tubuh untuk membangun otot, jaringan kulit, rambut, kuku dan bagian
tubuh lainnya. Idealnya seseorang butuh 0,72 gram protein untuk setiap
kilogram berat badan. Jika berat badan seseorang sebesar 80 kg, maka
protein yang dibutuhkan adalah sekitar 57 gram. Menurut Gail
Butterfield, PhD, RD, pakar nutrisi dari Stanford University, dalam Journal of the American Geriatrics Society,
jumlah protein yang lebih dari 30 persen kebutuhan kalori tubuh bisa
membahayakan kesehatan. Tidak seperti sel-sel lemak yang bisa disimpan
dalam jaringan lemak jika kelebihan, tubuh tidak punya tempat untuk
menyimpan kelebihan protein. Oleh karena itu, kebanyakan protein akan
diubah oleh tubuh menjadi lemak terlebih dahulu untuk bisa disimpan.
Disinilah kunci dari bahaya kelebihan protein.
Gail
Butterfield yang juga menjabat Direktur Nutrition Studies at the Palo
Alto Veterans Administration Medical Center, mengatakan bahwa kelebihan
protein bisa menghasilkan senyawa keton yang bersifat racun. Senyawa
tersebut akan menyebabkan ginjal bekerja lebih berat untuk
mengeluarkannya dari tubuh. Alhasil, ginjal akan membutuhkan lebih
banyak air dan dari situlah dehidrasi muncul. Jika tubuh sudah
dehidrasi, berat badan bisa berkurang karena massa otot dan tulang
berkurang. Akibatnya, timbul risiko osteoporosis. Dehidrasi juga
menyebabkan ginjal menjadi stres dan efeknya akan berdampak pada
jantung. Senyawa keton dan dehidrasi juga menyebabkan tubuh menjadi
lemas, pusing, bau mulut dan lainnya. Protein juga bisa menyebabkan
reaksi alergi, seperti dermatitis topic, kaligata, penyakit kolagen,
colitis ulserativa dan penyakit crohn. Protein hewani yang berlebihan
dapat merusak DNA dan mengubah sel-sel menjadi sel kanker.
Penyakit Menurut Al-Quran
Ustad
Danu yang aktif melakukan pengobatan penyakit melalui doa-doa
menyatakan bahwa pada dasarnya sumber penyakit itu datangnya dari diri
sendiri bukan berasal dari virus, kuman bakteri, nyamuk, mutasi sel dan sebagainya. Menurut ustad acara Bengkel Hati di TPI ini, virus, kuman, bakteri yang merajalela didalam tubuh ketika sakit bukanlah sebab melainkan hanya akibat.
Alumnus
UII Yogya tersebut menganggap sumber penyakit akibat dari perbuatan
manusia itu sendiri melalui tingkah laku kita sehari-hari yang kurang
terpuji dihadapan Allah SWT. Perilaku yang kurang terpuji tersebut
berupa akhlak yang kurang baik menjadikan malaikat Atid terus mencatat
dan mencatat serta melaporkannya di hadapan Allah SWT, dimana sudah
berjalan bertahun-tahun bahkan mungkin juga sudah berbelas bahkan
berpuluh tahun sehingga akhirnya Allah menurunkan suatu musibah berupa
penyakit sebagai pengingat bagi umat-Nya agar segera kembali ke
jalan-Nya.
Pendapat tersebut
diatas mengacu pada QS: As-Syuura 42 :30-31, “ Dan apa saja musibah yang
menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri,
dan Allah memaafkan sebagian besar dari kesalahan-kesalahanmu. Dan kamu
tidak dapat melepaskan diri (dari azab Allah) di muka bumi, dan kamu
tidak memperoleh seorang pelindung dan tidak pula penolong selain
Allah”.
Penekanan pada kata
"pelindung dan penolong'selain Allah. Jadi kalau seseorang mau sembuh
dari penyakit makaharus kembali kepada pelindung dan penolong manusia
yaitu Allah SWT. Pada ayat lain dalam Al Quran berbunyi, “ Barangsiapa
yang mengerjakan dosa, maka sesungguhnya ia mengerjakannya untuk
(kemudharatan) dirinya sendiri. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana (QS: An-Nissa 4 :111).
Dalam
penafsiran Ustad Danu, dari ayat diatas menerangkan bahwabahwa dosa dan
kesalahan seseorang banyak sekali diampuni oleh-Nya, karena banyak
manusia sendiripun tidak akan sadar bahkan mungkin tidak bisa menghitung
dosanya setiap harinya. Dosa dan kesalahan itu dikerjakan terus menerus
dari hari kehari, bulan ke bulan bahkan hingga berpuluh tahun barulah
Allah akan menurunkan suatu musibah dalam hal ini penyakit semata-mata
hanya sebagai hukuman, sebagai peringatan, sebagai sentilan, sebagai
jeweran bagi manusia agar segera sadar bahwa manusia memang banyak salah
dan dosa agarsegera mau kembali ke jalan Allah.
Akhirul
kalam, sumber penyakit menurut sains dan Al Quran bisa saja berbeda
pada tataran konsep, namun dalam tataran aksi memiliki kesamaan. Tataran
aksi yang dimaksud adalah langkah-langkah terapi/pengobatan yang
berfokus pada dua kategori: pengobatan fisik dan non fisik
(spiritual/doa).
0 comments:
Post a Comment