Wednesday 19 February 2020

Antara Kebebasan Pers dan Stabilitas Negara

 
JAKARTA-Kebebasan Pers di Indonesia dinilai memburuk dalam setahun terakhir. Hal ini dipicu oleh rentetan peristiwa kekerasan terhadap jurnalis. Diketahui, pada 2018, Indeks Kebebasan Pers (IKP) Indonesia hanya menduduki peringkat 124 dari 180 negara dalam Indeks Kebebasan Pers Dunia Tahun 2018 versi Repoters Without Borders. Bahkan peringkat IKP Indonesia lebih rendah dibanding Timor Leste yang menempati peringkat 93.
"Indeks Kebebasan Pers Indonesia (peringkat) 124, mungkin indeks kita akan lebih jelek," kata Ketua AJI, Abdul Manan dalam Seminar Nasional "HAM, Kemerdekaan Pers, Perlindungan dan Keselamatan Jurnalis di Indonesia" di Erasmus Huis, Jakarta, Selasa (10/12/2019).
Abdul Manan mengatakan memburuknya Indeks Kebebasan Pers di Indonesia dipicu berbagai kasus kekerasan terhadap jurnalis yang terjadi belakangan ini. Misalnya, dalam kerusuhan yang terjadi di depan Gedung Bawaslu pada 21-22 Mei 2019. Dari 15 laporan kekerasan terhadap wartawan, sembilan kasus di antaranya dilakukan oleh polisi.
Belasan kasus kekerasan terhadap wartawan juga terjadi saat demonstrasi mahasiswa pada 23 hingga 30 September 2019. Belum lagi tiga kasus kekerasan terhadap wartawan di Makassar hingga pembatasan akses internet di Papua.
"Dengan peristiwa-peristiwa itu kalau ada yang menyebut Indeks Kebebasan Pers Indonesia akan lebih baik, saya kira itu sebuah keajaiban," katanya.
Pernyataan Abdul Manan ini menanggapi pernyataan Ketua Komisi Hubungan Antar-Lembaga dan Luar Negeri Dewan Pers, Agus Sudibyo. Agus meyebutkan kekerasan terhadap pers masih menjadi persoalan di Indonesia. Namun, lembaga-lembaga terkait di Indonesia, seperti Dewan Pers, AJI, LBH Pers, Komite Keselamatan Jurnalis, PWI dan lainnya, telah berupaya menangani berbagai kasus kekerasan tersebut secara berkualitas.
"Kekerasan terhadap wartawan masih menjadi persoalan yang sangat serius di Indonesia, tetapi upaya kita untuk menangani kekerasan tidak pernah kurang. Banyak kasus yang ditangani secara berkualitas. Dewan Pers mengapresiasi Komite Keselamatan Jurnalis, AJI, dan lain-lain yang selama ini bersama Dewan Pers menangani kekerasan-kekerasan terhadap jurnalis," katanya.
Menurut Agus, lembaga-lembaga internasional yang mengukur Indeks Kebebasan Pers hanya melihat jumlah kekerasan terhadap wartawan. Upaya-upaya menangani kasus kekerasan yang terjadi, tidak pernah menjadi bahan pertimbangan untuk pemeringkatan IKP.
"Seharusnya ini juga dipertimbangkan oleh lembaga-lembaga internasional yang melakukan pemantauan terhadap kebebasan pers di Indonesia atau lebih jauh lagi melakukan pemeringkatan Indeks Kemerdekaan Pers dunia," katanya.
Agus menambahkan, upaya pers dan masyarakat sipil serta mahasiswa dalam membendung RUU KUHP yang mengancam kebebasan pers juga tak menjadi pertimbangan lembaga pemantau kebebasan pers di Indonesia. Di sisi lain, dia menyatakan lembaga-lembaga tersebut juga tidak melihat perbedaan luasan suatu negara serta sistem politik yang ada di negara tersebut. Padahal, kata Agus, kekerasan terhadap wartawan salah satunya disebabkan kritisisme pers terhadap pengusaha, pemerintah, dan elit politik tertentu. Sikap kritis pers terhadap elite politik itu hanya dapat terjadi di negara dengan iklim demokratis, seperti Indonesia. Kasus kekerasan terhadap pers akan minim terjadi di negara dengan tingkat demokratisasi yang masih rendah dan kebebasan pers yang kurang melembaga.
"Kalau perbedaan sistem ini tidak dipertimbangkan dan lembaga internasional hanya melihat problem bukan bagaimana kita mengatasi problem, maka dengan sistem seperti itu bisa jadi Indeks Kemerdekaan Pers Singapura lebih tinggi dari Indonesia. padahal di sana tidak ada kebebasan pers dan di situ tidak ada alasan terjadinya kekerasan terhadap wartawan," paparnya.
Kekerasan terhadap JurnalisSejumlah jurnalis diketahui mengalami kekerasan saat meliput peristiwa kerusuhan dalam demonstrasi di depan Bawaslu pada 21-22 Mei 2019 maupun saat meliput kericuhan demonstrasi mahasiwa di depan Gedung DPR pada 23 hingga 30 September 2019. Bahkan, terdapat jurnalis yang mengalami kekerasan saat meliput dua peristiwa tersebut.
Salah satunya, Putra (27), jurnalis sebuah media daring. Kepada Beritasatu.com, Putra menuturkan peristiwa yang dialaminya. Selepas meliput kericuhan di sekitar depan Gedung Bawaslu dan Sarinah pada Rabu (22/5/2019) dini hari, Putra bersama dua rekan kantornya memilih untuk membeli makan di sekitar Jalan Gereja Theresia, Menteng. Lokasi tersebut dipilih karena banyak pedagang makanan dan relatif aman karena cukup jauh dari pusat kericuhan di Sarinah, yakni sekitar 100 meter.
Putra dan kawan-kawan pun memarkir motor mereka masing-masing tepat di depan sebuah kafe di jalan tersebut. Namun, baru saja sate padang yang dipesan Putra dan kawan-kawan tiba, sekelompok pria yang diduga aparat keamanan berpakaian preman menyisir dan mencari para demonstran yang dipukul mundur ke daerah itu. Kericuhan antara aparat dan demonstran pun pecah di sekitar lokasi Putra dan kawan-kawannya makan.
Lantaran situasi yang tidak kondusif, Putra bersama dua rekannya memilih mengakhiri istirahat mereka dan bergegas menjauh dari lokasi tanpa membawa motor. Setelah situasi mulai kondusif, Putra dan kawannya kembali ke lokasi tersebut untuk mengambil motor mereka. Nahas, saat tiba di lokasi, motor Honda Beat yang dipinjam Putra dari adiknya itu telah rusak parah. Lampu utama pecah, sepatbor, hingga sayap motornya patah.
"Sampai di sana kondisi motor sudah rusak parah bagian depannya. Parahnya lag,  helm saya juga hilang. Padahal motor saya sebelumnya baik-baik saja," katanya.
Tak cukup sampai di situ. Putra juga mengalami kekerasan saat ditugasi kantornya meliput aksi demonstrasi para pelajar di sekitar gedung DPR pada 25 September 2019. Putra mengaku saat itu sedang mencoba masuk gedung DPR untuk memarkir motor yang dikendarainya.
Saat tiba di sekitar Stasiun Palmerah, kericuhan antara pelajar dan aparat Kepolisian pun pecah. Putra pun bergegas mencoba masuk gedung DPR melalui pintu masuk pejalan kaki yang berada persis di samping pos polisi. Namun, petugas pengamanan dalam (pamdal) menolak permintaan Putra karena situasi yang sudah rusuh. Putra pun memutuskan memarkir motornya di pintu masuk pejalan kaki dan langsung berlari menjauh dari lokasi.
"Daripada membahayakan nyawa, saya parkir motor persis depan pintu masuk. Tadinya ingin parkir di dalam area gedung, tetapi dilarang pamdal," tuturnya.
Saat itu, bentrokan antara pelajar dan aparat semakin memanas. Putra yang sudah berada di tempat yang cukup aman, melihat para pelajar membakar motor-motor yang terparkir di sekitar lokasi, termasuk motor Honda Supra miliknya.
"Situasinya pecah banget. Tiba-tiba para pelajar itu langsung membakar motor saya dan tiga motor lainnya yang parkir juga di depan pintu itu," ungkapnya.

KulturKomisioner Komnas HAM, Choirul Anam mengatakan jurnalis merupakan pembela HAM. Untuk itu, kerja-kerja jurnalis harus dilindungi dari serangan dalam bentuk apa pun. Komnas HAM berkordinasi dengan Kepolisian untuk membuat kesepakatan bersama tentang mekanisme perlindungan pembela HAM, termasuk jurnalis.
"Kerja jurnalis, esensinya mereka mempunyai fungsi untuk penyambung informasi ke masyarakat yang tak bisa dibatasi. Jika ada sesuatu yang ditutupi dan diatur-atur, bagaimana mereka bekerja untuk kebutuhan informasi masyarakat," tegas Choirul Anam.
Sementara itu, Puri Kencana Putri dari Komite Keselamatan Jurnalis menyatakan kerja-kerja jurnalis erat kaitannya dengan HAM dan demokrasi. Untuk itu, perlu dibangun kultur dan iklim pers yang sehat dengan memberikan perlindungan terhadap kerja-kerja jurnalis. Namun, kekerasan demi kekerasan terhadap jurnalis terus terjadi. Dicontohkan Puri, kasus kerusuhan di depan Gedung Bawaslu pada Mei lalu mengancam keamanan para pekerja media. Selain itu, terdapat praktik persekusi di lapangan terhadap kelompok pekerja media. Bahkan, terdapat sejumlah pihak yang menempuh jalur hukum atas pemberitaan media. Menurutnya, berbagai peristiwa tersebut menjadi pembelajaran penting perlindungan terhadap keselamatan jurnalis harus dilihat dari beragam aspek.
"Angka (kekerasan terhadap pers) memang menurun. Dari di atas 50 (kasus) menjadi di bawah 50, tetapi juga harus dilihat bentuk-bentuk serangan," katanya.
Puri meminta perusahaan media untuk memperhatikan keselamatan pekerja media, terutama mereka yang ditugaskan di wilayah tertentu. Apalagi, kata Puri, setelah melalui tahun politik pada 2019, tren pemberitaan di masa mendatang diprediksi mengarah pada industri yang berkaitan dengan sumber daya alam.
"Mungkin lima tahun ke depan kita menghadapi tren industri ekstraktif di dunia. Pemberitaan harus juga masuk di sana untuk mengabarkan praktik-praktik terbaik ataupun sebaliknya. Tren ini harus juga dilihat oleh perusahaan media untuk memastikan para pekerja media yang diturunkan ke spot-spot tertentu memiliki sejumlah hak yang harus dilindungi," katanya.
Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Owen Jenkins mengaku terkesan dengan media-media di Indonesia yang dinamis dan idealis. Ranah media di Indonesia, katanya, seperti halnya demokrasi, telah membuat kemajuan besar sejak reformasi. Meski beragam dan bebas, Freedom House menilai pers Indonesia tidak sepenuhnya bebas. Masih banyak laporan tentang kekerasan dan intimidasi terhadap jurnalis, dan konsentrasi kepemilikan media. Reporters Without Borders menempatkan Indonesia pada peringkat 124 dari 180 negara dalam Indeks Kebebasan Pers Sedunia. Owen juga mengutip catatan AJI bahwa terdapat sekitar 40-50 kasus kekerasan terhadap jurnalis setiap tahunnya.
"Bahkan beberapa daerah di Indonesia masih sulit untuk diakses oleh jurnalis," katanya.
Owen mendorong Indonesia untuk bergabung dengan Inggris, dan banyak negara lainnya untuk merancang dan mengembangkan Rencana Aksi Nasional untuk Keselamatan Jurnalis. Rencana aksi nasional Indonesia akan memberikan serangkain rekomendasi yang komprehensif bagi jurnalis, pemerintah dan masyarakat sipil terhadap langkah-langkah yang mendukung sebuah lingkungan yang bebas dan aman bagi jurnalis dan para praktisi media.
Untuk itu, dibutuhkan komitmen semua pihak untuk bekerja sama melalui dialog untuk mengembangkan pemahaman yang sama tentang masalah yang dihadapi. Rencana aksi nasional yang dihasilkan kemudian akan menjadi rencana yang komprehensif untuk seluruh masyarakat. Rencana aksi nasional ini memungkinkan Indonesia untuk mengambil peran aktif dalam mencegah serangan dan intimidasi terhadap jurnalis. Hal ini juga mendorong tindakan cepat dalam menanggapi serangan dengan membangun mekanisme darurat nasional.
"Peran vital media dalam menyediakan informasi yang benar dan akurat kepada masyarakat harus dilindungi. Setiap serangan terhadap kebebasan pers adalah serangan terhadap kebebasan kita semua," tegasnya.
Share:

0 comments:

Post a Comment

UCAPAN IDUL FITRI 1445 H

UCAPAN IDUL FITRI 1445 H

DPRD BENGKULU

DPRD BENGKULU

Sekretariat DPRD Kota Cilegon

Sekretariat DPRD Kota Cilegon

PERKIM KOTA CILEGON

PERKIM KOTA CILEGON

SEKRETARIAT DPRD KOTA CILEGON

SEKRETARIAT DPRD KOTA CILEGON

Sekretariat DPRD Tangerang

Sekretariat DPRD Tangerang

DPRD KOTA SERANG

DPRD KOTA SERANG

DINAS PEMDIDIKAN KOTA SERANG

DINAS PEMDIDIKAN KOTA SERANG

segenap Crew Mohon Maaf Lahir Dan Batin

segenap Crew Mohon Maaf Lahir Dan Batin

BAPENDA PROVINSI BANTEN

BAPENDA PROVINSI BANTEN

PEMERINTAH TANGERANG

PEMERINTAH TANGERANG

DPRD SIDOARJO IDUL FITRI 1445 H

DPRD SIDOARJO IDUL FITRI 1445 H

Dinas Pendidikan Kota Serang ISRA MIRAJ 1445 h

Dinas Pendidikan Kota Serang ISRA MIRAJ 1445 h

Jadilah Perbedaan Menjadi Kekuatan

Jadilah Perbedaan Menjadi Kekuatan

Hidup Untuk Saling Melindungi Bukan Saling Melukai

Hidup Untuk Saling Melindungi Bukan Saling Melukai

PERTAMINA 2024

PERTAMINA 2024

Penawaran Kerja Sama

TV KONTAK BANTEN

KEMENTRIAN SEKRETARIS NEGARA

KEMENTRIAN SEKRETARIS NEGARA

Hari Amal Bhakti ke 78 Bakti Untuk Negeri

Hari Amal Bhakti ke 78 Bakti Untuk Negeri

FORUM UNIVERSITAS TRISAKTI

FORUM UNIVERSITAS TRISAKTI
Media yang kuat butuh rakyat yang terlibat, mengelola kebebasan dengan bertanggung jawab._ Najwa Shihab

SILAKAN PASANG IKLAN KLIK

SELAMAT HUT KORPRI 2023

SELAMAT HUT KORPRI 2023

KONTAK MEDIA GROUP

KONTAK MEDIA GROUP

BACA BERITA BIKIN PAS DI HATI YA DI SINI !!

BAPENDA PROVINSI BANTEN HARI PERS 2024

PEMERINTAH BANYUWANGI

PEMERINTAH BANYUWANGI

TALK SHOW MENCARI PEMIMPIN SEJATI

TALK SHOW MENCARI PEMIMPIN SEJATI

INFO CPNS DAN PPPK 2023 KLIK

PESAN MAKANAN ENGAK RIBET

MOTO KAMI


BERBUAT BAIK TERHADAP SESAMA SESUNGGUHNYA UNTUK KEBAIKAN DIRI KITA

HARI KETERBUKAAN INFORMASI 2023

HARI KETERBUKAAN INFORMASI 2023

KEMENTRIAN HUKUM DAN HAM

KEMENTRIAN HUKUM DAN HAM

RESOLUSI TAHUN 2024

RESOLUSI TAHUN 2024

INFO DEWAN PERWAKILAN RAKYAT (DPR) RI

KEMENTRIAN BUMN

KEMENTRIAN BUMN

SELAMAT HARI ADIYAKSA KE 62

SELAMAT HARI ADIYAKSA KE 62

Jadikan Kritik Masyarakat Sebagai INTROPEKSI

Jadikan Kritik Masyarakat Sebagai INTROPEKSI

ENERGI KOLOBORASI

ENERGI KOLOBORASI

Bergerak TAK TERBATAS

Bergerak TAK TERBATAS

PEMERINTAH SUBANG JABAR

PEMERINTAH SUBANG JABAR

KELUARGA BESAR KEJAKSAAN RI

KELUARGA BESAR KEJAKSAAN RI

SENYUM ADALAH IBADAH

SENYUM ADALAH IBADAH

PEMERINTAH BIRIEUN ACEH

PEMERINTAH BIRIEUN ACEH

SELAMAT DAN SUKSES

SELAMAT DAN SUKSES

Bergerak Tumbuh Bersama

Bergerak Tumbuh Bersama

Berbuat Baiklah Karena Senyum Pun Ibadah

Berbuat Baiklah Karena Senyum Pun Ibadah

SELALU BERBUAT UNTUK BANGSA

AWAS BAHAYA LATEN KORUPSI

AWAS BAHAYA LATEN KORUPSI

Kata Motifasi Koran Kontak Banten

Kata Motifasi Koran Kontak Banten

Mau Kirim Tulisan Artikel Klik aja

MOTO KAMI


Sekecil APAPUN Yang Anda Perbuat Akan Menjadikan Cermin Kami untuk Maju

BARCODE INFO KERJA KLIK

Silakan Pesan Buku Catatan Kehidupan Ali

Berita Populer

PEMERINTAH JAWA TIMUR

PEMERINTAH JAWA TIMUR

PEMERINTAH JAWA TENGAH

PEMERINTAH JAWA TENGAH

INFO KPK

INFO KEJAKSAAN RI

Bergerak Kita Bangkit untuk Indonesia

Bergerak Kita Bangkit untuk Indonesia

BERIKAN SENYUM UNTUK MU INDONESIA

BERIKAN SENYUM UNTUK MU INDONESIA

HUT RI KE 78 2023

HUT RI KE 78 2023

BANGKIT LEBIH KUAT

BANGKIT LEBIH KUAT

AYO SELAMATKAN BUMI KITA

AYO SELAMATKAN BUMI KITA

PRAJA MUDA JIWA MUDA

PRAJA MUDA JIWA MUDA

Hati Nurani Tidak Ada Dalam Buku Tapi Ada di Hati

Hati Nurani Tidak Ada Dalam Buku Tapi Ada di Hati

PEMERINTAH TANGERANG

PEMERINTAH TANGERANG

SELAMAT HUT BAWASLU REPUBLIK INDONESIA

BERGERAK DAN BERGERAK

Portal Kementrian Kemlu Indonesia

Seputar Parlemen

INFO KPK JAKARTA

INFO ICW NASIONAL KLIK

Salam Damai Untuk Indonesia

Layanan Kota Tangerang Selatan BPHTB

Kementrian

Susunan Redaksi

Kementrian PU

Support