![]() |
LEBAK-Banjir bandang dan longsor yang melanda enam kecamatan di Kabupaten
Lebak, pada 1 Januari 2020 lalu, menyebabkan banyak perkampungan
penduduk terisolir. Akses jalan terputus akibat jembatan yang menjadi
sarana penyeberangan satu-satunya roboh.
Salah satu kampung yang terisolir akibat putusnya sarana
penyeberangan yakni Kampung Muhara, di Desa Ciladaeun, Kecamatan
Lebakgedong. Pascabanjir, hanya sebuah jembatan darurat seadanya yang
dibangun secara swadaya oleh warga sekitar.
Kini kondisi Kampung Muhara tak lagi terisolir. LAZ Harfa bersama
Baitul Maal Muamalat (BMM) dan Vertical Rescue Indonesia (VRI) membangun
sebuah jembatan gantung sepanjang hampir 100 meter yang diresmikan
Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya, Rabu (5/2/2020).
“Adanya gerakan-gerakan sosial dari lembaga-lembaga sosial seperti
ini sangat membantu masyarakat. Kami sangat berterima kasih kepada LAZ
Harfa, BMM dan VRI yang mewujudkan harapan kami, mendampingi masyarakat
untuk bangkit,” kata Iti.
Pembangunan jembatan memakan waktu kurang lebih 1 minggu dibantu masyarakat secara bergotong royong dari pagi hingga malam hari.Kami bersama BMM berkomitmen selama 1 tahun ke depan akan mendampingi
para penyintas. Insya Allah ini menjadi manfaat, berkah untuk kita
semua,” kata Direktur Utama LAZ Harfa, Indah Prihanande.
“Kultur gotong royong di desa ini sangat kental sekali. Masyarakatnya
luar biasa, sehingga kami tidak ragu untuk membantu masyarakat di sini
bersama LAZ Harfa, karena kami juga sudah mendampingi selama 2 tahun,”
ujar Galih Pujonegoro mewakili BMM menambahkan.
0 comments:
Post a Comment