SERANG, (KB).- Sejumlah daerah mengintensifkan
pencegahan dan pengawasan untuk mengantisipasi penyebaran virus corona
dari wilayah Tangerang yang pergerakannya semakin cepat. Selain
menyalurkan disinfektan, pemantauan dan pemeriksaan juga dilakukan
terhadap warga yang memiliki riwayat bepergian ke daerah terpapar virus
corona.
Pemerintah Kota (Pemkot) Serang melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota
Serang misalnya, membentuk gugus tugas. Dengan terbentuknya gugus tugas
tersebut, pemkot sudah mengerahkan seluruh organisasi perangkat daerah
(OPD).
“Dinas kesehatan mungkin saat ini sedang proses penyempurnaan rencana
operasional bagaimana gugus tugas melaksanakan tugas. Mudah-mudahan
hari Senin kita sudah dapat melaksanakan gugus tugas tersebut,” kata
Asda I Kota Serang Anthon Gunawan usai melaksanakan rapat gugus tugas di
Aula Setda Kota Serang, Jumat (20/3/2020).
Menurut dia, semua OPD sudah bergerak sesuai dengan tugasnya. Seperti
Disperdaginkop yang sudah melakukan pemantauan komoditi, Satpol PP yang
melakukan pemantauan pelaksanaan edaran wali kota dan lainnya.
Berkaitan dengan perkembangan Covid-19, wakil ketua gugus tugas
penanganan Covid-19 Kota Serang Ikbal mencatat sebanyak 14 Orang Dalam
Pemantauan (ODP) dan 2 Pasien Dalam Pengawasan (PDP) terkait Covid-19.
Kedua PDP itu saat ini sedang dalam proses perawatan di RSDP Serang.
“Informasi dari Dinas Kesehatan masih 2 PDP dan 14 ODP. Jadi belum
ada kasus lebih lanjut itu juga limpahan dari RSDP. Sekarang kan sudah
dirawat di RSDP hasil swabnya juga masih proses. Mudah-mudahan bisa
tertangani, hasil swabnya itu mudah-mudahan negatif,” kata Ikbal yang
juga Kepala Dinas Kesehatan Kota Serang.
Untuk ODP, ucap dia, pihaknya banyak menerima laporan dari rumah
sakit seperti dari RSDP, RS Sari Asih dan RS Bhayangkara. Artinya,
mereka memilih langsung datang ke rumah sakit tanpa melalui puskesmas.
“Yang datang ke puskesmas ada peningkatan, tapi lebih ke arah konsultasi,” ucapnya.
Saat ini, kata dia, Dinkes sendiri sudah melakukan pergeseran
anggaran untuk penanganan Covid-19 yang akan dilaksanakan gugus tugas.
Anggaran itu berasal dari Dana Insentif Daerah (DID) dan APBD Kota
Serang sebesar Rp 2,2 miliar.
“Yang digeser itu pembelian kendaraan ambulans kita pending dulu,
kegiatan-kegiatan kesehatan lingkungan kita geser, mudah-mudahan
tertutup di perubahan,” katanya.
Anggaran itu akan disiapkan oleh tim gugus tugas untuk pengadaan Alat
Pelindung Diri (APD) yang akan didistribusikan ke rumah sakit dan
puskesmas, termo gun, masker, hand sanitizer dan disinfektan.
“Kita berharap sih memang sebelum Mei sudah selesai. Tapi kalau
dilihat dari trennya sepertinya kalau episentrum yang positif masih
adanya di Tangerang Raya, bukan tidak mungkin episentrum itu bergeser ke
wilayah barat,” ujarnya.
Lima kecamatan dipantau
Dari Kabupaten Serang, antisipasi penyebaran virus corona di daerah
tersebut dilakukan dengan memantau lima kecamatan yakni Waringin kurung,
Kramatwatu, Kragilan, Cikeusal, dan Bandung. Sebab, di lima titik
tersebut ada beberapa ODP dan PDP Covid-19.
Plt Kepala Dinkes Kabupaten Serang sekaligus Juru Bicara Gugus Tugas
Percepatan Penanganan Penyebaran Covid-19 Agus Sukmayadi mengatakan,
saat ini ada lima kecamatan yang dilakukan pemantauan oleh Dinkes dan
puskesmas. Pemantauan tersebut dilakukan agar pihaknya bisa melacak
kontak PDP dan ODP di wilayah tersebut.
“Apakah kontak dengan lokal atau luar, misalnya pulang dari luar
negeri. Kalau lokal itu yang sudah dinyatakan merah seperti Jabodetabek.
Kalau dulu kan yang dipantau hanya yang kontak dari luar negeri,
sekarang turun bagi yang baru datang dari daerah merah pun itu ODP,”
ujarnya kepada Kabar Banten saat ditemui di ruangannya, Jumat (20/3).
Berdasarkan data sebaran ODP dan PDP hingga Kamis (19/3), lima
kecamatan yang dipantau tersebut yakni Waringinkurung, Kragilan,
Kramatwatu, Cikeusal dan Bandung. Kebanyakan ODP dan PDP di lima
kecamatan tersebut ada yang pernah bepergian ke luar negeri dan ada juga
yang baru pulang dari Jabodetabek.
“Kami belum tahu untuk Kabupaten Serang (trennya meningkat atau
tidak). Kalau nasional ada peningkatan signifikan. Kalau kita nanti
lihat data berdasarkan surveilance Puskesmas,” tuturnya.
Namun demikian, sampai saat ini pihaknya belum menerima ada warga
Kabupaten Serang yang terkonfirmasi positif Covid-19 baik yang ditangani
RSDP atau pengawasan Dinkes. Disinggung soal ketersediaan ruang isolasi
di RSDP, Agus mengatakan dari Pemda ada upaya untuk menambah ruang
isolasi. Karena sampai saat ini ruang isolasi masih terbatas.
“Apalagi RSDP itu rujukan regional Banten Barat malah ada dari
Tangerang, Pandeglang, Kota Cilegon dirujuk ke sini, ini perlu ada
penambahan ruang isolasi untuk Covid-19,” ucapnya.
Sementara, Humas RSDP Khaerul Anam mengatakan, untuk saat ini PDP di
rumah sakitnya ada penambahan dua orang. Dengan demikian, total PDP di
ruang isolasi RSDP ada 5 orang.
“3 PDP yang awal masih dirawat belum keluar hasilnya,” ujarnya.
Bantuan disinfektan
Berbeda dengan upaya yang dilakukan Pemkot Cilegon, yang memberikan
bantuan 6.000 liter disinfektan, pompa cairan disinfektan, hand spray,
serta sabun cuci tangan kepada organisasi perangkat daerah (OPD),
instansi vertikal, dan masyarakat di Kota Cilegon.
Penyerahan bantuan ribuan liter cairan disinfektan dilakukan oleh
Wali Kota Cilegon Edi Ariadi di lapangan upacara Pemkot Cilegon, Jumat
(20/3/2020).
Pantauan Kabar Banten, ribuan liter cairan tersebut dibagi per dua jeriken sebanyak 50 liter untuk setiap penerima bantuan.
Selain itu, pemkot pun mengerahkan puluhan petugas untuk melakukan
penyemprotan di seluruh ruangan di lingkungan Pemkot Cilegon. Ruang
kerja Wali Kota Cilegon Edi Ariadi dan Sekda Kota Cilegon Sari Suryati
tidak luput dari penyemprotan cairan disinfektan.
Wali Kota Cilegon Edi Ariadi mengatakan, perkembangan infeksi
Covid-19 di Indonesia sangatlah cepat dan sangat mengkhawatirkan.
Mengingat cepatnya penularan Covid-19, dirinya mengeluarkan instruksi
terkait pencegahan penyebaran virus corona di wilayah Kota Cilegon.
Salah satunya yaitu dengan meliburkan kegiatan belajar mengajar pada
satuan pendidikan PAUD/TK/RA, MI/SD, SMP/MTs, serta lembaga kursus dan
pelatihan yang berada di wilayah Kota Cilegon.
“Kebijakan ini saya ambil, agar para orangtua dapat melakukan
pengawasan dan upaya perlindungan terhadap keluarganya masing-masing.
Termasuk mengurangi dan membatasi interaksi dengan orang lain,
menggunakan cairan antiseptik, serta tidak melakukan kunjungan ke
tempat-tempat keramaian,” ujarnya.
Menurut Kepala BPBD Kota Cilegon Erwin Harahap, pemberian bantuan
tersebut merupakan bagian dari kepedulian Pemkot Cilegon terhadap
masyarakat Kota Cilegon. Ribuan liter disinfektan ini, katanya,
merupakan hasil olahan pihaknya bersama PMI Kota Cilegon.
“Cairan ini kami olah di Markas PMI Kota Cilegon kemarin, itu
sebanyak 6.000 liter. Kemudian kami masukan ke jeriken ukuran 20 liter
dan 30 liter. Sekarang kami bagi-bagi untuk instansi-instansi dan
masyarakat,” tuturnya.
Dosen positif corona
Sementara itu, penyebaran virus corona di wilayah Tangerang semakin
mengkhawatirkan. Bukan hanya di lingkungan permukiman, virus corona juga
menghebohkan lingkungan kampus Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT)
yang mengumumkan seorang dosennya dinyatakan positif corona.
Rektor Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) Ahmad Amarullah
membenarkan bahwa salah seorang dosen UMT terkonfirmasi suspect
Covid-19. Amarullah menyebut, dosen itu sedang menjalani perawatan di RS
Mitra Kemayoran Jakarta.
“Kami konfirmasi bahwa benar salah seorang dosen kami 80 persen
suspect Covid-19,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya, Jumat
(20/3/2020).
Amarullah menjelaskan, dosen yang tak dibeberkan identitasnya ini
merasakan gejala Covid-19, yakni demam tinggi sejak 9 Maret 2020 dan
langsung dilakukan rawat inap hingga saat ini.
“Jadi, menurut teori siklus masa inkubasi Covid-19, diperkirakan yang
bersangkutan sudah terpapar Covid-19 sejak 4 Maret 2020 di luar kampus
UMT,” katanya.
Namun, kabar baik pun menyelimuti sang dosen itu. Amarullah
menuturkan, kondisi sang dosen sudah mulai membaik dengan suhu tubuh
saat ini 36,4 derajat celcius.
“Maka, atas dasar tersebut keluarganya mengharapkan pengertian para
kolega dan awak media agar dapat menjaga privasi untuk mempercepat
kesembuhan,” tuturnya.
Amarullah menyarankan bagi kolega dan mahasiswa yang sebelum 9 Maret
2020 melakukan kontak fisik dengan sang dosen itu agar melakukan
screening di fasilitas kesehatan setempat.
“Untuk memastikan kampus steril, pada hari ini dilakukan penyemprotan
cairan disinfektan di seluruh ruangan untuk membasmi Covid-19,”
ucapnya.
Kasus konfirmasi Covid-19 di Provinsi Banten terus bergerak, dari
sebelumnya 19 orang menjadi 19 orang hingga Jumat (20/3/2020). Bukan
hanya kasus konfirmasi yang bertambah dari 17 orang menjadi 19 orang,
pasien meninggal juga bertambah dari 2 orang menjadi 3 orang.
Berdasarkan data https://infocorona.bantenprov.go.id/
hingga pukul 20.00, total 23 orang yang terdiri atas 19 orang dirawat,
seorang sembuh, dan 3 meninggal. Dari jumlah pasien dirawat, terbanyak
berasal dari wilayah Tangerang yakni Kabupaten Tangerang 8 orang, Kota
Tangerang 6 orang, dan Tangerang Selatan 5 otang. Sedangkan 3 pasien
yang meninggal, berasal dari Kota Tangerang dan Tangerang Selatan.
0 comments:
Post a Comment