JAKARTA-Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) ikut memperkuat
penanganan Covid-19 dengan memberikan dana bantuan sebesar Rp3 miliar
untuk Rumah Sakit Haji Jakarta dan Rp 2 miliar untuk Rumah Sakit Syarif Hidayatullah.
"Dana itu diambil dari dana kemaslahatan hasil pengelolaan dana abadi umat," kata Kepala BPKH, Anggito Abimanyu di Jakarta.
Dana sebanyak Rp5 miliar tersebut nantinya akan dialokasikan untuk
membeli masker, hazmat, dan sejumlah alat pelindung diri atau ADP sesuai
kebutuhan kedua RS tersebut. Saat ini penanganan Covid-19 menjadi
prioritas semua orang. Terutama tim kesehatan, harus didukung semua
kalangan.
"Semakin melonjaknya tingkat penyebaran Covid-19 mengakibatkan
penuhnya rumah sakit rujukan dan menipisnya peralatan medis, APD (Alat
Pelindung Diri) dan fasilitas kesehatan yang tersedia. Untuk itu, rumah
sakit dan tim kesehatan perlu kita bantu bersama-sama," katanya.
Saat ini Rumah Sakit Haji Jakarta dan Rumah Sakit Syarif Hidayatullah
sudah diperintahkan oleh Menteri Agama, Fachrul Razi untuk bersiap
menjadi tempat isolasi pasien positif Covid-19. Untuk itulah, segala
persiapan terkait tim kesehatan menjadi penting.
"Sehingga ketika ada pasien di dua rumah sakit ini sudah siap menerima,” tutupnya.
Badan Pengelola Keuangan Haji bersama Badan Amil Zakat Nasional, dan
Kementrian Agama Republik Indonesia juga sepakat akan membentuk posko
Covid 19 dan mengoptimalisasikan anggaran guna pencegahan penyebaran
virus corona di Indonesia.
Perusahaan di bawah naungan Kamar Dagang dan Industri Indonesia
(KADIN), Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia menyerahkan bantuan alat
kesehatan kepada pemerintah, guna mencegah penyebaran virus corona.
Peralatan uji cepat dan masker secara simbolik diterima Menteri Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.
"Penyebaran virus yang cepat dan tak memilih korbannya mengingatkan
kita akan pentingnya menggalang solidaritas dalam penanganan pandemi
ini. Kami melihat Kementerian BUMN yang membawahi sejumlah entitas
pelayanan publik mesti mendapatkan dukungan, kata Managing Director
Sinar Mas, G.Sulistiyanto, Selasa (24/3).
Sulistiyanto yang mengkoordinasikan inisiatif ini menyatakan
Pemerintah memfasilitasi mereka lewat relaksasi perizinan impor alat
kesehatan guna penanganan pandemi yang lebih cepat, aman dan menyeluruh.
Bantuan bertahap tersebut berbentuk peralatan uji cepat (rapid test
kit), alat perlindungan diri (APD atau personal protective equipment),
alat bantu pernapasan (ventilator), serta masker.
"Kami telah lama bersinergi dengan sektor usaha dalam aktivitas
sosial dan filantropi, namun baru kali ini bekerja sama menghadapi
pandemi. Penanganan bersama Covid-19 adalah ujian terbesar kebersamaan
kami," jelasnya.
Ketua Umum Kadin, Rosan Roeslani berharap lebih banyak lagi sektor
privat yang turut bergabung dalam donasi yang berlangsung secara
bertahap. "Kami berharap, donasi berbagai perusahaan mampu menggalang
pendanaan hingga sebesar Rp 500 miliar, akan sangat baik jika mencapai
lebih dari itu," ujar Rosan.
Dia menyebut, perusahaan yang berkomitmen hari ini adalah Ciputra
Group, First Resources Ltd., Mulia dan Wilmar International. Secara
berkala pihaknya akan melaporkan perkembangan donasi kepada Presiden RI.
[idr]
0 comments:
Post a Comment