![]() |
Bacalon Wali Kota Cilegon, Ratu Ati Marliati saat
mengukuhkan tim pemenangannya di depan Gedung DPD Partai Golkar Cilegon,
Sabtu (7/3/2020)
|
CILEGON-Pecah! Begitu kata paling pas untuk menggambarkan suasana deklarasi
tim pemenangan dan tim relawan calon Wali Kota Cilegon, Ratu Ati
Marliati di depan Gedung DPD Golkar Cilegon, Sabtu (7/3/2020).
Dalam kesempatan deklarasi sekaligus pengukuhan tim itu, Ratu Ati
Marliati mengatakan, antusiasme para relawan baik yang tergabung dalam
Partai Golkar maupun yang non partai, membangkitkan semangat dan
optimisme dirinya sebagai kandidat.
"Ibarat burung, saya seperti memiliki dua sayap yang kukuh untuk
terbang tinggi di atas langit politik Cilegon," kata Ratu Ati dalam
orasi politiknya.
Dengan nada agak emosional, Ratu Ati mengibaratkan bahwa saat ini ada
banyak burung lain yang saat ini juga mulai terbang dan melakukan
berbagai manuver di udara.
"Dari mulai cara-cara yang normal sampai dengan cara-cara yang tidak
normal. Terdapat banyak indikasi berupa upaya-upaya provokatif untuk
menjatuhkan saya sebagai kandidat," ungkapnya.
Calon Wali Kota yang diusung Partai Golkar itu secara lugas
mengatakan bahwa semua itu ia anggap sebagai riak-riak biasa dalam
demokrasi untuk mencari perhatian.
"Kalau orang tidak cukup percaya diri untuk dianggap baik, biasanya
jalan yang paling mudah adalah memprovokasi warga dan berusaha membuat
kesan bahwa orang lain jelek atau buruk," ujarnya.
"Inilah hari-hari yang saya alami belakangan ini. Dan mungkin akan
terus berlanjut seiring waktu pilkada yang makin dekat," imbuhnya.
Tetapi, Ratu Ati menegaskan bahwa semua itu tidak akan membuat
dirinya baper. Ia juga meminta para pendukungnya semua tidak baper dan
tidak reaktif menghadapi prilaku buruk orang lain.
"Sebab kita harus pegang prinsip bahwa demokrasi itu baik, niat kita
baik, dan kita percaya bahwa masyarakat Cilegon baik. Karenanya kita
akan terus menempuh dengan cara-cara yang baik" kata dia.
"Jangan lupa, hakekat demokrasi adalah "fastabiqul khairat", berlomba
untuk kebaikan. Apakah kita lemah? Tidak!. Karena niat baik dan
kebaikan adalah kekuatan itu sendiri. Sampai pada tingkat tertentu, jika
sudah melampaui batas kepatutan, tentu kita juga tidak akan diam dan
akan menempuh cara-cara yang dibenarkan secara hukum," sambungnya.
"Cilegon bukan hanya warisan sebuah kota. Cilegon adalah amanat
pengabdian yang harus dirawat dan dilanjutkan," ujarnya diikuti riuh
tepuk tangan.
Ia menambahkan, ada begitu banyak kemajuan yang sudah diraih di
berbagai sektor pembangunan. Mulai dari sektor pembangunan fisik maupun
nonfisik. Semua itu tidak mungkin kita hentikan atas nama klaim sebuah
perubahan.
Gerak pembangunan yang dilakukan hari ini , lanjutnya, adalah
kelanjutan dari gerak masa lalu, dan gerak yang akan akan tempuh di masa
datang berpijak dari gerak hari ini.
"Lalu dari mana logikanya jika membangun kota ini dengan cara meninggalkan masa lalu," kata Ratu Ati dengan penuh tanda tanya.
Masih kata Ratu Ati, yang bisa diakukan adalah sebuah rangkaian gerak
penyempurnaan dari waktu ke waktu. Sebab membangun sebuah kota dan
masyarakat. Tidak mungkin berangkat dari titik nol dengan cara membuang
capaian di masa lalu dan capaian hari ini.
"Kalau pun ada, itu tidak lebih dari retorika yang kosong belaka. Itu
sebabnya saya menetapkan sebuah kredo, tagline: Sukses Cilegon Tak
Boleh Henti," tegasnya.
Di depan ribuan relawan, Ratu Ati menyatakan bertekad untuk terus
maju. "Hari-hari yang saya lalukan bersama segenap tim dan simpatisan,
adalah menghampiri dan berjumpa dengan banyak warga dari beragam
lapisan. Saya berdialog dengan mereka, mendengar dan menyerap langsung
harapan terdalam mereka. Ini sangat penting saya lakukan ketimbang harus
meladeni berbagai prasangka buruk yg ditiupkan sementara pihak," kata
dia lagi.
Berjumpa dan mendengar langsung harapan masyarakat khususnya
masyarakat bawah, lanjutnya, memberinya energi positif untuk menatap
Cilegon di masa datang. Sebab ada begitu banyak agenda penting yg masih
harus dilakukan.
"Masyarakat atau warga sebenarnya adalah "majikan demokrasi".
Merekalah yang memiliki kedaulatan untuk memilih jenis pemimpin yang
mereka inginkan. Dalam demokrasi, kita bukan siapa-siapa. Rakyatlah yang
berkuasa, dan mereka memiliki kearifannya sendiri untuk menentukan
pemimpin yang mereka inginkan. Tugas kita termasuk saya, adalah memberi
kabar gembira, harapan baik, bahwa Cilegon ke depan akan menjawab
harapan-harapan itu," kata dia.
Sebelum menutup orasi politiknya, Ratu Ati berpesan kepada relawan
dan tim, agar mendekati warga dengan cara yang baik dan simpatik.
"Beri mereka informasi yang benar baik tentang diri saya selaku
kandidat maupun terkait berita dan rumor yg beredar di tengah
masyarakat," pungkasnya
0 comments:
Post a Comment