JAKARTA--Ketua
Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas
Gajah Mada (UGM), Jangkung Handoyo Mulyo mengungkapkan rasa salut.
Bahkan, ia mendukung langkah Kementerian Pertanian (Kementan) dalam
meredam gejolak pasar di tengah wabah virus Covid-19.
Kementan,
menurut Jangkung, mengambil langkah tepat dengan memonitoring harga dan
pasokan ke lapangan secara langsung. Intensif ini, sangat efektif
karena memastikan data stok pangan secara cepat dan akurat. Disisi lain,
langkah tersebut juga sangat efektif sebagai pengawasan ketat terhadap
oknum yang berbuat curang.
“Hasil
monitoring menunjukkan bahwa panen raya di bulan Maret dan April ini,
bisa menopang kondisi pangan Nasional. Selain itu, monitoring akan
meningkatkan market confident bahwa ketersediaan pangan sesungguhnya
cukup dan karenanya merupakan signal positif untuk mereduksi potensi
terjadinya spekulan pangan," ujar Jangkung, Rabu, 25 Maret 2020.
Tercatat,
sampi saat ini, ada 11 komoditas bahan pokok yang dikawal pemerintah
secara intens. Kesebelas itu, antara lain; beras, jagung, bawang merah,
bawang putih, dan cabai merah besar. Kemudian ada juga cabai rawit,
daging sapi/daging kerbau, daging ayam ras, telur ayam ras, gula pasir,
dan minyak goreng.
"Pak
Menteri (Syahrul Yasin Limpo) bahkan datang ke gudang beras di Food
Station Tjipinang Raya untuk melihat ketersediaan stock beras. Hasil
kunjungannya ini semakin menambah keyakinan pemerintah bahwa stock beras
untuk beberapa bulan ke depan aman," katanya.
Dalam
kunjungannya beberapa waktu lalu, Mentan memastikan jumlah stok stok
beras hingga bulan April mendatang mencapai 3 juta ton. Stok ini, bahkan
mampu mencukupi kebutuhan warga selama menjalani pembatasan sosial atau
masa penanganan penyebaran covid-19 dengan pola Work From Home (WFH).
Selain
Mentan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga turun langsung melihat
kondisi beras di gudang Badan Urusan Logistik (Bulog). Di sana, Presiden
meminta agar stok pangan tahun ini tersedia dengan baik dan mencukupi
kebutuhan masyarakat.
"Pengecekan
stok beras merupakan langkah yang tepat. Dalam hal ini, Presiden ingin
memberikan rasa nyaman dan tenang di masyarakat karena masalah pangan
merupakan sensitive issues yang berkait erat dengab stabilitas ekonomi
maupun stabilitas politik. Jadi, sebaiknya masyarakat tidak perlu
khawatir akan kelangkaan pangan. Message ini diharapkan akan mereduksi
dan sekaligus mencegah terjadinya panic buying," tandasnya.
0 comments:
Post a Comment