BANTEN -Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten sebelumnya pernah
menyarankan kepada pemerintah, khusususnya kepada Pemerintah Provinsi
(Pemprov) Banten, agar bantuan kepada masyarakat yang terkena dampak
covid-19 bisa disalurkan sesuai dengan kebutuhan alias melalui cara non
tunai.
Hal itu dimaksudkan agar bantuan keunangan yang diberikan tidak
menjadi salah guna atau diselewengkan untuk keperluan yang peruntukannya
seperti membeli rokok, yang harusnya untuk membeli beras berikut lauk
dan sayuran lainnya.
Kepala BPS Provinsi Banten, Adi Wirana mengatakan, penyaluran bantuan
kepada masyarakat yang terkena dampak covid-19 secara tunai, meski
dianggap praktis.
Namun, pada perjalanannya dikhawatirkan justru menjadi tidak tepat
sasaran, lantaran peruntukannya berubah menjadi keperluan membeli rokok
dari sebelumnya direncanakan untuk membeli beras.
“Kami pernah menyarankan dalam diskusi jangan tunai, kuatirnya
diselewengkan bukan buat beli beras malah buat beli rokok. Jangan uang,
bisa jadi rokok,” kaya Adi, kepada Kabar6.com, Senin (20/4/2020).
Menurutnya, meski Kepala Keluarga, laki-laki khususnya, istri dan
anaknya kelaparan. Namun, pada kenyataannya banyak kepala rumah tangga
yang tetap membeli rokok, meski kebutuhan hidupnya masih belum
mencukupi.
Dan hal itu dibuktikan oleh tingginya angka inflasi yang disebabkan oleh rokok sebagai pemicunya.
“Benar, kebanyakan kepala keluarga akan membeli rokok dari pada
beras. Padahal, jika beli beras atau ikan sebagai sumber protein akan
mengakibatkan generasi selanjutnya pintar dan sehat, sebagai investasi
keluar dari kemiskinan,” katanya.
Sebelumnya, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset (BPKAD)
Provinsi Banten, Rina Dewiyanti mengatakan, penyaluran bantuan kepada
masyarakat terdampak covid-19 dari Pemprov Banten akan disalurkan
melalui rekening penerimanya masing-masing Dimana, masing-masing penerima bantuan setiap bulannya akan mendapatkan
Rp600 ribu, dengan total keseluruhan mencapai 670 ribu KK di Provinsi
Banten yang mendapatkan.(
0 comments:
Post a Comment